Rabu, 23 Maret 2011

Lembaga Dana Lestari Sumatra ( SSF ) Diluncurkan

NEWS.,Jakarta — Setelah melalui proses yang melibatkan berbagai pihak, lembaga Dana Lestari Sumatera atau Sumatra Sustainability Fund (SSF), hari selasa (22/6/10) diluncurkan di Jakarta. Sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, tokoh nasional dan kepala daerah provinsi di Sumatera hadir untuk menyatakan dukungannya.
Dalam sambutan tertulisnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan bahwa SSF adalah respon konstruktif terhadap hasil kesepakatan sepuluh Gubernur Sumatera untuk penyelamatan ekosistem Pulau Sumatera yang ditegaskan dalam rangkaian Kongres IUCN di Barcelona pada tahun 2008. “Komitmen yang kuat untuk melakukan konservasi tentunya tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek pendanaan, maka sistem pendanaan yang sesuai adalah yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan,” jelasnya.
“Lembaga tersebut diharapkan dapat mendukung proses pembangunan berkelanjutan di Sumatera. Sumatera yang lestari adalah sebuah cita-cita pembangunan berkelanjutan Pulau Sumatera dalam mendukung kehidupan dan kesejahteraan, bukan hanya bagi masyarakat yang tinggal di pulau Sumatera, melainkan juga bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh umat manusia di dunia,” tambahnya.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Prof. Dr. Emil Salim menyatakan dukungannya, “Saya berharap SSF mampu memfasilitasi peluang pendanaan untuk menyelamatkan alam dan lingkungan Sumatera melengkapi yang sudah ada untuk konservasi di Sumatera.”
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyatakan, ”Dengan didirikannya SSF sebagai lembaga penyalur dana hibah, diharapkan tercipta benang merah pengikat dalam kerja sama lintas sektor, lintas institusi dan lintas aktor bagi pengelolaan ekosistem sehingga pengelolaan dapat dilakukan secara lebih komprehensif dan terpadu.”
Lebih lanjut Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan bahwa ekosistem Sumatera sangat spesifik dan bernilai penting secara nasional dan global. “Di pulau ini terdapat empat satwa kunci (flagship species) yang hidup berdampingan, yakni harimau, gajah, orangutan dan badak Sumatera. Hutan-hutan di Sumatera juga merupakan daerah resapan air, penyimpan cadangan karbon, gudang tanaman obat, serta sumber penghidupan bagi jutaan masyarakat sekitarnya. Saya sangat mendukung didirikannya SSF ini yang diharapkan dapat menjadi jembatan komunikasi antara stakeholder yang bekerja untuk penyelamatan ekosistem pulau Sumatera dan melengkapi pendanaan yang sudah ada.”
Sementara, Chief Executive Officer WWF-Indonesia, Dr. Efransjah menyambut baik peluncuran SSF ini. “Tingginya dukungan dan komitmen pemerintah baik daerah maupun pusat merupakan bukti keseriusan pemerintah untuk penyelamatan ekosistem pulau Sumatera. WWF-Indonesia berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam pengelolaan kawasan yang memiliki fungsi ekologi penting bagi masyarakat Sumatera”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar