Industri
makanan dan minuman nasional semakin menguatkan daya saingnya dalam
mengisi rantai pasok untuk pasar domestik dan ekspor. Hal ini ditandai
dengan penambahan kapasitas produksi industri minuman ringan yang
dilakukan oleh Coca-Cola Amatil Indonesia di Medan, Sumatera Utara.
“Kami memberikan apresiasi kepada perusahaan ini sebagai pelopor dalam industri minuman ringan di Indonesia yang selama ini turut berkontribusi terhadap perekonomian nasional,”kata
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto ketika
melakukan kunjungan kerja di pabrik baru Coca-Cola Amatil Indonesia,
Medan, Sumatera Utara, Rabu (30/8).
Panggah menegaskan, industri
makanan dan minuman merupakan sektor yang sangat strategis dan masih
mempunyai prospek bisnis yang cukup cerah di Tanah Air, dengan
ditunjukkan melalui kinerja pertumbuhannya pada semester I tahun 2017
yang mencapai 7,69 persen. ”Sedangkan, kontribusinya terhadap PDB
nasional sebesar 6,06 persen,” ungkapnya.
Peran
subsektor industri makanan dan minuman dalam memberikan sumbangan pada
PDB industri non-migas, juga terbesar dibandingkan subsektor lainnya,
yaitu mencapai 33,63 persen pada semester I tahun 2017. Di samping itu,
realisasi investasi di sektor industri makanan dan minuman pada periode
yang sama sebesar Rp21,6 triliun untuk PMDN dan USD1,18 miliar untuk
PMA.
Dengan
kinerja yang gemilang tersebut, Panggah menyampaikan, pihaknya aktif
mendorong agar para pelaku industri makanan dan minuman di dalam negeri
tetap berupaya untuk meningkatkan mutu, produktivitas dan efisiensi diseluruh rangkaian proses produksi. Sejalandengan langkah itu, diperlukan pula peningkatan kompetensi sumber daya manusia serta kegiatan penelitian dan pengembangan.
“Kami mengharapkan Coca-Cola Amatil Indonesia dapat berkontribusi pada program pembinaan dan pengembangan SMK berbasis kompetensi yang link and match dengan
industri,” tutur Panggah. Program yang diinisiasi oleh Kemenperin ini
akan kembali diluncurkan untuk wilayah Sumatera Utara pada September
2017.
Direktur Supply Chain Coca-Cola
Amatil Indonesia, Gigy Philip menerangkan bahwa perusahaan terus
berkomitmen untUK meningkatkan investasi hingga USD300 juta dalam tiga
tahun ke depan. “Sebagai perusahaan PMA, kami telah berinvestasi di
Indonesia mencapai USD445 juta pada tahun 2012-2017 dengan jumlah
karyawan sebanyak 11 ribu orang,” paparnya.
Pada Maret 2017, Coca-Cola Amatil Indonesia telah meresmikan pengoperasianfasilitas produksi dan pusat distribusi perusahaan di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timurdengan
nilai investasi mencapai USD42 juta. “Upaya ini merupakan salah satu
tahapan dari komitmen investasi kami yang diharapkan menjadi pemacu bagi pengembangan industri makanan dan minuman nasional,” ucapnya.
Sementara itu, untuk ekspansi yang dilakukan di Medan, Coca-Cola
Amatil Indonesia menggelontorkan dana senilai USD20 juta untuk
membangun lima lini produksi. Di atas lahan seluas lima hektare,
fasiltas pabrik ini memiliki kapasitas produksi mencapai 150 juta botol
per tahun untuk didistribusi ke seluruh wilayah di Pulau Sumatera,
antara lain Aceh, Kepulauan Riau, Provinsi Riau, Sumatera Barat, dan
Jambi.
Pabrik di Medan ini menyerap tenaga kerja sekitar 160 orang, di mana sebanyak 46 karyawan telah menerima sertifikasi dari Coca-Cola
Amatil Indonesia - Supply Chain Technical Academy. “Kami telah memiliki
delapan akademi pelatihan di tujuh departemen dengan total pelaksanaan
35 ribu pelatihan harian di setiap tahunnya,” ujar Philip.
Sejak awal beroperasi di Indonesia pada tahun 1992, Coca-Cola
Amatil Indonesia telah memiliki 39 lini produksi di delapan pabrik
dengan mempekerjakan sebanyak 10 ribu karyawan untuk melayani lebih dari
500 ribu pelanggan ritel baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan di Indonesia, sekitar 120 ribu di antaranya tersebar di wilayah Sumatera.