Busan, 29 November 2019 – Limbah pengolahan kayu sengon ternyata diminati di Korea Selatan.
Limbah pengolahan kayu sengon dapat berupa serbuk gergaji (sawdust) dan serpihan kayu (wood
chips). Salah satu perusahaan yang sudah mengimpor kedua produk tersebut dari Indonesia ke
Korea Selatan adalah Inakor Co.,Ltd.
“Kejelian para pelaku usaha bisa membantunya mendapatkan peluang ekspor. Siapa sangka
limbah pengolahan kayu sengon ternyata diminati di Korea Selatan,” kata Direktur Pengembangan
Produk Ekspor Ari Satria saat mengunjungi Inakor Co., Ltd di Sacheon, Korea Selatan.
Kunjungan ini dilakukan pada Kamis (28/11) yang merupakan rangkaian kegiatan delegasi misi
dagang Indonesia di Korea Selatan. Turut mendampingi dalam kunjungan tersebut, Kepala Biro
Humas Olvy Andrianita dan Kepala Indonesian Trade Promotion Center Busan Ni Made Kusuma
Dewi.
Sawdust kayu sengon dapat dimanfaatkan sebagai ‘animal bedding’. Sedangkan wood chips kayu
sengon dapat digunakan sebagai media untuk budi daya jamur. Saat ini Inakor telah mengimpor
sawdust dari kayu Sengon asal Indonesia ke Korea Selatan sebanyak 48 kontainer atau 10.000 ton
per tahun.
Pemilik perusahaan Inakor Co.,Ltd Hartono mengatakan, selama ini tidak mendapat masalah
dalam mengimpor produk-produk Indonesia. "Proses impor produk Indonesia sejauh ini berjalan
dengan lancar tanpa hambatan. Aturan perizinan untuk memasukkan hasil limbah kayu terebut ke
Indonesia sudah sangat jelas. Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan tol membantunya
mengekspor produk Indonesia dengan waktu lebih cepat dan biaya lebih murah," jelasnya.
Selain limbah kayu sengon, Inakor saat ini mengimpor peralatan dapur/peralatan makan dari kayu
dengan merek Indonesia “Oesing Craft” dari Banyuwangi. Oesing Craft terdaftar sebagai produsen
produk impor di Korea Selatan sehingga bisa menggunakan merek asalnya. Hal ini merupakan
keistimewaan tersendiri karena tidak semua produk Indonesia bisa masuk ke Korea Selatan
dengan merek sendiri.
Saat ini jumlah impornya sebanyak satu kontainer per bulan. Selain itu, produk-produk tersebut
telah tersertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) karena terbuat dari kayu. Produk-produk
tersebut juga juga telah dilengkapi dengan sertifikasi ‘food grade’ dari Ministry of Food and Drugs
Safety Korea Selatan.
“Kerajinan tangan dari kayu dan produk-produk dapur/alat makan dari kayu juga memiliki prospek
di Korea Selatan. Masyarakat Korea Selatan menggemari produk-produk tersebut,” kata Hartono
Sandal Jepit Indonesia Segera Masuk ke Korea Selatan.
Tidak hanya limbah kayu sengon dan kerajinan dari kayu, kini Hartono tengah dalam proses
mengimpor sandal jepit merek Indonesia ke Korea Selatan. “Sandal jepit yang bagi sebagian orang
tidak menarik, ternyata juga menyimpan peluang ekspor. Di Korea Selatan, sandal jepit Indonesia
mulai diminati,” ujar Hartono.
Hartono juga menjelaskan, produk lain yang memiliki nilai jual yang menjanjikan di pasar Korea
adalah sedotan dari bambu yang ramah lingkungan.
Pesaing Indonesia adalah Filipina dan Vietnam. Namun, dengan kualitas dan konsistensi kualitas
dan kontinuitas pasokan, produk asal Indonesia menjadi lebih berdaya saing. Konsumen Korea
sangat berminat dengan produk-produk ekspor Indonesia.
Inakor. Co.Ltd adalah perusahaan eksportir dan importir yang didirikan diaspora Indonesia pada
September 2018. Inakor juga aktif mengikuti pameran perdagangan yang difasilitasi Kementerian
Perdagangan seperti Cafeshow, Seoul Food, Entech, dan sebagainya.
Sementara itu, Kepala ITPC Busan Dewi menyampaikan, pihaknya berkomitmen membantu para
importir di Korea Selatan yang berminat dengan produk-produk dari Indonesia. “ITPC Busan siap
membantu para importir di Korea Selatan untuk memasarkan produk-produk Indonesia ke Korea
Selatan,” pungkas Dewi.