Jumat, 29 September 2017

Avanza Kembali Raih Penghargaan Sebagai Mobil Keluarga Terfavorit

Jakarta--Predikat sebagai mobil keluarga yang ideal bagi masyarakat Indonesia tetap melekat pada Toyota Avanza. Dalam ajang Reader's Choice Award 2017 yang diselenggarakan Majalah Mother & Baby di Kartika Expo Balai Kartini, Kamis 28 September 2017. Low MPV Toyota ini kembali sukses meraih penghargaan tertinggi untuk kategori mobil keluarga terfavorit.

"Terimakasih atas penghargaan yang diberikan pembaca Majalah Mother & Baby karena yang telah memilih Toyota Avanza sebagai Mobil Keluarga terfavorit pada ajang Reader's Choice Award 2017. Apresiasi ini sekaligus merupakan jawaban atas komitmen Toyota yang senantiasa berupaya menghadirkan ever better cars kepada pelanggan," kata Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto, pada kesempatan yang berbeda.

Avanza berhasil terpilih sebagai mobil terfavorit pilihan pembaca untuk kategori mobil keluarga karena dinilai sebagai kendaraan yang konsisten memperhatikan unsur keamanan dan kenyamanan untuk para penumpangnya, tidak terkecuali bagi anak balita dan ibunya.

Memiliki desain body yang didukung konsep Unibody yang dikembangkan Toyota dengan menggabungkan sisitem semi-monokok dengan subframe dan menggunakan sasis monokok dari tengah ke belakang membuat Avanza sebagai MPV yang kuat. Desain Unibody ini memberikan kemampuan lebih kepada Avanza dalam menahan beban berat, termasuk untuk 7 penumpang.

Dipadu dengan teknologi Global Outstanding Assesment (GOA) dari Toyota, konsep Unibody memberikan perlindungan yang kuat dan aman bagi seluruh penumpang. Tak hanya tangguh dan mampu bergerak lincah, serta nyaman untuk perjalanan jauh, Avanza yang angka penjualannya hingga saat ini mencapai lebih dari 1,6 juta unit juga merupakan kendaraan yang memiliki fitur-fitur keamanan berkendara yang modern terlengkap di kelasnya, layaknya semua mobil Toyota yang sudah dilengkapi dengan basic safety feature seperti airbag, 3 point seater, dan isofix.

"Penerapan konsep dan desain, serta kelengkapan fitur-fitur kenyamanan dan keamanan yang canggih dan modern yang disematkan pada semua produk Toyota, tidak terkecuali pada Avanza makin menegaskan komitmen Toyota untuk senantiasa menempatkan faktor keamanan dan kenyamanan penumpang sebagai prioritas," kata Soerjopranoto.

Sejalan dengan semangat Let's Go Beyond, Toyota selalu berupaya menghadirkan mobil yang mampu memberikan ekspektasi lebih kepada penggunannya. Tak hanya dari sisi produk, seiring pula untuk mewujudkan Total Ownership Benefit kepada pelanggannya, Toyota juga senantiasa melakukan improvement dari sisi teknologi dan layanan.

"Jadi, selain menghadirkan produk dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pelanggan, Toyota juga memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan pengalaman terbaik dalam kepemilikan mobil dan mewujudukan peace of mind bagi pelanggannya," ucap Soerjopranoto.

Kamis, 28 September 2017

Indonesia Memenangkan Penghargaan Bergengsi di ITU Telecom World 2017

Busan, Korea Selatan, 28 September 2017 - Keikutsertaan Indonesia di ajang bergengsi ITU Telecom World 2017 menarik perhatian dunia. Kehadiran Indonesia di ajang ini diwakili oleh perusahaan yaitu PT Telkom Indonesia dan Tokopedia, startup digital seperti Modalku, Tukang Sayur, Cashlez, dan Nurbaya Initiative, serta program inisiatif anak bangsa Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.

Di penutupan kegiatan hari ini, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mendapatkan Recognition of Excellence untuk “Key Message on Digitally Empowered and MSME (Micro and Small Medium Enterprises) and Digital Connectivity as World’s Solution to Wealth Distribution Disparity.

Para perwakilan startup Indonesia yang mengikuti kompetisi ITU Telecom World Global SME Award memukau para juri dan pakar dari berbagai belahan dunia. Dalam penghargaan ini, Indonesia menjadi finalis di dua kategori dan pemenang di Global SME Award.
  • Pemenang Global SME Award dengan nilai tertinggi (Excellence Award): Modalku
  • Finalis Global SME Award kategori Business Model: Tukangsayur.co
  • Finalis Global SME Award kategori Greatest Social Impact: Kampung UKM Digital
Tak ketinggalan, dalam kesempatan yang sama PT Telkom Indonesia turut mendapatkan penghargaan lewat Admedika untuk kategori Coporate Award bidang E-health. 

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kominfo atas dukungannya kepada startup di Indonesia. Inklusi keuangan adalah salah satu masalah terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Dengan dukungan dari Kominfo dan ITU kami berharap pemanfaatan digital dapat diterapkan secara maksimal untuk para UMKM Indonesia agar dapat mengatasi kesenjangan kesejahteraan masyarakat. Saya bangga menjadi warga negara Indonesia, dan menjadi pemenang Global SME Awards 2017,” ujar Iwan Kurniawan, Co-Founder dan COO Modalku.

Dalam kesempatan ini, Fadhilah Mathar, Direktur Umum Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika, Kementerian Kominfo, menyatakan sangat bangga atas pencapaian anak-anak bangsa di tingkat internasional. Fasilitasi pemerintah dalam menjembatani start-up menuju skalabilitas bisnis yang lebih tinggi, menjadi salah satu tujuan dari partisipasi Kementerian Kominfo dalam ajang bergengsi ini. Hal ini setujuan dengan ajakan Menteri Kominfo, Rudiantara, untuk memulai gerakan global guna menangani kesenjangan kesejahteraan masyarakat termasuk kesenjangan pendapatan masyarakat di negara manapun ekonomi di seluruh dunia.

Rabu, 27 September 2017

Pelabuhan Patimban Pacu Ekspor Otomotif Nasional

Kementerian Perindustrian mendorong percepatan pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Proyek strategis ini diyakini mampu menurunkan biaya dan mempermudah akses logistik bagi manufaktur-manufaktur khususnya yang berlokasi di kawasan industri Jawa Barat.

“Kami memberikan apresiasi terhadap kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam pembanguan Pelabuhan Patimban ini. Industri akan berkembang kalau segera diselesaikan. Apalagi akan dibangun port khusus industri otomotif,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Rapat Koordinasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/9).

Adanya pelabuhan yang porsi sahamnya sebesar 49 persen milik Jepang ini, Menperin memproyeksi ekspor otomotif bakal meningkat hingga 30 persen. Pasalnya, mayoritas produsen otomotif berada di Jawa Barat. Saat ini, produksi industri otomotif di Indonesia mencapai 1,1 juta unit per tahun dengan ekspor sebesar 200 ribu unit per tahun.

“Di samping itu bisa berperan mendukung global supply chain industri otomotif nasional,” imbuhnya. Airlangga juga berharap, Pelabuhan Patimban dapat menurunkan beban lalu lintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta termasuk lalu lintas angkutan barang di sepanjang tol Cikampek menuju Jakarta.

“Ini menjadi wujud nyata pemerintah untuk menyelesaikan persoalan logistik. Karena kalau dari Jawa Barat ke Tanjung Priok, biayanya sebesar USD4,9 per kilometer (KM). Sedangkan, best practice di negara lain hanya USD1 per KM. Sehingga Pelabuhan Patimban mendorong industri lebih kompetitif,” paparnya.

Dasar Hukum Pembangunan Pelabuhan Patimban adalah Perpres No. 3 tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional dan Perpres No 47 Tahun 2016 tentang penetapan pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang sebagai proyek strategis nasional.

Selanjutnya, Kemenperin juga mendukung penyelesaian pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).  “Jawa Barat bagian Selatan mulai tumbuh industri garmen dan sepatu. Dengan selesainya jalur tol Bocimi ini, akses logistik juga akan menjadi lebih baik,” jelas Airlangga.

Hal tersebut seiring dengan fokus Kemenperin dalam pengembangan industri padat karya berorientasi ekspor. “Kami juga tengah mengusulkan fasilitasi insentif untuk industri padat karya berorientasi ekspor agar mendapatkan tax allowance, sama seperti sekarang yang diberikan kepada industri yang investasinya lebih dari USD1 juta,” ungkapnya.

Pada Rakorpusda tersebut, disimpulkan bahwa Pemerintah bertekad untuk memacu pengembangan sektor ekonomi yang potensial dan berdaya saing tinggi melalui peningkatan dan pemerataan kapasitas infrastruktur. Dalam hal ini, termasuk sektor manufaktur yang terus memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.

Potensi industri Jabar :
Menperin juga menyampaikan, instansinya terus mengembangkan potensi sektor industri di Jawa Barat (Jabar) karena selama ini kontribusinya cukup besar terhadap perekonomian nasional. Apalagi, dari 82 kawasan industri yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, separuhnya berlokasi di Jabar.

“Jabar merupakan wilayah yang strategis, sehingga dipacu menjadi salah satu pusat industri hulu hingga hilir. Hal ini ditandai dengan percepatan pembangunan infrastruktur di beberapa wilayah Jabar untuk menjadi magnet bagi masuknya investasi asing dan dalam negeri,” paparnya.

Menperin menegaskan, pemerintah mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai sumber pertumbuhan baru yang disesuaikan dengan karakteristik daerah. Khusus untuk Jabar bagian Utara, industri yang potensial antara lain sektor otomotif, elektronika, makanan dan minuman, telematika, serta tekstil dan produk tekstil. Sedangkan,  wilayah Jabar bagian Selatan, industri pengolahan hasil pertanian dan maritim.

Merujuk data Pemprov Jabar, provinsi dengan Ibukota Bandung ini berkontribusi sebesar 14,33 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional dan menyumbang 60 persen PDB sektor industri manufaktur. Dari sisi investasi, Jawa Barat memberikan 34,46 persen dari penanaman modal asing.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah tenaga kerja berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada tahun 2016 mencapai 120.647.697 orang, di mana yang bekerja di sektor industri sebanyak 15.975.086 orang dengan kontribusi terbesar dari Provinsi Jawa Barat sekitar 3.892.044 orang (24,93%). Selanjutnya, diikuti Jawa Tengah 3.219.793 orang (20,16%), dan Jawa Timur 2.948.203 orang (18,46%).

Oleh karena itu, dalam upaya pengembangan industri berdaya saing tinggi, yang perlu dilakukan adalah peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi dan pembangunan politeknik atau akademi komunitas di kawasan industri. “Salah satu langkah yang telah dilakukan Kemenperin, yaitu meluncurkan program pendidikan vokasi industri untuk wilayah Jabar pada Juli lalu,” ujar Menperin.

Menurutnya, program pendidikan vokasi yang mengusung konsep link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri tersebut guna menghasilkan tenaga kerja terampil sekaligus meningkatkan kinerja sektor industri nasional. Provinsi Jawa Barat menjadi pilihan tahap ketiga, setelah sukses digelar di Jawa Timur serta Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

Untuk wilayah Jabar, Kemenperin menggandeng sebanyak 140 industri dan 409 SMK dengan dilakukan penandatanganan mencapai 807 perjanjian kerja sama. “Jumlah perjanjian kerja sama itu, karena sebagian SMK dibina oleh lebih dari satu perusahaan, sesuai dengan program keahlian yang dimiliki,” tutur Airlangga.

Di samping itu, Kemenperin juga gencar menciptakan wirausaha baru di lingkungan pondok pesantren melalui program Santripreneur. Upaya ini dimaksudkan agar para lulusan pondok pesantren nanti dapat turut mendorong penumbuhan industri kecil dan menengah (IKM). Apalagi Jabar memiliki cukup banyak kota santri.

“Untuk meningkatkan skala ekonomi IKM Jabar, kami juga melakukan pendampingan yang memastikan adanya jaminan produk, keamanan dan standar. Selain itu, kami mendorong pemanfaatan teknologi dan integrasi IKM ke perekonomian digital melalui pengembangan e-smart IKM,” paparnya.

Selasa, 26 September 2017

Bidik Pasar Jepang, AS, dan Eropa, Nilai Ekspor Batik Lampaui USD 39 Juta

Nilai ekspor batik dan produk batik sampai dengan semester I tahun 2017 mencapai USD39,4 juta dengan tujuan pasar utamanya ke Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Eropa. Capaian ini menandai bahwa industri batik nasional memiliki daya saing yang komparatif dan kompetitif di pasar internasional.

“Indonesia telah menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia. Makanya, batik yang menjadi identitas bangsa kita, semakin populer dan mendunia,” kata Sekjen Kementerian Perindustrian Haris Munandar mewakili Menteri Perindustrian pada pembukaan Pameran Hari Batik Nasional (HBN) 2017 di Plasa Pameran Industri, Jakarta, Selasa (26/9).

Sekjen meyakini, potensi pasar ekspor batik nusantara masih bisa ditingkatkan, mengingat perdagangan produk pakaian jadi dunia sebesar USD442 miliar. “Ini menjadi peluang besar bagi industri batik kita untuk memperluas pangsa pasarnya karena batik sebagai salah satu bahan baku bagi produk pakaian jadi,” tuturnya.

Apalagi, saat ini batik bertransformasi menjadi beragam bentuk produk fesyen, kerajinan dan dekorasi rumah yang telah mampu menyentuh lapisan masyarakat luas dari berbagai kelompok usia, golongan, dan pekerjaan. “Bahkan, tokoh-tokoh dunia seperti Barrack Obama dan Bill Gates senang menggunakan batik. Kita rakyat Indonesia, juga harus bangga menggunakan batik,” tegas Haris.

Sesuai tema Pameran HBN 2017: Menjaga Warisan Budaya Batik Indonesia, Sekjen mengingatkan, sebagai warga negara Indonesia semestinya dapat melestarikan warisan budaya nusantara tersebut. Banyak cara untuk melakukannya. Salah satu contohnya yang perlu diaperesiasi adalah upaya sinergi antara Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin dengan Yayasan Batik Indonesia dalam penyelenggaraan pameran HBN ini, yang dilaksanakan pada 26-29 September 2017.

Menurut Haris, langkah kolaborasi antara pihak akademisi (Academics), pelaku usaha (Business), pemerintah (Government), dan komunitas (Community) atau disebut ABGC menjadi sangat penting guna mewujudkan pelestarian budaya dan pengembangan industri batik nasional secara berkelanjutan.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, pihaknya terus meningkatkan produktivitas dan daya saing industri nasional agar mampu menghasilkan produk-produk yang memiliki keunggulan komparatif. Selain didukung dengan sumber daya alam yang melimpah, potensi tersebut bisa tercapai karena juga adanya kebijakan pro bisnis dari pemerintah.

Di tengah ketatnya persaingan global, beberapa produk Indonesia mampu kompetitif dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perdagangan dunia. Tentunya ini dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat,” paparnya.

Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengemukakan, pelaku IKM nasional segera memanfaatkan platform digital untuk menjangkau konsumen semakin besar. “Selain memfasilitasi melalui kegiatan promosi dan pameran, yang tidak kalah penting adalah kami telah memiliki program e-Smart IKM untuk peningkatan akses pasar mereka terutama di pasar online yang potensinya sangat besar,” jelasnya.

Regenerasi pembatik

Dalam upaya pengembangan industri batik nasional secara berkelanjutan, upaya yang perlu dilakukan adalah meregenerasi perajin batik. Pasalnya, sebagian besar pembatik di Indonesia telah berusia di atas 40 tahun.

“Kami melihat, jumlah anak muda yang mau menjadi perajin batik masih sangat terbatas. Untuk itu, regenerasi menjadi hal yang penting untuk menjaga keberlanjutan industri batik,” ujar Sekjen Kemenperin Haris Munandar.

Oleh karenanya, Kemenperin bersama pemangku kepentingan terkait gencar melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi keterampilan membatik kepada para generasi muda mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. “Kita harus dapat meyakinkan kepada para generasi muda bahwa profesi menjadi perajin batik atau bisnis di industri batik memiliki prospek yang menjanjikan,” lanjutnya.

Menurut Haris, industri batik selama ini memiliki peran penting sebagai penggerak perekonomian regional dan nasional, penyedia lapangan kerja, serta penyumbang devisa negara. Kemenperin mencatat, pelaku usaha batik di Indonesia didominasi oleh sektor IKM yang tersebar di 101 sentra yang sebagian besar tersebar di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan D.I Yogyakarta.

Jumlah tenaga kerja yang terserap di sentra IKM batik mencapai 15 ribu orang. Pada tahun 2016, nilai ekspor kain batik dan produk batik mencapai USD149,9 juta.

Selain meningkatkan kompetensi SDM, Kemenperin juga aktif melaksanakan pengembangaan kualitas produk, standardisasi, serta fasilitasi mesin dan peralatan untuk memacu daya saing dan kapasitas produksinya. “Kami pun telah mendorong pelaku industri batik agar memanfaatkan berbagai fasilitas pembiayaan seperti KUR, LPEI dan insentif lain untuk memperkuat struktur modalnya,” paparnya.

Di sampung itu, Gati menyampaikan, pihaknya terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas dalampengembangan batik warna alam Indonesia.“Misalnya, pengembangan batik warna alam yang memiliki ketahanan cuci dan gosok, sehingga warnanya lebih tahan lama. Untuk itu, diperlukan teknik pewarnaan alam yang lebih efisien,” tuturnya.

Batik merupakan warisan budaya tak benda asli Indonesia. UNESCO mengukuhkan batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada tanggal 2 Oktober 2009. Prestasi ini sangat membanggakan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selain itu, pengakuan internasional tersebut juga telah membangkitkan semangat para perajin dan industri batik nasional untuk terus mengembangkan usahanya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Senin, 25 September 2017

IWIC ke-11 Undang Talenta Muda Indonesia dan Dunia Ciptakan Inovasi Digital

Jakarta, 25 September 2017 – Indosat Ooredoo, perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia hari ini (25/9) kembali meluncurkan IWIC untuk tahun penyelenggaraan ke-11. IWIC yang telah ”go global” sejak tahun lalu dan tahun ini mengusung tema ”Digital Nation”, mengajak generasi muda Indonesia dan dunia berkompetisi menciptakan ide dan aplikasi yang tidak hanya bermain di kancah lokal, namun juga bermanfaat bagi masyarakat secara global.

IWIC bertujuan untuk menumbuhkan dan menemukan minat-minat baru generasi muda di dunia digital, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan talenta digital Indonesia seiring dengan tingginya tren penggunaan aplikasi mobile. IWIC juga membuka peserta dari berbagai negara sejak tahun lalu, bertujuan untuk membuat para talenta muda Indonesia mampu hadir dan bersaing dengan pemain global. 

”Tahun ini Indosat Ooredoo tepat berusia 50 tahun. Di usia 50 tahun ini kami ingin menegaskan kembali komitmen kami mewujudkan Indonesia Digital Nation melalui visi kami menjadi perusahaan digital terkemuka di Indonesia. Kompetisi IWIC ke-11 ini merupakan bentuk komitmen kami mewujudkan visi tersebut, sebuah ajang kompetisi inovasi teknologi di bidang mobile pertama dan secara konsisten dilakukan sejak 10 tahun yang lalu. IWIC mengundang para talenta muda digital di Indonesia juga di negara-negara lain untuk berkompetisi ide, kreatifitas, serta inovasi digital untuk mempermudah hidup masyarakat,” ujar President Director & CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli.

Setelah sepuluh tahun penyelenggaraannya, program unggulan Indosat Ooredoo ini telah mengumpulkan lebih dari 10.703 proposal ide dan aplikasi digital anak bangsa. beberapa dari karya inovatif pemenang IWIC telah dapat dinikmati oleh masyarakat.

”Kami berharap semakin banyak aplikasi yang bisa dinikmati masyarakat, karena ke depan para developer akan dapat berkenalan dengan API Indosat Ooredoo. API atau application programming interface merupakan perangkat fungsi dan protokol untuk membangun aplikasi perangkat lunak. API yang disediakan Indosat Ooredoo akan memberikan akses lebih cepat terhadap sebuah aplikasi untuk dapat berinteraksi dengan pelanggan,” tambah Alexander Rusli.

Berpartisipasi di program IWIC tidak hanya memberikan kesempatan untuk memenangkan hadiah dari karya yang telah dibuat, tetapi juga kesempatan membangun jejaring kerja untuk mewujudkan dan mengembangkan karya mereka” lanjut Alexander Rusli.

Pada program IWIC ke-11, kategori kompetisi yang dapat diikuti yaitu: kategori Kids & Teens, Beginner, Professional  dan Women & Girls. Kategori-kategori ini akan berkompetisi untuk ide dan aplikasi di bidang Entertainment, Utility, Media (social media, chatting, ebook) dan juga Special Needs. Para peserta dapat membuat ide dan aplikasi untuk system operasi Android, iOS, Windows Mobile.

IWIC ke-11 juga dimeriahkan dengan rangkaian kegiatan roadshow dan gathering komunitas, hackathon dan bootcamp menjelang grand final IWIC. Para pemenang IWIC akan mendapatkan berbagai hadiah menarik diantaranya uang tunai senilai total ratusan juta rupiah serta kesempatan untuk mengunjungi berbagai perusahaan global.

Tentang Indosat Ooredoo
Indosat Ooredoo (IDX: ISAT), bagian dari Ooredoo Group, adalah perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia yang memberikan akses dan konektivitas kepada setiap orang dan bisnis. Berfokus pada human growth, Indosat Ooredoo ingin meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik melalui dunia digital.

Pada semester 1 2017, Indosat Ooredoo memiliki 96,4 juta pelanggan dan mencatatkan peningkatan trafik data sebesar 189,6% dibandingkan semester 1 2016. Indosat Ooredoo memiliki pegawai lebih dari 4.000 orang dan mencapai pertumbuhan pendapatan sebesar 8,4% terhadap periode yang sama tahun sebelumnya. Indosat Ooredoo menerima penghargaan sebagai Most Innovative Company of the Year tahun 2015 dari Asia Pacific Stevie Awards.

Tentang Ooredoo
Ooredoo, adalah perusahaan telekomunikasi internasional terkemuka yang menyediakan layanan selular, telekomunikasi fixed line, internet broadband dan layanan bagi pelanggan korporasi, sesuai kebutuhan pelanggan ritel dan bisnis di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Tenggara. Sebagai perusahaan yang fokus pada masyarakat, Ooredoo, memiliki visi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan yakin bahwa layanannya dapat mendorong pertumbuhan bagi pelanggannya untuk mencapai potensi terbaiknya melalui penyediaan layanan komunikasi yang bermanfaat. Ooredoo telah hadir di Qatar, Kuwait, Oman, Algeria, Tunisia, Iraq, Palestina, Maldives, Myanmar dan Indonesia. Perusahaan meraih predikat sebagai “Most Innovative Company of the Year – Untuk Wilayah Timur Tengah dan Afrika” pada International Business Awards tahun 2015.

Perusahaan melaporkan pendapatan usaha sebesar US$ 8,8 milyar di tahun 2015 dan memiliki lebih dari 117 juta pelanggan di seluruh dunia. Saham Ooredoo tercatat di Bursa Qatar dan Bursa Sekuritas Abu Dhabi.

Jumat, 22 September 2017

Sambut Hari Jadi Pertambangan dan Energi Ke-72, Kementerian ESDM Gelar Pekan Pertambangan dan Energi

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyiapkan sejumlah agenda untuk menyambut peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi (PE) ke-72, yang akan jatuh pada tanggal 28 September 2017. Sesuai rencana, perhelatan yang kemudian disebut sebagai "Pekan Pertambangan dan Energi 2017" ini sudah dimulai dari pekan kedua bulan September hingga akhir bulan nanti.

"Acara Pekan Pertambangan dan Energi dalam rangka memperingati Hari Jadi PE ke-72 ini, tidak hanya melibatkan keluarga besar Kementerian ESDM, namun juga para stakeholders dan para penggiat di sektor ESDM, termasuk jurnalis dan mahasiswa," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana saat ditemui di acara IndoEBTKE Conference and Exhibition 2017, beberapa waktu lalu.

Dengan menggandeng Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Kementerian ESDM telah menyelenggarakan IndoEBTKE Conference and Exhibition dan Bali Clean Energy Forum 2017 di Balai Kartini Jakarta, 13-15 September.

Selanjutnya, pada tanggal 18 September, Ibu Menteri Retnowati Jonan dan Ibu Wakil Menteri Paulin Tahar bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian ESDM melakukan penanaman pohon di Kampus Lapangan, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Cisarua.

Hari ini, Jumat (22/9) Menteri ESDM Ignasius Jonan bersama para Mantan Menteri ESDM dan jajaran pejabat di lingkungan Kementerian ESDM diagendakan melakukan ziarah ke makam Arie Frederik Lasut, Pahlawan Nasional yang merupakan Bapak Pertambangan Indonesia, di Yogyakarta. Sehari setelahnya, Kementerian ESDM menggelar tatap muka dengan netizen sektor ESDM di Bandung dalam tajuk "Temu Netizen ke-7: Tambang untuk Kehidupan Manusia" yang dilanjutkan acara "Night at Museum" di Museum Geologi Bandung menyasar generasi muda untuk turut mendukung pengembangan sektor ESDM.

Pada tanggal 26-27 September, Kementerian ESDM mengadakan Pertambangan dan Energi EXPO 2017 yang menghadirkan pembicara para ahli pertambangan dan energi di Indonesia, termasuk para Mantan Menteri ESDM, dengan mengambil tema "Energi Berkeadilan untuk Kesejahteraan Rakyat dan Investasi Berkelanjutan".

Malam harinya di tanggal 27 September, akan digelar Malam Penganugerahan Penghargaan Subroto, penganugerahan tertinggi di sektor ESDM bagi Pengelola Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lindungan Lingkungan (K3LL) Panas Bumi, Penghargaan Efisiensi Energi Nasional, Penghargaan Wartawan Energi, Penghargaan Keselamatan Migas dan Penghargaan Inovasi Energi.

"Malam Penganugerahan Penghargaan Subroto ini merupakan apresiasi Pemerintah kepada masyarakat baik individu, golongan maupun instansi, termasuk jurnalis atas kepedulian dalam memajukan sektor ESDM," jelas Dadan.

Sementara itu, puncak acara peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi ditandai melalui penyelenggaraan upacara peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-72 pada Kamis, 28 September di Kantor Kementerian ESDM yang akan dilanjutkan dengan acara donor darah, pembagian santunan dan kegiatan kebersamaan.

"Pekan PE 2017 akan ditutup dengan kegiatan pameran dan seminar Hari Listrik Nasional 2017 yang berlangsung sejak tanggal 28 dan berakhir pada 30 September nanti," pungkas Dadan.

Sejarah Hari Jadi Pertambangan dan Energi
Setelah tersiarnya kabar kemerdekaan 17 Agustus 1945 lewat radio, pada tanggal 25 September 1945 dikeluarkan pengumuman dari Pemerintah Pusat yang menyatakan bahwa semua pegawai negeri adalah pegawai Republik Indonesia dan wajib menjalankan perintah dari Pemerintah Republik Indonesia.

Mengacu perintah tersebut, pada tanggal 27 September 1945 malam, Komite Nasional Indonesia Kota Bandung yang baru terbentuk, mengumumkan lewat radio agar keesokan harinya semua kantor dan perusahaan yang ada di Bandung diambil alih dari kekuasaan Jepang.

Hari Jumat tanggal 28 September 1945, pukul 11.00 WIB sekelompok pegawai muda di kantor Chisitsu Chosasho (Jawatan Geologi) pun mengambil tindakan berani. Dipelopori oleh Raden Ali Tirtosoewirjo, Arie Federik Lasut (A.F. Lasut), R. Soenoe Soemosoesastro dan Sjamsoe M. Bahroem, mereka mengambil alih secara paksa kantor Chisitsu Chosasho dari pihak Jepang, dan sejak saat itu nama kantor diubah menjadi Pusat Jawatan Tambang dan Geologi dan A.F. Lasut ditunjuk sebagai Kepala Jawatan Tambang dan Geologi Indonesia Pertama. Untuk menghindari agresi Belanda, Kantor Jawatan terpaksa berpindah ke Tasikmalaya, Magelang dan Yogyakarta.

Saat pasukan Belanda kembali ke Indonesia, A.F. Lasut adalah pemuda yang tegas dan menolak kerjasama dengan Belanda. Pada pagi hari tanggal 7 Mei 1949 di Yogyakarta, A.F. diculik oleh segerombolan pasukan Belanda dari kediamannya di Pugeran, dibawa dengan jip ke arah Kaliurang, dan kemudian ditembak mati di daerah Sekip, yang sekarang masuk lingkungan Kampus Universitas Gadjah Mada. 

Atas jasa-jasanya, A.F. Lasut kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 012/TK/Tahun 1969 tanggal 20 Mei 1969. Dengan ditetapkannya A.F. Lasut sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, maka memperkuat landasan bahwa pengambilalihan kantor Chisitsu Chosasho (Jawatan Geologi) pada tanggal 28 September 1945 merupakan peristiwa heroik yang penting bagi sektor pertambangan dan energi.

Pada tanggal yang sama dengan kejadian pengambilalihan Chisitsu Chosasho di Bandung, pada hari yang sama 28 September 1945, juga terjadi pengambilalihan kantor Jawa Denki Koza (Perusahaan Listrik Jawa) secara paksa oleh para pemuda.

Berangkat dari dua peristiwa besar sejarah bangsa di bidang pertambangan dan energi ini, pada tanggal 27 September 2008 Pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 tentang Hari Jadi Pertambangan dan Energi, menetapkan tanggal 28 September Sebagai Hari Jadi Pertambangan dan Energi.

Kamis, 21 September 2017

TelkomGroup Dorong UMKM Indonesia Go Global Melalui Pelatihan e-commerce dan Pemasaran Online di Blanja.com

Jakarta, 21 September 2017 – Dalam rangka mendorong Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia menembus pasar global di era digital, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus optimalkan keberadaan Rumah Kreatif BUMN (RKB) untuk meningkatkan wawasan dan daya saing para pelaku UKM di Indonesia, khususnya melalui pelatihan operasional pemasaran online dan listing penjualan produk di situs e-commerce Blanja.com.

Direktur Wholesale & Internasional Service Telkom Abdus Somad Arief menjelaskan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam bidang telekomunikasi digital, TelkomGroup berkomitmen mendukung penuh peningkatan kualitas UMKM Indonesia melalui pemanfaatan teknologi digital. “TelkomGroup mendukung penuh digitalisasi UMKM di Indonesia dengan infrastruktur ICT yang menjangkau seluruh nusantara dengan akses global, sehingga memungkinkan para pelaku UMKM di seluruh Indonesia, khususnya UMKM binaan RKB BUMN, untuk mulai menjalankan bisnisnya dengan memanfaatkan teknologi digital. Selain itu, dari sisi aplikasi, TelkomGroup juga  terus mendorong implementasi pengelolaan UMKM berbasis aplikasi digital serta membantu listing produk-produk UMKM di situs e-commerce Blanja.com,” jelas pria yang akrab disapa ASA saat ditemui dalam konferensi pers di pameran Indonesia Business Development (IBD) Expo 2017 di Jakarta Convention Center, Kamis (21/9).

Dalam setiap pengelolaan RKB BUMN, UMKM akan melalui 3 tahap mulai dari Go Modern, Go Digital, dan Go Online. Go Modern dimulai dari bimbingan registrasi di situs www.rkb.id, standarisasi produk, serta pelatihan pengelolaan branding. Setelah itu, pelaku UMKM masuk ke tahap Go Digital untuk mendapatkan pelatihan implementasi apps digital, social media dan otomatisasi produk. Tahapan terakhir adalah Go Online dimana para pelaku UMKM mendapatkan pelatihan mengenai pembuatan website, listing di situs e-commerce Blanja.com, serta pelatihan marketing dan motivasi tentang bagaimana tumbuh dan menginspirasi UMKM lainnya. Hingga saat ini, terdapat total 441.514 UMKM RKB BUMN, dimana 434.081 UMKM diantaranya telah Go Modern, 7.433 UMKM diantaranya telah Go Digital, dan 6.032 UMKM telah Go Online.

ASA melanjutkan, para pelaku UMKM di berbagai daerah memberikan respon positif berdirinya RKB. “Sejak mulai RKB mulai dibangun oleh BUMN di tahun 2016 lalu, hingga saat ini terdapat 441.514 UMKM yang telah terdaftar di seluruh RKB BUMN. Hal ini menunjukkan antusiasme para pelaku UMKM, dengan produk unggulan masing-masing, mereka ingin meningkatkan kompetensi dan kualitas UMKM agar mampu bersaing secara global,” ungkap ASA.

Sampai dengan September 2017, Telkom telah membangun 37 RKB di seluruh Indonesia yang telah membina 2.857 UMKM. Sebanyak 3.549 produk UMKM binaan RKB Telkom telah terdaftar di Blanja.com. Selain itu, UMKM binaan RKB Telkom juga telah melakukan lebih dari 3.500 transaksi di Blanja.com dengan total transaksi senilai Rp 473,3 Juta.

Pendirian dan pengelolaan RKB oleh BUMN merupakan salah satu wujud sinergi BUMN untuk menggali potensi UMKM Indonesia sebagai salah satu penggerak perekonomian nasional. RKB juga merupakan bagian dari program BUMN Hadir untuk Negeri yang diinisiasi oleh Kementrian BUMN sebagai upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Melalui RKB, diharapkan para pelaku UMKM di Indonesia dapat semakin berkualitas serta memiliki akses di kancah global.

Rabu, 20 September 2017

Penuhi Kebutuhan Hulu Hingga Hilir Bisnis Anda, Semen Indonesia Hadirkan Layanan "SI Total Solution"

Jakarta, 20 September 2017 - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, berpartisipasi pada acara Indonesia Business and Development (IBD) Expo 2017 yang digelar di Jakarta Convention Center, pada Rabu (20/9) – Sabtu (23/9). Dalam IBD Expo tahun ini, Semen Indonesia memperkenalkan SEMEN INDONESIA TOTAL SOLUTION (SITOS). Layanan yang menghadirkan produk hulu hingga hilir yang meliputi produk semen, non semen, hingga jasa yang dihadirkan oleh Semen Indonesia melalui jaringan operating company, anak perusahaan dan afiliasinya.

Direktur Marketing dan Supply Chain, Ahyanizzaman mengatakan bahwa “Dalam menjalankan komitmen untuk mengembangkan industri bangunan maupun industri lain yang dimiliki oleh Semen Indonesia maka dengan keunggulan daya saing dan sinergi yang berorientasi kepada kepuasan konsumen, Perseroan menghadirkan SEMEN INDONESIA TOTAL SOLUTION sebagai solusi lengkap yang siap memenuhi kebutuhan bisnis dari hulu hingga hilir,” ujarnya.

Ahyanizzaman menjelaskan bahwa “Layanan SEMEN INDONESIA TOTAL SOLUTION memiliki tiga konsep. Pertama “Selling”  atau menjual poduk semen, non semen dan jasa. Kedua “Consultation”  yakni memberikan layanan menyeluruh mulai visitasi, tukar pikiran, layanan teknis, hingga penyiapan kebutuhan fisik, serta yang ketiga yakni “Partnership” bagi pelanggan”, imbuhnya.

“Selain produk semen, SEMEN INDONESIA TOTAL SOLUTION juga menyediakan berbagai macam produk bahan bangunan dan layanan jasa berkualitas, antara lain beton siap pakai dan pracetak (PT Semen Indonesia Beton), papan semen datar ramah lingkungan “Gress Board” (Koperasi Warga Semen Gresik), jasa konstruksi (PT Swadaya Graha), jasa teknologi informasi (PT Sinergi Informatika Semen Indonesia), jasa angkutan laut dan darat (PT Semen Indonesia Logistik), International Trading (PT Semen Indonesia Internasional), dll.  Layanan SITOS didukung oleh 32 perusahaan dengan sumber daya dan sarana yang lengkap dan modern”, jelas Ahyanizzaman.

Pada 30 Agustus 2017, Semen Indonesia juga telah meluncurkan produk varian semen baru dengan merk “MAXSTRENGTH Cement”. MAXSTRENGTH Cement merupakan Semen Portland Slag Pertama di Indonesia dengan spesifikasi yang diformulasikan khusus bagi industy ready mix dan precast untuk kebutuhan pembangunan mega structure seperti konstruksi jembatan, flyover, terowongan bawah tanah, skyscrapper dan tower sesuai dengan kebutuhan bangunan masyarakat modern saat ini.

MAXSTRENGTH Cement memiliki beberapa keunggulan yaitu semen dengan kuat tekan akhir dan kuat lentur yang tinggi, memiliki panas hidrasi yang lebih rendah, meningkatkan keawetan beton terhadap kondisi lingkungan yang agresif, seperti serangan karbonasi, chloride dan sulfat tinggi, serta ramah lingkungan.


Selasa, 19 September 2017

Sinar Mas Agribusiness and Food Tembus Dow Jones Sustainability Indices untuk Capaian Perusahaan Dalam Praktik Bisnis Berkelanjutan

Jakarta,– Sinar Mas Agribusiness and Food yang beroperasi di bawah Golden Agri-Resources (GAR) berhasil menembus daftar Dow Jones Sustainability Indices (DJSI) 2017 untuk Asia Pasifik berkat praktik bisnis berkelanjutan perusahaan yang terdepan di industri kelapa sawit. Sejak DJSI diluncurkan pada tahun 1999, ini merupakan pertama kalinya GAR berhasil menembus daftar DJSI dan merupakan satu-satunya perusahaan kelapa sawit dari Asia Tenggara yang berhasil masuk dalam sektor Makanan, Minuman dan Tembakau di Asia Pasifik. GAR juga salah satu dari lima perusahaan yang terdaftar di bursa efek Singapura yang tercatat di DJSI tahun ini.

“Kami sangat bangga meraih pengakuan dunia internasional atas segala upaya serta sumber daya yang kami kerahkan untuk memastikan produksi kelapa sawit yang bertanggung jawab. Apresiasi ini akan memacu kami untuk terus menjadikan keberlanjutan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam menjalankan bisnis kami,” ungkap Agus Purnomo, Managing Director for Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement.

“Mendapatkan keanggotaan DJSI adalah tonggak pencapaian yang signifikan bagi kami dan membuktikan keseriusan Sinar Mas Agribusiness and Food dalam menerapkan praktik bisnis kelapa sawit yang bertanggung jawab. Dengan berpartisipasi secara aktif dalam penilaian DJSI, kami juga berusaha menyelaraskan praktik perusahaan dengan praktik global terbaik,” ujar Rafael B. Concepcion Jr., Chief Financial Officer.

Salah satu kunci keberhasilan inisiatif kelapa sawit yang bertanggung jawab perusahaan adalah dengan berupaya agar konservasi hutan dapat terlaksana. Setelah berhasil mengidentifikasi luasan area konservasi di area konsesi yang setara dengan luas Singapura, kini Sinar Mas Agribusiness and Food bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk bersama-sama menyepakati area konservasi hutan bersama. Pada saat bersamaan, perusahaan membantu masyarakat mencari mata pencaharian alternatif seperti pertanian organik terpadu bersama masyarakat setempat dengan menggunakan lahan tidur milik masyarakat sehingga masyarakat tetap memperoleh pendapatan tanpa mengganggu ekosistem area konservasi. Upaya konservasi yang berhasil adalah kunci untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, Sinar Mas Agribusiness and Food menggunakan fasilitas penangkapan metana guna mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendaur ulang 100% limbah produksinya untuk meminimalkan jejak lingkungannya.

Inisiatif penting lainnya mencakup transformasi rantai pasokan melalui keterlibatan secara intensif dengan para pemasoknya. Selain bekerja sama dengan para pemasok untuk mencapai kemamputelusuran hingga ke tingkat perkebunan, perusahaan menggunakan berbagai upaya pendekatan untuk memahami masalah yang dihadapi pemasok saat menerapkan praktik kelapa sawit yang bertanggung jawab. Informasi ini digunakan untuk merancang strategi intervensi yang ditargetkan seperti pelatihan khusus, lokakarya dan pembentukan tim supplier support dan helpline yang berdedikasi untuk membantu para pemasok. Perusahaan percaya bahwa membantu rantai pasokan agar menjadi lebih bertanggung jawab akan membantu mengubah industri secara keseluruhan.

Perusahaan melaporkan kemajuan komitmen keberlanjutannya setiap tahun di Laporan Keberlanjutan GAR.

Tentang Sinar Mas Agribusiness and Food
Sinar Mas Agribusiness and Food yang beroperasi di bawah Golden Agri-Resources (GAR) adalah salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka dengan total luas areal tanam di Indonesia mencapai lebih dari 486.000 hektar (termasuk kebun milik petani swadaya) per tanggal 30 Juni 2017. Perusahaan memiliki operasi terpadu yang memproduksi bahan pangan yang berbahan baku minyak nabati.

Sinar Mas Agribusiness and Food fokus pada produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan. Di Indonesia, kegiatan utamanya meliputi budidaya dan pemanenan pohon kelapa sawit; pengolahan tandan buah segar menjadi minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit; penyulingan CPO menjadi produk dengan nilai tambah seperti minyak goreng, margarin, shortening dan biodiesel; serta perdagangan produk kelapa sawit ke seluruh dunia. Perusahaan juga beroperasi di Tiongkok dan India dengan memiliki pelabuhan, pabrik penghancur biji sawit, memproduksi berbagai produk minyak nabati olahan, serta produk makanan lainnya seperti mie.

Didirikan pada tahun 1996, GAR tercatat di Bursa Efek Singapura pada tahun 1999 dengan nilai kapitalisasi pasar US$ 3,4 miliar per tanggal 30 Juni 2017. Perusahaan investasi Flambo International Limited saat ini merupakan pemegang saham terbesar GAR, dengan kepemilikan saham sebesar 50,35 persen. GAR memiliki beberapa anak perusahaan, termasuk PT SMART Tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1992.

Senin, 18 September 2017

Politeknik Industri Logam Morowali Jadi Pusat Inovasi Berbasis Nikel

Politeknik Industri Logam Morowali akan menjadi pusat inovasi teknologi dan pengembangan produk berbasis nikel. Sekolah tinggi vokasi yang pembangunannya difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian ini merupakan salah satu best practice dalam pelaksanaan pendidikan yang mengusung konsep link and match dengan dunia industri.

“Jadi, selain menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja, kampus ini akan melakukan pengembangan riset-riset terapan yang bekerja sama dengan industri,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam sambutannya pada Peresmian Politeknik Industri Logam Morowali, Sulawesi Tengah, Senin (18/9).

Menurut Menperin, penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang terampil adalah faktor penting dalam memacu pertumbuhan industri, selain melalui pengembangan teknologi dan peningkatan investasi. “Bahkan, adanya politeknik ini, kami yakini akan mendukung penambahan investasi di industri pengolahan logam, khususnya di wilayah Sulawesi dan Indonesia bagian timur,” tutur Airlangga.

Politeknik Industri Logam Morowali juga diharapkan dapat memberdayakan masyarakat lokal agar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan perusahaan-perusahaan yang berada di dalam kawasan industri Morowali. Saat ini, kawasan yang memiliki luas 2.000 hektare (ha) tersebut telah diisi sebagian besar oleh pabrik smelter berbasis nikel dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 10 ribu orang.

Apabila beberapa perusahaan yang saat ini masih tahap konstruksi sudah beroperasi penuh, Kawasan Industri Morowali akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 80 ribu orang. Apalagi, industri logam nasional mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor lainnya pada kuartal II tahun 2017 yang mencapai 7,5 persen. Hal ini bisa berdampak pada peningkatan kebutuhan tenaga kerja karena adanya investasi baru dan ekspansi.

Airlangga menjelaskan, sejak awal pendirian Politeknik Industri Logam Morowali, Kemenperin dan pelaku industri telah merancang bersama, mulai dari identifikasi kebutuhan kompetensi, kurikulum, dan pemilihan tenaga pengajar. “Sehingga implementasi sistem pembelajarannya akan terintegrasi antara pendidikan di kampus dengan praktik kerja di industri atau yang disebut dual system,” terangnya.

Kemudian, politeknik seluas 30 ha ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan penelitian yang lengkap. Misalnya, ruang kelas, laboratorium, bengkel kerja, pusat inovasi, gedung direktorat, dan perpustakaan. Sarana penunjang tersebut untuk mempercepat proses alih teknologi dan menjadikan sebagai center of excellence industri nikel di wilayah timur Indonesia.

Menurut Menteri Airlangga, Politeknik Industri Logam Morowali menerapkan pendidikan berkualitas dengan beasiswa dan ikatan kerja. Bahkan, selama satu tahun pertama, mahasiswa akan mendapatkan fasilitas asrama yang disediakan oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) selaku pengelola Kawasan Industri Morowali. Pembangunan kawasan ini merupakan hasil kerja sama antara Bintang Delapan Group dari Indonesia dengan Tsingshan Group dari Tiongkok.

Angkatan pertama di politeknik ini sebanyak 96 mahasiswa, yang telah dinyatakan lulus ujian saringan masuk dari 679 peserta sejak dibuka pendaftaran pada 14 Juli 2017. Mereka berasal dari Morowali, Palu, Kendari, dan Makassar. Program studi dengan jenjang D-III ini, nantinya menghasilkan lulusan Teknik Perawatan Mesin, Teknik Listrik dan Instalasi, serta Teknik Kimia Mineral.

“Untuk itu, kami berpesan kepada para mahasiswa yang akan menjalani pendidikan selama tiga tahun ke depan, manfaatkanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, karena pendidikan di Politeknik Industri Logam Morowali ini didesain untuk melatih saudara dengan disiplin dan sikap kerja sesuai dengan kebutuhan industri saat ini,” paparnya.

Chairman Indonesia Morowali Industrial Park, Halim Mina memproyeksikan, Kawasan Industri Morowali akan membutuhkan tenaga kerja langsung sebanyak 25 ribu orang dengan jenjang D-III dan D-IV pada tahun 2025. “Kami membutuhkan banyak tenaga kerja profesional pada level supervisi. Diharapkan, Politeknik Industri Logam Morowali menghasilkan anak-anak bangsa yang dapat menguasai kemampuan teknologi pembuatan pabrik yang ada di kawasan industri ini,” ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir memberikan materi kuliah perdana kepada para mahasiswa angkaan pertama Politeknik Industri Logam Morowali.  Kemudian, dilanjutkan Menperin serta Menrisetkdikti menandatangani prasasti Pembukaan dan Kuliah Perdana Politeknik Industri Logam Morowali.

“Kami memberikan apresiasi dan berterima kasih kepada Kemenperin yang memfasilitasi pembangunan Politeknik Industri Logam Morowali ini karena telah melibatkan industrinya dengan dunia pendidikan. Pasalnya, negara dan industri bisa maju kalau sumber daya manusianya berkualitas baik. Dan, sekali lagi, kami selaku kementerian di bidang pendidikan tinggi sangat mendukung langkah yang diinisiasi oleh Kemenperin ini untuk mengembangkan akademik,” papar Menristekdikti.

Tingkatkan perekonomian

Pada kesempatan tersebut, Menperin juga menyampaikan, pembangunan kawasan industri dapat membawa efek yang luas bagi pertumbuhan ekonomi di daerah dan nasional. Misalnya, Kawasan Industri Morowali telah mampu meningkatkan Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Morowali rata-rata mencapai 29 persen selama tahun 2010-2016.

“Langkah ini sesuai dengan Nawacita Pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, serta mewujudkan kemandirian  ekonomi dengan  menggerakan  sektor-sektor  strategis  ekonomi domestik,” ungkapnya.

Menurut Airlangga, pembangunan Kawasan Industri Morowali ini menjadi salah satu upaya percepatan beberapa pengembangan proyek industri logam di Tanah Air, seperti industri berbasis nikel dan baja tahan karat (stainless steel). Dari kawasan ini diharapkan bisa menghasilkan empat juta ton baja stainless steel dan pabrik baja karbon berkapasitas 3,5 juta ton per tahun.

Selama ini, Kemenperin memfasilitasi pembangunan kawasan industri yang dekat dengan sumber bahan baku sebagai program hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Hal ini berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang menargetkan pembangunan 14 kawasan industri di luar pulau Jawa, salah satunya adalah Kawasan Industri Morowali karena memiliki potensi sumber daya alam nikel yang besar.

Lebih lanjut, untuk meningkatkan daya saing, kawasan industri ke depan juga akan dibangun menjadi kawasan modern yang mengarah pada pengembangan kota baru yang terintegrasi, dengan seluruh dukungan sarana prasarana termasuk di dalamnya pendirian pusat pendidikan serta pusat research and development (R&D).

Selain di Morowali, Kemenperin juga tengah membangun beberapa Politeknik atau Akademi Komunitas di kawasan industri atau wilayah pusat pertumbuhan industri. Tujuannya untuk mendukung penyediaan tenaga kerja kompeten di sektor industri.

“Saat ini, Kemenperin mendapatkan mandat atau penugasan dari Kemenristekdikti untuk membangun  delapan Politeknik atau Akademi Komunitas Industri, antara lain di Kendal, Banten, Dumai, Sei Mangke, Bantaeng, Batu Licin, Gresik dan Teluk Bintuni, yang akan dilaksanakan secara bertahap sampai dengan tahun 2019,” papar Airlangga.

Dalam rangka pendirian Politeknik dan Akademi Komunitas tersebut, Kemenperin sudah menjalin kerja sama dengan pemerintah Swiss dalam pengembangan pendidikan dual system. Pada tahap awal, implementasinya telah disepakati di empat Politeknik dan Akademi Komunitas, yaitu Politeknik Industri Logam di Morowali, Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng, Politeknik Industri Baja di Batu Licin, dan Politeknik Industri Furniture di Kendal.

Jumat, 15 September 2017

BRI Easy Card Jawab Kebutuhan Keluarga Muda

Jakarta–PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali mempererat kerjasama dengan PT Mastercard Indonesia, dengan meluncurkan Kartu Kredit BRI Easy Card yang diselenggarakan di Gandaria City Mall, Jakarta (15/09). Kartu Kredit BRI Easy Card adalah kartu kredit yang diterbitkanoleh Bank BRI dengan bekerjasma dengan Mastercard yang ditujukan kepada generasi Milenial dengan rentang umur 25-45. Kartu ini nantinya akan memberikan banyak kemudahan bagi para generasi muda dan keluarga muda  yang ingin merasakan sensasi bertransaksi berbeda melalui kartu yang disain sesuai dengan jiwa muda generasi Langgas / Milenial saat ini. Acara yang dihadiri langsung oleh Direktur Konsumer Bank BRI Randi Anto.

Kartu Kredit BRI Easy Card ini dirancang untuk senantiasa mendorong para pelanggan untuk memanfaatkan transaksi elektronik dalam setiap aktivitas pembayaran baik untuk berbelanja sehari-hari agar lebih mudah, aman dan efisien. Melalui Kartu Kredit BRI Easy Card ini, para pemegang kartu akan memperoleh keuntungan, termasuk cashback senilai 1 persen untuk transaksi tarik tunai di ATM,  2 persen untuk transaksi berbelanja di pasar swalayan (termasuk mini market), serta 3 persen untuk pembelian bahan bakar di seluruh SPBU di tanah air. Kartu terbaru ini merupakan bukti dari kemitraan BRI dan Mastercard untuk terus menyediakan pengalaman pembayaran yang jauh lebih baik, aman, praktis, dan prestige kepada nasabah Bank BRI di berbagai kota di Indonesia.

Kartu BRI Easy Card ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk memberikan sebuah platform pembayaran yang lebih mudah bagi para nasabah BRI, terlebih untukmemenuhi kebutuhan harian mereka, termasuk dalam berbelanja keperluan sehari-hari (groceries) dan membeli bahan bakar kendaraan. Dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya, kami yakin produk ini akan memberikan sebuah pengalaman bertransaksi elektronik yang lebih nyaman dan menguntungkan bagi nasabah kami, serta akan mendorong merekauntuk senantiasa memanfaatkan transaksi elektronik gunamemperoleh berbagai keuntungan yang tersedia dari fasilitas pembayaran tersebut,” ungkap Rudhy Sidharta, Kepala Divisi Kartu Kredit Bank BRI.

Melalui peluncuran ini BRI berkomitmen untuk terus melakukan inovasi terhadap produk dan layanan perbankan unggulan guna memenuhi kebutuhan para nasabah lintas generasi. Hal tersebut, sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi dan derasnya arus informasi yang mempengaruhi kebutuhan gaya hidup para nasabah yang semakin kompleks yang menuntut kemudahan, efisiensi,  dan efektivitas dalam berbagai transaksi keuangan.

“Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan Mastercard untuk memanfaatkan teknologi serta jaringan pembayarannya yang luas dalam menyediakan nilai tambah (added-value) bagi para nasabah di berbagai kota di Indonesia,” tambah Rudhy.

Sementara itu, Tommy Singgih, Presiden Direktur Mastercard Indonesia, mengungkapkan bahwa Mastercard siap memberikan kemudahan kepada seluruh nasbabah Bank BRI melalui jaringan Mastercard yang tersebar di seluruh dunia. Tommy juga menambahkan, kini konsumen tengah beralih dari ‘dunia’ offline menuju ke ‘dunia’ yang terkoneksi terus menerus, dan kami percaya bahwa kartu kredit ini akan menyediakan mereka dengan cara pembayaran yang lebih mudah, aman dan efisien, baik dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga berbelanja online maupun aktivitas lainnya.”

Kamis, 14 September 2017

Produksi CPO Akan Capai 42 Juta Ton, Kemenperin Pacu Industri Hilir

Kementerian Perindustrian konsisten untuk mendorong pertumbuhan populasi industri hilir pengolahan minyak sawit di dalam negeri. Hal ini karena produksi CPO nasional diperkirakan mencapai 42 juta ton pada tahun 2020.

“Hilirisasi industri akan meningkatkan nilai tambah dan kemampuan dalam menghasilkan produk yang beragam dan inovatif,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Peresmian Pabrik Oleokimia PT. Energi Sejahtera Mas di Kawasan Lubuk Gaung, Dumai, Riau, Kamis (14/9).

Menurut Menperin, salah satu sektor hilir minyak sawit yang tengah dipacu pengembangannya adalah subsektor industri oleokimia. “Pasar produk oleokimia, baik di domestik maupun ekspor, masih terbuka luas karena merupakan kebutuhan bahan baku bagi sejumlah industri,” ujarnya.

Airlangga menyampaikan, pemerintah mengapresiasi langkah Sinar Mas Group dan Cepsa Spain sebagai penggagas Sinar Mas Cepsa atau PT. Energi Sejahtera Mas, yang membangun pabrik oleokimia di pusat produksi minyak sawit nasional sehingga terintegrasi proses produksinya dari hulu sampai hilir.

“Selain itu, perusahaan akan menyediakan fasilitas riset dan pengembangan teknologi untuk inovasi produk yang berdaya saing dalam upaya menyesuaikan tren terbarukan masyarakat dunia,” tuturnya.

Menperin meyakini keberadaan pabrik ini bisa menghidupkan aktivitas ekonomi sekitar Kota Dumai dan Provinsi Riau. Untuk itu, pabrik oleokimia ini diharapkan menjalin kemitraan antara industri pengolahan dengan petani sawit sebagai pemasok bahan baku sehingga akan tercipta pemerataan kesejahteraan bersama.

“Sebagai pembina sektor industri nasional, kami senantiasa memberikan dukungan agar pabrik ini dapat terus beroperasi secara berkelanjutan, menciptakan nilai tambah dengan aneka produk hilir yang inovatif, hingga mampu memperkuat struktur industri hilir sawit yang terintegrasi di Indonesia,” ungkap Airlangga.

Dalam mendukung kemudahan investasi sektor industri hilir minyak sawit di dalam negeri, Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan dua kebijakan strategis, yaitu pengamanan bahan baku berupa tarif bea keluar dan dana perkebunan yang pro industri, serta pemberian insentif fiskal dan non fiskal untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Alhasil, Kemenperin mencatat, terdapat pertumbuhan industri hilir minyak sawit sekitar 46 persen pada kurun waktu 2011-2014 pasca pemberlakukan PMK No. 128/2011 tentang tarif Bea Keluar dan PP No. 52 Tahun 2011 serta  PMK No. 130 tahun 2011 tentang Insentif Tax Allowance dan Tax Holiday.

Sementara itu, Sinar Mas Cepsa telah memanfaatkan fasilitas Pembebasan Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) selama tujuh tahun. Fasilitas tersebut hanya dikhususkan bagi industri pioner dengan tingkat teknologi tinggi. Aspek eksternalitas yang luas, dan menciptakan rantai forward dan backward linkage bagi perekonomian regional dan nasional.

Perluas pasar ekspor

Pada kesempatan tersebut, Menperin juga mengatakan, kerja sama antara Sinar Mas Agribusiness and Food dengan Cepsa, perusahaan energi asal Spanyol ini tidak hanya dilihat dari sisi bisnis, namun dapat memperluas pintu ekspor sawit Indonesia ke pasar Eropa. “Jaringan bersama Eropa sangat penting. Untuk itu, joint venture diharapkan akan membawa nama baik bagi CPO Indonesia,” ujarnya.

Airlangga menambahkan, industri sawit merupakan salah satu sektor strategis bagi Indonesia karena sebagai produsen dan eksportir terbesar dunia. Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja mencapai 21 juta orang baik secara langsung maupun tidak langsung. “Kontribusi kelapa sawit juga mencapai USD20 miliar pada tahun 2016,” tuturnya.

Dalam bidang industri pengolahan, Indonesia berpeluang menjadi pusat industri sawit global untuk keperluan pangan, non pangan, dan bahan bakar terbarukan. Kemenperin mencatat, Indonesia berkontribusi sebesar 48 persen dari produksi CPO dunia dan menguasai 52 persen pasar ekspor minyak sawit. “Ini menjadi kekuatan yang sangat besar pada konstelasi pasar domestik dan internasional bagi produk hilir minyak nabati,” imbuh Airlangga.

Chairman Sinar Mas Agribusiness and Food Franky O. Widjaja mengungkapkan, usaha patungan ini diciptakan dengan visi untuk menjadi produsen alkohol lemak berbasis nabati serta turunannya yang terdepan dengan skala global dan dengan pasokan bahan baku yang berkelanjutan.

Apalagi, penjualan alkohol lemak berbasis nabati kian diminati sebagai bahan baku untuk produk perawatan pribadi dan deterjen cair. “Upaya kami ini untuk meningkatkan nilai tambah bagi produk turunan kelapa sawit dan terus menciptakan lapangan kerja di Indonesia,” ucapnya.

Pabrik oleokimia yang menelan nilai investasi mencapai Rp4,77 triliun ini akan memproduksi asam lemak dan lemak alkohol berkapasitas 160.000 metrik ton per tahun dan memiliki pangsa pasar di kawasan Asia, Eropa Timur dan Eropa Barat. Pabrik ini secara langsung memberikan lapangan pekerjaan bagi 300 tenaga kerja Indonesia.

“Kami akan mendukung pertumbuhan industri bahan kimia di Indonesia melalui transfer pengetahuan serta penerapan teknologi terdepan yang berkelanjutan,” kata Deputy CEO Sinar Mas Cepsa, José María Solana.

Pabrik di Dumai ini sepenuhnya telah beroperasi secara mandiri dengan mampu menghasilkan listrik serta mengolah limbah dan logistiknya sendiri. Selain itu, pabrik ini berlokasi strategis karena bersebelahan dengan Kilang minyak Lubuk Gaung milik Sinar Mas Agribusiness and Food yang memasok minyak inti sawit untuk pabrik tersebut. Kilang Minyak Lubuk Gaung telah memperoleh sertifikasi RSPO dan dapat ditelusuri asal bahan bakunya.

"Kami juga memiliki area tanam dengan total luas nasional mencapai lebih 480 ribu hektare dan menciptakan lapangan kerja 170.700 tenaga kerja indonesia," ujar Vice Chairman dan CEO Cepsa Pedro Mino. Di Indonesia, perusahaan ini akan melakukan kegiatan budidaya dan pengolahan tandan buah segar menjadi CPO dan inti sawit, serta penyulingan jadi produk minyak goreng, margarin, biodiesel.

Rabu, 13 September 2017

Manfaatkan e-Smart, Pendapatan IKM Sukoharjo Ditargetkan Naik 80 Persen

Kementerian Perindustrian terus aktif mengajak para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) didalam negeri untuk dapat memanfaatkan program e-Smart IKM. Program yang dikembangkan mulai tahun 2017 tersebut diyakini mampu membuka akses perluasan pasar bagi produk-produk nasional sehinggaakan lebih dikenal konsumen dan mudah melakukan transaksi.

“Dengan e-Smart IKM, diharapkan produk-produk asli Indonesia yang berkualitas akan membanjiri pasar perdagangan online,” kata Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin Ratna Utarianingrum di sela kegiatan Workshop e-Smart IKM di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (13/9).

Menurut Ratna, kegiatan workshop yang terlaksana pada tanggal 12-13 September 2017 ini bertujuan untuk menyosialisasikan program e-Smart IKM serta berbagai kebijakan dan fasilitasi Kemenperinyang selama ini dilakukan dalam memacuproduktivitas dan daya saig IKM di seluruh Tanah Air. “Sasaran utama kami adalah meningkatkan kemampuan para pelaku IKM lokal dalam berbisnis melalui sarana e-Commerce,” tuturnya.

Ratna mengungkapkan, berdasarkan penelitian Deloitte Access Economics, bahwa pemanfaatan teknologi digital dapat memberikan keuntungan signifikan bagi para pelaku IKM, diantaranya kenaikan pendapatan hingga 80 persen dan 17 kali lipat menjadi lebih inovatif.

“Peserta workshop e-Smart IKM yang dilaksanakan ini sebanyak 50 IKM, antara lain penghasil produk jamu, kosmetik, gitar, lurik, sarung goyor dan tatah sungging. Mereka semuanya berasal dari Kabupaten Sukoharjo,” paparnya.

Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menjelaskan, penerapan e-Smart IKM juga bermanfaat bagi pemerintah dalam mengumpulkan database pelaku IKM yang valid di seluruh Indonesia. “Untuk itu, kami mengimbau agar mereka terus mengupdate data produk maupun penjualan yang dilakukan melalui online market,” tegasnya.

Lebih lanjut, menurut Gati, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap data respon pasar daripara pelaku usaha yang masuk program e-Smart IKM sebagai bahan analisa untuk penyusunan kebijakan dalam pembinaan IKM kedepannya. “Program e-Smart IKM diharapkan pula bisa menjadi one stop service bagi pengembangan IKM lokal,” imbuhnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Sukoharjo Bahtiyar Zunan mengatakan, industri di Sukoharjocukup banyak baik dalam skala kecil, menengah maupun besar. “Adanya program e-Smart IKM dari Kemenperin ini sangat bagus dalam membantu dalam pengembangan daya saing IKM di Sukoharjo, termasuk mengenalkan produk-produk khas Sukoharjo di pasar nasional dan internasional melalui online,” ujarnya.

Jaga kepercayaan konsumen

Pada kesempatan tersebut, Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menambahkan, pelaku IKM dalam negeri agar tetap memberikan kualitas yang terbaik pada hasil produknya untuk menjaga kepercayaan konsumen, terutama jika dipasarkan melalui online.

"Beli barang di online kan bagus di mata, tetapi kualitas tidak terlihat. Kalau sudah menjadi pemain di e-commerce, mereka harus menjaga kepercayaan pasar,” ujarnya. Apalagi, saat ini banyak produk asing yang beredar di pasar digital Tanah Air, sehingga produk lokal harus lebih berdaya saing tinggi.

Oleh sebab itu, lanjut Gati, Kemenperin telah melakukan berbagai upaya untuk pengembangan IKM nasional agar mampu bersaing di tengah kompetisi global yang semakin ketat. “Langkah strategis tersebut, antara lain melalui peningkatan kompetensi sumber daya manusia industri, pengembangan kualitas produk, standardisasi, serta fasilitasi mesin dan peralatan produksi,” paparnya.

Gati mencontohkan, pelaksanaan restrukturisasi mesin dan peralatan guna meningkatkan kapasitas produksi dan penggunaan teknologi terbaru bagi pelaku IKM. Program ini diterapkan melalui skema pemberian potongan harga sebesar 25-30 persen. “Sedangkan untuk mendapatkan akses permodalan, pelaku IKM juga didorong agar memanfaatkan berbagai fasilitas pembiayaan seperti KUR, LPEI dan insentif lain,” imbuhnya.

Gati optimistis pelaku IKM Sukoharjo memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi yang signifikandalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Tenaga KerjaKabupaten Sukoharjo, jumlah IKM sebanyak 17.111 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerjamencapai 156.419 orang pada tahun 2012-2016.

Sementara itu, nilai investasi IKM Sukoharjo mencapai Rp2,5 triliun dengan nilai produksi lebih dari Rp9 triliun. Sedangkan, realisasi ekspornya sebesar USD252 juta.

“Pemerintah terus menciptakan iklim usaha yang kondusif, termasuk untuk pelaku IKM,” ujarnya. Hal ini didasarkan karena IKM merupakan salah satu tulang punggung ekonomi nasional yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat secara luas. Selain itu, IKM merupakan sektor industri padat karya dan telah memasok kebutuhan pasar domestik.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, semakin banyak IKM dalam negeri yangtelah berhasil menembus pasar ekspor atau terkait secara integral dengan industri besar. “Kami memintakepada pemerintah daerah terus menggiatkan partisipasi masyarakat dalam mendorong pengembanganIKM,” tuturnya.

Kemenperin mencatat, jumlah IKM tumbuh mencapai 165.983 unit pada tahun 2016 atau meningkat 4,5 persen dibandingkan tahun 2015. Sementara pada 2017, jumlah IKM ditargetkan mencapai 182.000 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 400.000 orang.

Dengan berbagai program strategis tersebut, Kemenperin akan mendorong penumbuhan wirausaha baru sebanyak 5.000 unit dan pengembangan 1.200 sentra IKM pada 2017. Pada 2019, ditargetkan akan mencapai 20.000 wirausaha baru.

Di samping itu, IKM terus meningkatkan nilai tambah di dalam negeri yang cukup signifikan setiap tahun. Ini terlihat dari capaian pada 2016 sebesar Rp520 triliun atau meningkat 18,3 persen dibandingkan pada 2015. Sedangkan, nilai tambah IKM pada 2014 tahun sekitar Rp373 triliun menjadi Rp439 triliun pada 2015 atau naik 17,6 persen.