Aceh Tamiang - Inovasi
ibarat roda yang terus berputar untuk mencari sesuatu penyempurnaan atas
sebuah penemuan. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Naufal Raziq
(15th) yang menemukan teknologi pohon listrik saat usianya menginjak
umur 14 tahun. Dia terus berupaya menyempurnakan temuannya kala itu agar
semakin bermanfaat dan berkelanjutan.
"Saat ini saya sedang mencari cara agar
daya recovery pohon listrik bisa kembali seperti sediakala dengan waktu
yang relatif singkat. Sehingga proses charging saat tengah hari bisa
optimal dan ketika malam tiba listrik dari pohon bisa digunakan kembali
untuk menghidupkan lampu", ujar Naufal.
Lebih lanjut, Naufal menjelaskan bahwa
saat ini energynya belum begitu stabil, sehingga kami mencoba dengan
proses charging menggunakan batery sebagai penyimpan daya, sehingga
energy dari pohon kedondong siang harinya dapat disimpan di batery dan
untuk malamnya dapat kembali energynya digunakan menghidupkan lampu.
"Dari percobaan sebelumnya, kemampuan
recocery dari pohon membutuhkan waktu yg sangat lama dan belum stabil.
Dan sekarang kita uji coba dengan proses penyimpanan energy dari pohon
ke batery charging dan dari batery charging ke lampu (mirip proses solar
cell) dengan harapan hidupnya lampu bisa lebih stabil, karna sebelumnya
dgn langsung dari pohon ke lampu, energynya tidak stabil dan lama
kelamaan drop dan proses revovery secara alaminya sangat lambat",
tambahnya.
Sebelumnya, teknologi temuan Naufal ini
telah bermanfaat dan digunakan oleh PT Pertamina EP melalui Rantau Field
dengan mengimplementasikan teknologi pohon energi untuk bantu sekolah
Anak Merdeka dan beberapa rumah dan fasilitas umum di desa terpencil
Tampor Paloh Kec. Simpang Jernih, Kab. Aceh Timur untuk bisa mendapatkan
penerangan di malam hari.
"Desa Tampor Paloh, Kec. Simpang Jernih
sampai dengan saat ini belum menikmati listrik sejak 71 tahun Indonesia
merdeka, kondisi tidak ada listrik. Kami melihat tree energy dapat
membantu utk menjadi penerang alternatif karena di desa tersebut juga
banyak terdapat pohon kedondong hutan, dimana sebelumnya terbukti bahwa
pohon tersebut bisa digunakan sebagai penghasil energi listrik
alternatif", ujar Adiatma Sardjito VP Corporate Communication PT
Pertamina (Persero).
Selain itu, pohon energi ini juga telah
dipasang di lokasi Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina di Aceh
Tamiang, yang juga menjadi laboratorium tree energy dalam
pengembangannya untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal.
"Kami melihat inovasi dari Naufal ini
merupakan wujud energi terbarukan yang memanfaatkan potensi alam yang
banyak dijumpai di Indonesia. Dan sesuai semangat kami yang sangat
mendukung inovasi teknologi baru terbarukan. Harapannya semakin banyak
inovator yang menemukan solusi untuk penggunaan energi yang terbarukan",
pungkas Adiatma.