Kementerian
Perindustrian memprioritaskan pengembangan industri penunjang
pembangkit listrik di Indonesia. Selain mampu tumbuh melampaui
pertumbuhan ekonomi, sektor ini juga amat potensial mengingat kebutuhan
pasokan energi dalam negeri yang makin besar.
“Industri
penunjang pembangkit listrik harus dapat mendukung pemenuhan kebutuhan
energi yang diperlukan dalam peningkatan nilai tambah produksi,” ujar
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Peresmian Pabrik
Transformator Tenaga PT XD Sakti Indonesia di Cikarang, Jawa Barat, Rabu
(15/3).
Menperin menyampaikan, Indonesia
saat ini telah masuk dalam jajaran 10 besar negara yang industrinya
memberikan kontribusi terhadap nilai tambah dunia. Pemenuhan kebutuhan
energi mutlak diperlukan untuk mempertahankan posisi tersebut.
Beroperasinya
pabrik PT XD Sakti Indonesia yang memproduksi transformator tenaga
bertegangan 70-500 kilo volt (kV) diharapkan dapat berkontribusi dalam
transmisi dan distribusi tenaga listrik. Saat ini, jelas Menperin,
sebagian besar kebutuhan transformator dengan ukuran tersebut masih
diimpor.
Dengan
kemampuan industri nasional dalam memproduksi komponen, mulai dari
trafo, transmisi hingga kabel, maka kebutuhan penunjang untuk program
pembangkit listrik 35.000 Mega Watt yang diikuti dengan program
transmisi 46.000 kilometer diharapkan bisa sepenuhnya diproduksi di
dalam negeri.
Menperin
berharap, diresmikannya pabrik ini memberikan kesempatan penyerapan
tenaga kerja yang lebih banyak dan ikut andil dalam peningkaan
pengembangan SDM. Menperin pun mengapresiasi program pelatihan SDM yang
dilakukan PT. XD Sakti Indonesia, baik di dalam negeri maupun dengan mengirimkan tenaga kerja ke Tiongkok. “Salah satu cara menguatkan industri Indonesia adalah lewat pengembangan SDM,” paparnya.
Pabrik yang diresmikan hari ini memiliki
kapasitas produksi sebesar 10.896 MVA per tahun, yang menjadikannya
pabrik transformator tenaga terbesar di Asia Tenggara. PT. XD Sakti
Indonesia merupakan joint venture antara BUMN XD Group China dan Central Cipta Murdaya (CCM) Group dengan investasi yang saat ini telah mencapai USD 80 Juta.
Di
tahap pertama, pabrik dengan luas area mencapai 81.000 meter persegi
ini memproduksi beragam jenis transformator dari 70kV hingga 500 kV.
Sedangkan di tahap selanjutnya, akan memproduksi Gas Insulated
Switchgear (GIS).
Chairman CCM Murdaya W. Poo akan terus memenuhi kebutuhan transformator di dalam negeri. ”Kami yakin
sebentar lagi bisa memproduksi trafo hingga 1000 kV karena fasilitasnya
siap. Pabrik ini bisa memproduksi lebih dari 100 unit setahun,” jelas
Murdaya. Disampaikannya, PT. PLN (persero) telah melakukan pemesanan dari perusahaannya sejumlah 17 unit trafo bertegangan 500 kV dan 44 unit trafo 1050 kV.
Direktur
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
(ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan yang mendampingi Menperin
dalam acara tersebut menyampaikan harapannya agar PT. XD Sakti Indonesia
bisa memberdayakan kekuatan bahan baku dan komponen-komponen lokal.
Ia juga berharap PLN dapat semakin mengandalkan produksi dalam negeri untuk Program 35.000 MW. Program
tersebut, ujarnya, tentu akan berdampak signifikan bagi pertumbuhan
ekonomi di luar Jawa, yang sebelumnya mengalami kekurangan suplai
listrik. ”Kebutuhan produk transformator daya di indonesia mencapai
33.000 MVA per tahun dan industri transformator daya dalam negeri sudah
mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” papar Putu.
Investasi Baru dan Mobil Listrik
Masih
terkait dengan program pembangkit listrik, Menperin menyampaikan bahwa
Presiden RI Joko Widodo menaruh perhatian besar terhadap pengembangan
teknologi mobil listrik. “Ketersediaan listrik jadi syarat utama karena
kebutuhan listriknya yang besar. Sehingga di sini kelihatan betapa
penting dan strategisnya program 35.000 MW untuk mendukung perkembangan
ekonomi Indonesia,” papar Menperin.
General
Manager XD Group China Zhang Ya Lin menyampaikan komitmennya untuk
memasok energi dan peralatan transmisi yang handal. Ia menyampaikan
bahwa perusahaannya ingin berkontribusi dan berbagi pengalaman dalam
pembaruan konstruksi jaringan listrik di Indonesia.
Hal
senada juga disampaikan Minister Counselor Economic and Commercial
Kedubes Republik Rakyat Tiongkok di Indonesia Wang Li Ping. Menurutnya,
investasi Tiongkok ini membuka bidang baru dengan menggabungkan
teknologi Tiongkok dan pasar kelistrikan yang besar di indonesia.
Menurut data BKPM, investasi perusahaan-perusahaan Tiongkok di Indonesia pada 2016 mencapai
sekitar USD 2,6 Miliar, dan peringkatnya meningkat pesat menjadi
peringkat 3 dari dari peringkat 10 di 2015. Sementara, berdasarkan
United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD), Indonesia berada di peringkat ke-9 untuk negara tujuan investasi.
Kemenperin
mencatat, perusahaan dalam negeri telah sanggup memproduksi barang
modal untuk memasok pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan seperti
pembangkit. Di antaranya, produsen turbin berkapasitas hingga 27 MW
sebanyak 3 perusahaan, generator hingga 10 MW (2 perusahaan), boiler
sampai 660 MW (10 perusahaan), transformator (5 perusahaan), kompresor
(2 perusahaan), pressure vessels (2 perusahaan), dan panel (3
perusahaan).
Selanjutnya, KWH meter (5 perusahaan), pompa industri (4 perusahaan), elektromotor (2 perusahaan), konstruksi dan rekayasa atau engineering, procurement and construction (12 perusahaan) dan industri baja (12 perusahaan).