Industri
otomotif makin serius membidik Indonesia, tidak hanya sebagai pasar
potensial dan basis produksi kendaraan, tetapi juga pusat penelitian dan
pengembangan untuk menciptakan inovasi produknya. Langkah ini dapat
memperkuat struktur industri nasional sekaligus mendorong masuk ke dalam
aktivitas rantai nilai global.
“Kami
memberikan apresiasi kepada PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) atas
komitmennya untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan
sekaligus tempat alih teknologi di bidang rancang bangun dan rekayasa
kendaraan melalui pendirian dan perluasan research and development (R&D) Center,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Karawang, Jawa Barat, Senin (10/4).
Menperin
meyakini, pembangunan R& D Center ini akan memposisikan Indonesia
sebagai salah satu pemain global, khususnya di jenis kendaraan yang
selama ini menjadi unggulan Daihatsu di pasar dunia. “Diharapkan,
nantinya, kegiatan riset kendaraan tersebut dapat sepenuhnya dikerjakan
dan dikembangkan secara mandiri oleh putra-putri bangsa Indonesia,”
ujarnya.
Pada
kesempatan tersebut, juga dirayakan prestasi PT. ADM yang mampu
menembus jumlah produksi hingga lima juta unit sampai dengan bulan Maret
2017. Capaian yang tercatat dalam Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI)
ini membuat Airlangga tambah optimistis untuk mengejar target produksi
2,5 juta unit tahun 2020.
Hal
ini juga didukung oleh kebijakan pemerintah yang menjadikan industri
otomotif sebagai salah satu sektor andalan yang memiliki peran besar
terhadap PDB nasional. “Kami harapkan pencapaian ini menjadi momentum
penting untuk memaksimalkan sektor industri otomotif dalam memberikan
kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi agar menjadi lebih baik,” ungkapnya.
Oleh
karena itu, diperlukan koordinasi serta pemahaman visi dan misi antara
pemerintah dengan pelaku usaha. “Maka, kami mengimbau kepada para
produsen otomotif supaya terus meningkatkan inovasi teknologi,
investasi, tenaga kerja, serta menggandeng semaksimal mungkin mitra
lokal dalam rangka memperkuat struktur industri otomotif nasional,”
paparnya.
Presiden
Direktur ADM Sudirman MR mengatakan, Daihatsu merupakan satu-satunya
pabrikan otomotif di Indonesia yang memiliki pusat inovasi lengkap.
“Misi utama R&D Center ini adalah mengembangkan produk-produk yang
sangat sesuai dengan konsumen di Indonesia, baru kemudian diusahakan
untuk ekspor,” ujarnya.
Menurut
Sudirman, pembangunan R&D Center ini merupakan bentuk komitmen
Daihatsu dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di Indonesia.
"Daihatsu akan terus melakukan pengembangan kompetensi kepada
putera-puteri bangsa agar kelak memiliki kemampuan rancang bangun produk
otomotif nasional dengan kualitas global," tuturnya.
R&D
Center ADM dibangun secara bertahap sejak tahun 2011 dengan nilai
investasi sekitar Rp 1 triliun dan total lahan seluas 25 hektare. Pusat
inovasi ini memiliki tiga fasilitas utama yaitu Design Buliding,
Engineering Building, dan Test Course.
Fasilitas
Test Course memakan lahan paling banyak, dengan luas 24 hektare.
Sebanyak satu hektare sisanya dihabiskan untuk Design Center dan
Engineering Center. Untuk test Course sendiri di dalamnya memiliki 24
macam kondisi jalan di Indonesia, empat tipe tanjakan, tes banjir dua
arah, dan lumpur.
Pada
R&D Center ini juga terdapat standar proses atau tahapan dalam
membuat dan mengembangkan suatu produk. Mulai dari Market Survey &
Product Planning, Product Design, Product Engineering Design, Prototype
Making, Prototype Testing, Production Tooling, Production Trial, Mass
Production, hingga Sales & After Sales Services.
Sudirman
menambahkan, torehan produksi lima juta unit tak lepas dari dukungan
mitra industri komponen dalam negeri, yang melibatkan 263 pemasok lapis
pertama dan 1.315 lapis kedua dan mengalokasikan 900 ribu tenaga kerja.
“Secara total, kapasitas produksi kami sebesar 530 ribu unit per tahun,
dari pabrik Karawang 200 ribu unit dan pabrik Sunter 330 ribu unit,”
ungkapnya.
Adapun,
total produksi lima juta unit tersebut dibagi dalam dua merek, Daihatsu
2.447.211 unit (49 persen) dan Toyota 2.552.789 unit (51 persen).
Selain memenuhi pasar domestik, kendaraan Daihatsu yang diproduksi di
Indonesia juga diekspor ke 54 negara yang berada di Asia, Afrika, dan
Amerika Latin.
Hadapi Industry 4.0
Pada
kesempatan itu pula, Menperin menjelaskan, pusat inovasi yang dibangun
oleh industri otomotif ini salah satu upaya untuk menghadapi era
Industry 4.0. “Karena inovasi merupakan kebutuhan pelaku industri agar
dapat berdaya saing memasuki revolusi industri ke-4, dengan memanfaatkan
teknologi terkini seperti robotic, 3D printing, artificial intelligence, dan internet of things,” paparnya.
Di sektor otomotif, menurut Airlangga, pemerintah tengah berupaya mengembangkan kendaraan low carbon emission vehicle (LCEV). Program ini melanjutkan suksesnya dari kendaraan jenis low cost green car (LCGC). "Kami tengah mengkaji untuk kendaraan emisi yang lebih rendah. Produksi kendaraan bisa mengikuti perkembangan teknologi terbaru seperti hybrid, dan pemerintah juga sedang mendorong produksi kendaraan pedesaan,” ujarnya.
Untuk
mencapai sasaran tersebut, salah satu prasyarat yang dibutuhkan adalah
tenaga kerja yang terampil. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian
meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match antara SMK
dengan industri. “Kami sudah melaunching di Jawa Timur, yang akan
dilanjutkan di Jawa Tengh dengan melibatkan 100 industri dan lebih dari
360 SMK. Program ini bertahap ke daerah-daerah lainnya,” tutur
Airlangga.
Airlangga
menegaskan, tujuan pendidikan vokasi ini selain untuk menyiapkan tenaga
kerja industri yang terampil, juga akan mempu meningkatkan daya saing
Indonesia dalam sektor manufaktur. “Tentunya diharapkan industri akan
terus menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi nasional secara
keseluruhan,” ucapnya.
Situasi
ekonomi global yang sedang tertekan, menurutnya, tidak hanya dialami di
kawasan Asia, namun juga dihadapi dunia. “Di tengah-tengah penurunan
ekonomi tersebut, perekonomian Indonesia pada tahun 2016 ternyata masih
tetap tumbuh di atas lima persen,” pungkasnya.