Rabu, 20 November 2019

Indonesia Economic Forum 2019

Towards A $ 7 Trillion Economy: Opportunities and Challenges

Jakarta, 20 November 2019 – Indonesia Economic Forum (IEF) yang ke 6 dibuka secara resmi oleh Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukman di JW Marriott Hotel Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam pidatonya, Rizal membahas mengenai tantangan utama yang dihadapi Indonesia selama lima tahun ke depan dan strategi pemerintah untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil meskipun iklim investasi global tidak pasti.

IEF 2019 ini telah mempertemukan 300 pemimpin politik, bisnis, pemerintah, dan masyarakat sipil terkemuka, membahas bagaimana Indonesia dapat bertransisi dari ekonomi yang bergantung pada sumber daya alam menjadi ekonomi yang didorong oleh bakat dan layanan manusia. IEF 2019 mengusung tema “Towards a $7 Trillion Economy: Opportunities and Challenges”. Tema ini mencerminkan visi Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai 5 besar ekonomi global pada tahun 2045 dan mempromosikan pengembangan sumber daya manusia.

Pembicara utama lainnya yang hadir yaitu: Bambang Brodjonegoro, Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional; Ilham Habibie, Ketua Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (WANTIKNAS); Kishore Mahbubani, Distinguished Fellow, National University of Singapore, Asia Research Center; Gita Wirjawan, Founder Ancora Foundation dan mantan Menteri Perdagangan; Thomas Lembong, mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM); Sumit Dutta, Country Manager dan CEO HSBC Indonesia; Sandiaga Uno, mantan Wakil Gubernur DKI  Jakarta; Shinta Kamdani, Wakil Ketua Kadin dan CEO Sintesa Group; Jean-Pierre Diserens, CEO Fidurhone SA dan Sec Gen CIFA.

"Agar Indonesia mendapat manfaat dari lanskap global baru, maka harus terhubung ke jaringan pengetahuan global. Universitas-universitas harus berkolaborasi dengan institusi pembelajaran terkemuka lainnya; perusahaan harus membentuk kemitraan dengan merek global; dan negara secara keseluruhan harus berinvestasi lebih banyak dalam R&D,” kata Shoeb Kagda, Founder Indonesia Economic Forum.
"Indonesia Economic Forum adalah platform multi-stakeholder yang menyatukan semua pihak. Visi kami untuk mempromosikan kemajuan ekonomi dan sosial untuk Indonesia dengan mengidentifikasi tren dan peluang utama." tambah Kagda. IEF ke-6 hadir untuk membantu memetakan jalan ke depan untuk Indonesia dengan mengidentifikasi peluang baru bagi investor dan bisnis di sektor-sektor seperti pendidikan, pariwisata, transportasi, keuangan dan ekonomi digital.

Munculnya EduTech dan peran start-up di sektor pendidikan, sebagai contoh, dibahas dalam panel yang dipandu oleh Intel dan Kementerian Pendidikan. Para pemimpin bisnis juga berdiskusi mengenai pentingnya tata kelola perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan, yang sangat penting bagi ekonomi luas maupun pasar modal. “Intel berkomitmen penuh dalam mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan melalui teknologi, baik itu penggunaan lingkungan belajar yang terintegrasi melalui konten yang mendalam untuk siswa, kurikulum pembelajaran yang dipersonalisasi atau cara yang lebih baik untuk menilai kemajuan belajar siswa menggunakan analisis data. Kami senang menjadi bagian dari Indonesia Economic Forum dalam diskusi kritis tentang bagaimana kami dapat membantu memberikan keterampilan abad ke-21 kepada generasi inovator siswa berikutnya,” kata Sumner Lemon, Regional Director, Asia Pacific & Japan, Intel.

Sachin Gopalan, Co-Founder Indonesia Economic Forum mengatakan: “Indonesia Economic Forum sangat bangga telah bermitra dengan perusahaan-perusahaan terkemuka seperti Intel, Deloitte Indonesia, Microsoft, KPMG, Fidurhone SA dan Schoology Asia untuk menemukan solusi dan menciptakan peluang baru bagi pengusaha Indonesia.” “Kami juga sangat berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan Kementerian-kementrian atas dukungan mereka karena kami percaya bahwa pemerintah akan selalu memberi peran sentral di masa depan negara ini,” tambah Sachin. Sejak didirikan pada tahun 2014, Indonesia Economic Forum telah terlibat dengan pemerintah Indonesia, masyarakat sipil, komunitas bisnis, akademisi dan organisasi pemuda. Melalui platform digital, Indonesia Economic Forum menjangkau lebih dari 3.000 pemimpin eksekutif dan bisnis senior serta lebih dari satu juta pengikut di seluruh kawasan.