Senin, 26 Februari 2018

Rantai Pasok dan Logistik Perlu Pengembangan Inovatif

Seiring dengan pergeseran dunia menuju model bisnis digital dan teknologi, sektor rantai pasok dan logistik juga memerlukan upaya pengembangan yang inovatif dan transformasi multi fungsi.
 
“Pemerintah menyadari persoalan logistik perkotaan merupakan suatu isu penting. Isu tersebut perlu ditangani secara terintegrasi dan kolaboratif antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk sinergi antara satu kota dengan kota lainnya,” ujar Plt. Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Elen Setiadi dalam Urban Logistics and Land Transportation Management Workshop bertajuk Navigating Infrastructure and Assets in Digital Economy, Senin (26/2), di Kantor Kemenko Perekonomian.
 
Workshop ini secara keseluruhan membahas beberapa teknik terkini kinerja jaringan rantai pasok dan logistik, yang didukung oleh alat optimasi dan simulasi menggunakan teknologi digital, big data, internet of things, dll. Dukungan tersebut untuk memecahkan masalah jaringan rantai pasok yang kompleks dan penyediaan infrastruktur logistik yang tepat dan handal.
 
Elen menerangkan, Urban Logistics (Logistik Perkotaan) dapat dipahami sebagai perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan efisiensi ekonomi, serta efektivitas pergerakan orang, barang, dan informasi yang relevan di wilayah perkotaan dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup warga kota.
 
Kemudian mengenai transportasi dan distribusi pasokan barang ke wilayah perkotaan, sambungnya, masih menjadi persoalan utama bagi kota-kota metropolitan di dunia.
 
“Pertumbuhan aktivitas pembangunan ekonomi dan perniagaan di perkotaan mendorong peningkatan kebutuhan pasokan barang/material yang lebih besar dan intensitas distribusi barang yang lebih tinggi,” katanya.
 
Ia juga menjelaskan bahwa prinsip utama distribusi barang adalah memastikan 3T, yaitu tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat jumlah sampai ke konsumen akhir.
 
“Selain itu, sinkronisasi antara urban logistics dan mobilitas orang menjadi sangat penting untuk menunjang perkembangan ekonomi di kota besar,” tambah Elen.
 
Maka, ia menggarisbawahi beberapa pemanfaatan teknologi informasi di sektor rantai pasok dan logistik antara lain mencakup:
 
1. optimalisasi rantai pasok (mengkonsolidasikan pengiriman dan mengurangi jumlah gudang);
2. mengurangi stok dan menghemat ruang penyimpanan, sehingga perusahaan dapat melakukan proses just in time;
3. merampingkan jaringan rantai pasok guna memenuhi permintaan pelanggan yang semakin sensitif terhadap kecepatan pengiriman, termasuk juga dalam perdagangan e-commerce.
 
Program yang diinisiasi untuk mendukung pengembangan Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS) ini dibentuk oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerjasama dengan The Logistics Institute Asia Pacific-National National University of Singapore (TLIAP-NUS) sejak Agustus 2016, yang pendanaannya didukung oleh Temasek Foundation International, Singapore.
 
“Workshop ini untuk meningkatkan kapasitas human capital di instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan peneliti di perguruan tinggi dalam bidang Logistik dan Supply Chain Management, dengan fokus mengenai logistik perkotaan dan manajemen transportasi,” tutupnya.
 
Hadir dalam kesempatan ini antara lain Executive Director, The Logistics Institute Asia Pacific, and The team from National University of Singapore, Robert de Souza; Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Gilarsi W. Setijono; Program Director, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, Rainer Haryanto; Director of Business Development, Co-Owner of The AnyLogic Company, Timofey Popkov; Co-Founder, Course Producer, PT Algoritma Data Science, Samuel Chan; Director, Internet of Things, ST Electronics (Info-Software Systems), Tay Choon Hong, dan peserta workshop dari berbagai kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, dan Perguruan Tinggi.