Jumat, 08 Mei 2020

Heinz ABC Dukung Lansia di Ramadan Tahun Ini



Jakarta, 8 Mei 2020 - Hari ini, PT Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC), salah satu perusahaan yang terdepan dalam industri F&B di Indonesia, secara resmi meluncurkan inisiatifnya untuk bulan Ramadan tahun 2020, Gerakan Untuk Lansia di Bulan Ramadhan, guna mendukung lansia selama situasi pandemi ini, di mana secara statistik mereka lebih rentan dalam terkena virus Covid19, dan karenanya membutuhkan semua nutrisi dan dukungan. Inisiatif ini merupakan kolaborasi sosial dengan Alfamart, Alfamidi, Indomaret dan Foodbank of Indonesia (FOI).
“Sebagai salah satu merek makanan terkemuka di Indonesia, kami berkomitmen untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Komitmen ini tidak pernah lebih kuat daripada periode menantang saat ini. Gerakan Untuk Lansia di Bulan Ramadhan yang kami buat bertujuan untuk mendukung lansia di bulan Ramadan, di saat pandemi ini terjadi. Kami juga ingin untuk mengajak publik menyebarkan kebaikan selama bulan Ramadan,” ujar Steven Debrabandere, Managing Director Kraft Heinz ABC Indonesia dan Papua Nugini. Lebih lanjut lagi Steven menjelaskan, melalui inisiatif ini, Heinz ABC ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk bergabung dengan gerakan ini, dengan membeli produk ABC di Alfamart, Alfamidi dan Indomaret. Dari setiap pembelian, konsumen akan membantu Heinz ABC menyumbangkan Rp1000,- untuk tujuan mulia ini. Program ini sudah dimulai dari 16 April hingga 31 Mei 2020. Melalui Gerakan Untuk Lansia di Bulan Ramadhan, Heinz ABC akan mendonasikan Rp 7,5 Miliar bagi para lansia selama musim pandemi ini.
“Sebagai garda depan yang menghadapi pelanggan setiap hari, kami sangat bangga untuk menjadi bagian dari Gerakan Untuk Lansia di Bulan Ramadan yang diprakarsai oleh Heinz ABC, untuk mendukung lansia selama pandemi ini. Selain itu, kami juga ingin menginformasikan bahwa Alfamart dan Alfa Midi masih terbuka melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, kami mendorong orang untuk menghindari panic buying,” jelas Ryan Alfons Kaloh, Marketing Director Alfamart.
Lansia merupakan salah satu fokus dari Foodbank of Indonesia (FOI). FOI bergabung di gerakan sosial ini untuk memastikan bahwa semua donasi yang telah dilakukan dengan pembelian produk Heinz ABC di Alfamart, Alfa Midi, dan Indomaret diberikan kepada pihak yang tepat. “Melalui kanal dan jaringan yang kami miliki, donasi tersebut akan disalurkan ke 8 wilayah di Pulau Jawa, yakni DKI Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bandung, Solo, DI Yogyakarta, Surabaya, dan Pasuruan,” ujar Hendro Utomo, Pendiri FOI.
Sebagai salah satu perusahaan terdepan dalam pasar industri makanan, Heinz ABC percaya bahwa selama musim pandemi ini, kita perlu bergandengan tangan untuk saling mendukung, terutama mendukung para lansia. “Ini bukan hanya tentang mereka yang paling rentan terhadap virus COVID19, tetapi dengan inisiatif ini, Heinz ABC ingin meminta masyarakat Indonesia untuk saling membantu dalam cara mereka. Mari bersama-sama kita membantu lansia di masa pandemi ini" ujar Steven untuk menutup pembicaraan.

Kamis, 07 Mei 2020

Pemerintah Racik Strategi Dongkrak PMI Manufaktur Indonesia



Sejumlah industri pengolahan nonmigas di tanah air sedang mengalami tekanan cukup berat akibat dampak pandemi Covid-19. Terjadinya kontraksi pada sektor manufaktur ini dipengaruhi utamanya oleh penurunan permintaan domestik, yang selama ini mampu menyerap hingga 70 persen dari total produksi industri manufaktur dalam negeri.
“Ketika daya beli menurun, secara otomatis perusahaan industri melakukan penyesuaian termasuk penurunan utilitasnya,” jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (7/5).
Kondisi tersebut, tercermin melalui Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia yang turun pada bulan April 2020 hingga menyentuh angka 27,5. Menurut Menperin, turunnya utilitas industri hingga 50 persen menyebabkan merosotnya indeks PMI manufaktur Indonesia.
“Selain itu, beban input dari impor serta tekanan kurs juga meningkat, akibatnya output menurun signifikan,” ujarnya. Dampak dari pandemi Covid-19 telah memukul berbagai sektor perekonomian di berbagai negara termasuk Indonesia, khususnya mengenai sisi permintaan dan suplai.
Agus menyampaikan, kondisi Indonesia saat ini hampir serupa dengan yang dialami India. Negara tersebut juga memiliki struktur industri yang mirip dengan Indonesia. Hal ini membuat Kementerian Perindustrian berupaya mendorong peningkatan rasio penyerapan produk industri Indonesia di pasar global untuk jangka menengah dan jangka panjang.
“Sedangkan langkah yang perlu dan segera dilakukan adalah menyeimbangkan strategi pertumbuhan ekonomi dan pembatasan penyebaran Covid-19,” tegasnya.
Untuk itu, Kemenperin telah memetakan sejumlah sektor industri yang terdampak pandemi Covid-19. Dari hasil pemetaaan, didapati tiga kelompok besar, yaitu industri yang suffer, moderat, dan high demand.
Kemenperin berkomitmen untuk mencari jalan keluar terbaik agar industri yang terdampak berat tetap dapat bertahan. “Untuk industri yang masuk dalam kelompok high demand, akan kami optimalkan kinerjanya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Menperin meyakini bahwa industri manufaktur nasional dapat pulih secara bertahap ketika kembali beroperasi dengan normal. “Kami berharap nanti dalam tiga bulan setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selesai, angka PMI manufaktur Indonesia dapat kembali di level 51,9 seperti yang pernah kita raih pada bulan Februari 2020,” ujarnya.
Pemulihan angka PMI manufaktur Indonesia sangat tergantung juga terhadap kebijakan yang diambil pemerintah dalam menyikapi dampak wabah Covid-19 terhadap sektor industri dan perekonomian. Kebijakan yang tepat dan terukur nantinya akan membuka peluang bagi sektor industri dan perekonomian untuk bangkit pasca Covid-19.
Presiden Joko Widodo telah meminta pada jajaran menteri di bidang ekonomi untuk mengidentifikasi sektor mana saja yang mengalami kontraksi paling dalam. Sehingga, stimulus dan skenario recovery dapat dirancang dengan tepat.
“Ini hati-hati mengenai indeks manufaktur Indonesia, agar juga dicarikan solusi dan jalan agar kontraksi ini bisa diperbaiki. Untuk itu saya minta menteri-menteri di bidang ekonomi memperhatikan angka-angka yang tadi saya sampaikan secara detail,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Shinta Wijaya Kamdani memandang penurunan angka PMI manufaktur Indonesia sebagai dampak dari dua hal. Pertama, berkurangnya supply bahan baku industri serta turunnya permintaan ekspor dari berbagai negara tujuan. Selain itu, penerapan PSBB yang berlaku di berbagai daerah di Indonesia turut membawa dampak pada supply dan demand sektor industri.
Menurutnya, kebijakan PSBB ini juga mempengaruhi mobilitas rantai pasok bahan baku industri. “Terdapat pembatasan pergerakan transportasi di berbagai daerah, sehingga rantai pasok dan distribusi bahan baku juga terpengaruh,” tambahnya.
Shinta mengungkapkan, Izin Operasional Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) yang diterbitkan oleh Kemenperin bertujuan agar perusahaan dapat beroperasi dalam masa tanggap darurat Covid-19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. “Kami mohon agar izin ini dihormati oleh pemerintah daerah sehingga perusahaan yang mendapatkan IOMKI dapat beroperasi,” ungkapnya.
Pada prinsipnya, pengusaha menyetujui pengawasan dan pemberian sanksi bagi perusahaan yang melanggar ketentuan protokol kesehatan. Namun demikian, upaya ini harus dilakukan secara tepat dan proprosional sehingga perusahaan industri dapat tetap berproduksi dan mendukung berlangsungnya perekonomian.
“Saya yakin tujuan kepala daerah untuk melakukan pengawasan operasional baik dan kami juga mempersilahkan apabila ada tindakan bagi perusahaan industri yang melakukan pelanggaran protokol kesehatan,” jelas Shinta.
Shinta pun memandang koordinasi di tingkat pemerintah daerah dan kementerian sudah berjalan dengan baik, namun dibutuhkan komitmen yang lebih kuat di tingkat pelaksanannya. Ia mendorong agar kementerian juga melakukan pengawasan terhadap operasional industri saat masa tanggap darurat Covid-19.
“Jadi tidak hanya pemerintah daerah saja yang melakukan pengawasan, di tingkat kementerian juga perlu melakukan pengawasan sehingga dapat mengetahui implementasi kebijakan yang sudah ditetapkan. Hasil temuan ini nantinya bisa menjadi masukan bagi penerapan kebijakan,” pungkasnya.

Rabu, 06 Mei 2020

Gojek Permudah Belanja Kebutuhan Harian dari Rumah melalui Layanan GoMart di Gerai Alfamart di Kota Malang

Malang, 6 Mei 2020 - Berkenaan dengan pandemi COVID-19 saat ini, Gojek siap berada di garda terdepan membantu masyarakat untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, salah satunya melalui layanan GoMart. Melalui layanan ini, Gojek terus mengedepankan protokol keselamatan dan kesehatan guna melindungi para mitra driver, merchant dan pengguna layanannya dari risiko paparan COVID-19.
Setelah hadir di Jabodetabek dan Bandung, kini layanan GoMart telah tersedia di Kota Malang untuk memberikan solusi belanja makanan dan minuman kemasan, produk kecantikan, perlengkapan rumah tangga, dan kebutuhan harian lainnya secara daring dari rumah dengan cara mudah, yaitu:
Buka aplikasi Gojek
1.    Pilih menu layanan GoMart,
2.    Pilih kategori produk dimana pengguna akan  langsung terhubung dengan gerai Alfamart terdekat dengan lokasi pemesanan dan bebas memilih item kebutuhan pada menu belanja
3.    Bayar dengan GoPay untuk menghindari kontak fisik langsung
4.    Pelanggan juga dapat menikmati layanan contactless delivery untuk tetap menjaga jarak aman
 
Leo Arifin, VP - Strategic Regional Head Gojek wilayah Jatim dan Bali Nusra mengatakan, “Masyarakat akan semakin membutuhkan jasa pesan-antar makanan dan bahan pokok agar dapat terus memenuhi kebutuhan sehari-hari selama masa PSBB dan bulan suci Ramadhan ini. Peningkatan kebutuhan terhadap jasa antar makanan dan barang pokok ini juga akan membantu mitra driver Gojek untuk tetap mendapatkan penghasilan, mengingat layanan angkut penumpang transportasi roda dua dinonaktifkan untuk sementara waktu.”
Sementara itu Agus Tri Susanto - Branch Manager Alfamart Malang mengatakan,” Alfamart dan Gojek memiliki semangat yang sama untuk memberikan solusi bagi masyarakat agar dapat terus memenuhi kebutuhan sehari-hari  di tengah pandemi COVID-19 saat pemberlakuan PSBB  dan bulan suci Ramadhan di Kota Malang Raya ini. Teknologi dan kolaborasi ini memungkinkan kami untuk mewujudkan semangat tersebut, sekaligus meminimalisir penyebaran COVID-19. Selain itu, pelayanan dan produk yang kami tawarkan juga telah dipersiapkan dengan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.”
Sebagaimana diketahui, dalam situasi yang penuh tantangan saat ini Gojek melalui layanan belanja GoMart turut berperan dalam meningkatkan keselamatan, salah satunya dengan jaga jarak aman untuk meminimalisir kontak fisik langsung.
Beragam kanal digunakan untuk mempromosikan kebiasaan hidup sehat dengan menyebarkan informasi kesadaran dan pencegahan COVID-19, pemberitahuan dalam aplikasi dan diskusi dengan para mitra yang tergabung dalam ekosistem Gojek. GoMart telah menempuh upaya lebih untuk menjaga produktivitas dan keberlanjutan pendapatan mitra driver agar pelanggan tetap #dirumahaja.
Disamping prinsip-prinsip keamanan yang telah dijalankan untuk mendukung protokol penyebaran pandemi COVID-19 diatas, Gojek juga telah mengembangkan beberapa inisiatif lainnya seperti pengiriman tanpa kontak fisik langsung dengan menambahkan opsi pesan cepat tambahan di fitur chat antara konsumen dan mitra driver sehingga dapat membantu pelanggan dan mitra driver menjaga jarak fisik serta pembayaran tanpa uang tunai melalui GoPay untuk bertransaksi dengan layanan ini.
Menjadi Andalan Saat Pandemi, Gojek Terapkan Standar Keamanan Tertinggi
Kesehatan dan keselamatan mitra driver Gojek adalah prioritas dan sangat penting untuk mencegah penyebaran COVID-19. Gojek telah menyiapkan Posko Aman Bersama Gojek yang tersebar di beberapa lokasi di kota Malang Raya. Posko tersebut setiap harinya dapat melayani ratusan mitra driver ojek online. Pengoperasian titik ‘Posko Aman Bersama Gojek’ tersebut merupakan bagian dari inisiatif komprehensif perusahaan dalam menjaga mitra driver agar tetap aman dan nyaman dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Pendirian posko tersebut, juga menjadi bagian dari bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat. Bahkan inisiatif ini akan menjadikan Gojek dan mitra-mitra driver akan terus menjadi andalan di tengah pandemik COVID-19. Selain memfungsikan sebagai area pengecekan atau check point, di Posko Aman Bersama Gojek ini akan memberikan layanan terhadap mitra driver Gojek yang meliputi tiga jenis layanan yang dilakukan secara drive thru, untuk memastikan proses prinsip physical distancing berjalan dengan baik.
Adapun jenis layanan tersebut, pertama melakukan pengecekan suhu tubuh untuk memastikan mitra driver ojol dalam keadaaan sehat saat beraktivitas. Kedua, setiap driver akan dibekali healthy kit yang terdiri dari masker dan hand sanitizer untuk menjaga daya tahan tubuh.  Ketiga, Posko Aman Bersama Gojek akan melakukan penyemprotan desinfektan kendaraan yang bertujuan memastikan sanitasi mobil dan motor mitra tetap terjaga.

Tentang Gojek Group
Gojek merupakan perusahaan teknologi terdepan di Asia Tenggara, yang memelopori model Super App dan ekosistem terintegrasi. Gojek didirikan dengan keyakinan bahwa teknologi dapat mempermudah kehidupan sehari-hari dengan menghubungkan konsumen dengan penyedia barang dan jasa terbaik di bidangnya.
Sejak awal berdiri pada 2010, Gojek mengawali perjalanannya dengan layanan kurir pengantaran barang dan transportasi roda dua. Aplikasi Gojek pertama kali diluncurkan pada Januari 2015 di Indonesia, dan kini telah berkembang menjadi Super App terdepan di Asia Tenggara, menawarkan berbagai layanan mulai dari transportasi dan pembayaran digital, pesan-antar makanan, logistik, dan berbagai layanan on-demand lainnya.
Gojek kini beroperasi di 207 kota di lima negara di Asia Tenggara. Per kuartal ketiga 2019, aplikasi dan ekosistem Gojek telah diunduh oleh lebih dari 155 juta kali oleh pengguna Gojek di Asia Tenggara.
Sebagai Super App, Gojek berkomitmen untuk terus menawarkan cara pintar guna memecahkan masalah yang masyarakat hadapi sehari-hari, sekaligus membantu meningkatkan kualitas hidup jutaan masyarakat pengguna aplikasi Gojek di Asia Tenggara, khususnya di sektor informal dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sejalan dengan misinya untuk mempermudah kehidupan sehari-hari serta menciptakan dampak sosial positif dalam skala besar bagi pengguna, mitra pengemudi, mitra penyedia layanan, serta mitra bisnis dan UMKM di dalam ekosistemnya, pada Agustus 2019 Gojek menempati urutan ke-11 dari 52 perusahaan berskala internasional dan menjadi satu-satunya perusahaan dari Asia Tenggara yang berhasil masuk untuk kedua kalinya ke dalam daftar Perusahaan yang Mengubah Dunia versi Majalah Fortune tahun 2019 (Fortune’s “Change the World” 2019).
Aplikasi Gojek tersedia untuk diunduh melalui iOS dan Android.

Selasa, 05 Mei 2020

INTI Genjot Asset Management Solutions Perangkat NTE Indihome Telkom



BANDUNG – PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) alias INTI saat ini tengah menggenjot bisnis Asset Management Solutions (AMS) perangkat telekomunikasi Network Terminal Equipment (NTE) IndiHome milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., alias Telkom.
Kontrak bisnis AMS itu terdiri dari pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan perangkat (repair) Optical Network Terminal (ONT), repair Set Top Box (STB), serta pembongkaran secara keseluruhan perangkat terpasang di rumah konsumen yang sudah berhenti berlangganan IndiHome (dismantling) NTE.
“Pekerjaan ini memiliki jangka waktu selama setahun, tapi kita target selesai di bawah itu agar bisa lanjut ke pekerjaan berikutnya,” ucap Direktur Utama PT INTI (Persero) Otong Iip, di Bandung, Selasa (05/05).
Proyek ini telah dieksekusi sejak akhir tahun 2019. Pekerjaan itupun berlangsung di seluruh Indonesia dengan pemusatan pekerjaan pada AMS Center di 12 lokasi, yaitu Medan, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Karawang, Bandung, Bandung Barat, Semarang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, dan Makassar. Titik AMS Center tersebut merupakan area yang tersebar di wilayah Telkom Regional 1-7.
Kerja sama strategis ini diharapkan dapat membantu korporasi dalam memberikan solusi terintegrasi dengan mengoptimalkan teknologi, kompetensi, dan proses bisnis untuk meningkatkan kinerja aset perusahaan konsumen. Apalagi, solusi AMS INTI ini dapat meningkatkan efisiensi Telkom dengan menekan belanja modal dan mengubahnya menjadi biaya operasional pada tahun berjalan.
“INTI akan mengoptimalkan resources perusahaan agar dapat mempercepat pekerjaan, sekaligus memberi progress positif pada proyek Telkom, terutama di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Situasi ini memang menantang, tapi semua pekerjaan masih berjalan,” tutur Otong Iip.
Tentang INTI
PT INTI (Persero) adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang secara resmi didirikan pada 30 Desember 1974. Perusahaan yang berkantor pusat di Jalan Moch Toha No. 77 Bandung memiliki lini bisnis di bidang Manufacture and Assembly, Managed Service, Digital Service, dan System Integrator. Untuk mendukung bisnisnya, PT INTI (Persero) juga mengoperasikan fasilitas produksi seluas delapan hektar di Jalan Moch Toha No 225 yang memproduksi perangkat telekomunikasi dan elektronik.

Senin, 04 Mei 2020

Kemenperin Pacu Produktivitas Industri Pengolahan Daging



Kementerian Perindustrian sedang memacu produktivitas industri pengolahan daging di dalam negeri agar mampu memasok kebutuhan pangan masyarakat di tengah kondisi pandemi Covid-19. Oleh karena itu, guna memperlancar aktivitas sektor tersebut, Kemenperin mengusulkan industri pengolahan daging dapat memperoleh kemudahan bahan baku dengan harga yang kompetitif.
“Agar industri pengolahan daging kita semakin produktif dan berdaya saing, kami telah mengusulkan untuk diberi akses impor bahan baku daging secara langsung dan dipisahkan antara kebutuhan industri dengan kebutuhan konsumsi,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim di Jakarta, Senin (4/5).
Rochim menjelaskan, saat ini masih ada permintaan produk daging olahan di pasar. Untuk itu, industri pengolahan daging perlu dijaga ketersediaan stok bahan bakunya. “Terutama untuk memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan hingga jelang Idul Fitri, yang diperkirakan mencapai 302,3 juta ton,” ungkapnya.
Namun, Rochim mengemukakan, industri pengolahan daging juga tengah menghadapi tantangan di tengah dampak pandemi Covid-19. Misalnya, terjadi penurunan permintaan dari pedagang makanan yang berjualan di lokasi wisata, sekolah, atau tempat umum lainnya. “Tetapi untuk permintaan dari konsumen rumah tangga cukup meningkat karena mereka bisa membeli secara online,” tuturnya.
Rochim pun menegaskan, pihaknya telah mengimbau kepada seluruh sektor industri binaan yang saat ini masih beroperasi agar dapat mematuhi penerapan protokol kesehatan. “Kami memandang industri pengolahan daging memiliki pola produksi yang sudah modern dan berstandar, sehingga implementasi dari protokol kesehatan ini tidak menghambat produktivitas dan operasional industri pengolahan daging,” imbuhnya.
Lebih lanjut, terkait implementasi Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di beberapa wilayah Indonesia, Kemenperin telah melakukan koordinasi dengan Gubernur, Bupati, dan Walikota agar sektor industri yang strategis karena berperan menyuplai kebutuhan masyarakat, dapat diizinkan untuk tetap beroperasi.
“Apalagi, Kemenperin telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 8 Tahun 2020 tentang Kewajiban Pelaporan Bagi Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri yang memiliki Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri IOMKI, sehingga perusahaan wajib memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan protokol kesehatan dalam operasional dan mobilitas kegiatan industrinya,” papar Rochim.
Berdasarkan surat edaran tersebut, perusahaan industri punya kewajiban melaporkan pelaksanaan operasional dan mobilitas kegiatan industri secara berkala setiap akhir minggu melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas). “Kami mengimbau seluruh perusahaan industri, termasuk di sektor pengolahan daging, dapat mematuhi ketentuan yang tercantum dalam surat edaran ini sehingga dapat terus beroperasi dan terhindar dari sanksi administratif berupa pencabutan IOMKI,” tandasnya.
Kemenperin mencatat, sektor industri pengolahan daging tumbuh mencapai 28,87 persen pada 2019, dengan volume produksi sebesar 242.791 ton. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2016 yang sebesar 188.391 ton.
Selanjutnya, dari 35 unit usaha industri pengolahan daging yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, telah menyerap tenaga kerja sebanyak 19.900 orang, dan menyuplai hingga 200.000 pedagang makanan olahan daging, termasuk para penjual bakso, burger, atau sosis.

Jumat, 01 Mei 2020

Kemendag Gandeng Bukalapak Gelar Lokakarya Peluang Pasar Singapura dan Malaysia



Jakarta, 30 April 2020 — Di tengah kondisi COVID-19, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) bekerja sama dengan Bukalapak menyelenggarakan lokakarya dengan tema “Peluang Pasar Singapura dan Malaysia di tengah Pandemi” di Jakarta pada Senin (27/4). Lokakarya dilakukan secara virtual bagi pelapak binaan Bukalapak dari beberapa daerah di Indonesia.
“Lokakarya merupakan upaya Kementerian Perdagangan dalam memberikan stimulus nonfiskal bagi pelaku usaha Indonesia, berupa informasi peluang ekspor yang dapat dimanfaatkan pelaku niaga elektronik di pasar,” disampaikan Plt. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor (PEN) Kasan di Jakarta.
Lokakarya yang diikuti sekitar 40 peserta pelaku usaha niaga-el di Jabodetabek. Lokakarya dihadiri Atase Perdagangan Kuala Lumpur dan Atase Perdagangan Singapura, serta Tim Bukalapak sebagai narasumber.
“Masa pandemi COVID-19 menyulitkan para pelaku usaha untuk melakukan ekspor ke Malaysia dan Singapura karena beberapa negara menerapkan status lockdown. Namun, hal ini bukan menjadi penghalang bagi calon pelapak daring dalam melihat peluang ekspor ke negara-negara dimaksud. Lokakarya ini merupakan bentuk pembinaan bagi calon pelapak yang dilakukan sebagai solusi di tengah pandemi COVID-19,” ujar Kasan.
Dijelaskan secara rinci oleh Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan, Malaysia dan Singapura merupakan mitra perdagangan penting bagi Indonesia, meskipun pandemi ini akan mengurangi nilai ekspor Indonesia ke kedua negera tersebut.
“Jarak Indonesia, Malaysia dan Singapura tidak terlalu jauh. Hal ini menjadi competitive advantage tersendiri karena selera konsumen yang tidak begitu berbeda dan harga produk Indonesia yang relatif terjangkau. Para pelaku usaha Indonesia harus memanfaatkan hal ini sebagai peluang ekspor di tengah masa pandemi melalui promosi daring," terang Marolop.
Atase Perdagangan Kuala Lumpur Rifah Ariny mengungkapkan, saat ini Malaysia menerapkan larangan berkerumun di luar rumah. Sehingga masyarakat Malaysia lebih banyak menggunakan niagael dan pembayaran nontunai/cashless dalam bertransaksi.
“Sebenarnya sebelum adanya lockdown di Malaysia, tren belanja daring sudah cukup tinggi, yaitu sebesar 81 persen. Namun dengan adanya lockdown tentunya akan mendorong transaksi daring menjadi lebih tinggi. Yang perlu diperhatikan bagi para pelaku usaha Indonesia dalam memasarkan produknya ke Malaysia adalah harga, fungsi, masa kadaluarsa, dan aturan lartas untuk ekspor dan impor,” jelas Rifah.
Senada dengan Atdag Kuala Lumpur, di Singapura belanja daring merupakan hal yang sangat umum dan terus menunjukan tren peningkatan di masa pandemi.
“Terdapat banyak peluang bagi pelaku usaha Indonesia yang ingin memasarkan produknya ke pasar Singapura di tengah masa pandemi ini. Terutama bagi pebisnis makanan, minuman, alat kesehatan, peralatan olahraga, dan hiburan karena permintaan selama wabah ini menunjukan tren peningkatan," kata Atase Perdagangan Singapura Rumaksono.
Sementara itu, Vice President of Merchart PT Bukalapak Kurnia Sofia menambahkan, di tengah masa sulit ini, pemasaran melalui niaga-el merupakan salah satu jawaban dalam transaksi perdagangan di seluruh dunia. Selama masa pandemi, nilai perdagangan niaga-el mengalami peningkatan dibanding penjualan di toko fisik. “Dengan fitur BukaGlobal, Bukalapak akan membantu para calon pelapak yang ingin memanfaatkan peluang di tengah wabah COVID-19 dalam memasarkan produknya ke pasar Malaysia dan Singapura,”
Dikuatkan Marolop, ke depannya Bukalapak akan menggandeng mitra di negara tujuan dalam pengiriman barang maupun dalam transaksi pembayaran untuk mempelancar transaksi dan mempermudah konsumen dalam memperoleh barang. “Bukalapak juga membuat Hub dimasingmasing negara dalam pendistribusikan barang kiriman," pungkasnya.