Pembiayaan Alternatif dan Pelibatan Dunia Bisnis
Untuk Mempercepat Pencapaian Target Universal Access Indonesia 2019
JAKARTA, 26 Oktober 2016 - Pada hari ini Jejaring
Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (AMPL) menggelar Forum Inspirasi “Air Untuk Semua” di Epicentrum Walk Jakarta.
Tema yang diangkat adalah berbagai terobosan dan alterntif cara untuk mengejar
sisa capaian target 30% akses air minum (Universal
Access) untuk Indonesia pada 2019. Skema pembiayaan kredit mikro dan
pelibatan dunia bisnis menjadi salah satu pesan kunci dalam forum ini.
Kegiatan ini
menghadirkan inspirator-inspirator yang terlibat langsung dalam pencapaian
target Universal Access tersebut,
seperti Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pengembangan Regional, Dr.
Ir. Arifin Rudiyanto, Penggiat serta ketua pertama jejaring Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (AMPL) Nasional, Dr. Ir. Oswar Mungkasa, Ketua LSM
Yayasan Masyarakat Peduli-Nusa Tenggara Barat (NTB), Ellena Rachmawati, Bupati
Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, Direktur Umum PD BPR BKK Purwodadi Kabupaten
Grobogan, Koesnanto SH serta Ketua KSM Tirto Makmur, Desa Dorolegi, Kabupaten
Grogokan, Kholil.
Ini bukan forum berbagi
pembelajaran, pengetahuan serta pengelaman (sharing
session) yang tidak biasa. Beberapa sesi dan para inspirator ditampilkan
secara menarik. Diawali dengan sesi pembuka, Dr. Ir. Arifin Rudiyanto
mengatakan bahwa cakupan air minum nasional sampai
tahun 2015 sebesar 70,97%. Ini memang melebihi target MDGs Indonesia yaitu
68,86%. Namun, “Pemerintah masih perlu meningkatkan pencapaiannya untuk mengejar target di
daerah pedesaan”, ujarnya. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019, Pemerintahan Jokowi mentargetkan pada tahun 2019 sudah
mencapai 100%.
“Berarti kita harus bekerja keras untuk merealisasi gap
akses eksisting dan target, kira-kira sekitar sebesar 30-an %. Hal ini berarti
rata-rata per tahun harus ada kenaikan sebesar 6 %,” tambah Arifin. Lebih
lanjut, Arifin memaparkan bahwa untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan dana
sebesar 274,8 triliun rupiah. Beliau menegaskan, “APBN nampaknya maksimal hanya menyediakan 30
% dari kebutuhan dana yang dibutuhkan. Sehingga peran serta dan kontribusi
semua elemen pembangunan sangat diharapkan.
Berbagai upaya, termasuk terobosan akses kredit mikro kepada warga guna
mendapatkan akses air minum, tentu dapat dijadikan alternatif pendanaan”.
Skema pembiayaan alternatif dapat menjadi pilihan bagi
masyarakat dan penggiat penyediaan
akses air minum maupun sanitasi. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh PD BPR BKK Purwodadi Kabupaten Grobogan dengan kredit
mikro dalam program BKK Air. Koesnanto SH selaku Direktur Umum PD BPR BKK
Purwodadi menuturkan, “BPR BKK Purwodadi menetapkan target sebanyak 12.000 masyarakat mendapatkan
fasilitas kredit pembuatan jamban sehat, sanitasi sehat dan air minum melalui
skema Kredit BKK Air, dimana target ini diusahakan tercapai dalam jangka waktu
3 tahun”. Sampai dengan September 2016, pencapaian Kredit BKK Air adalah 8.649
jiwa penerima pemanfaat dari 2.355 nasabah dengan Total Realisasi Pinjaman
sebesar Rp. 3.238.000.000, katanya bangga.
Selain pembiayaan
kredit mikro oleh PD BPR Purwodadi Kabupaten Grobogan, dari pihak swasta, AQUA
sebagai pelopor Air Minum Kemasan meluncurkan kembali program AQUA “Satu untuk
Sepuluh” yang bekerjasama dengan mitra AMPL untuk mengembangkan alternatif
pembiayaan kredit mikro untuk peningkatan akses air bersih dan sanitasi.
Leila Djafaar, Vice President General Secretary Danone
Indonesia, mengatakan “Ini merupakan komitmen kami untuk mendukung program
pemerintah mewujudkan target Universal
Access 2019. Sejak tahun 2007, AQUA telah melakukan berbagai inisiatif untuk
peningkatan akses air bersih masyarakat di sekitar wilayah operasional dan di
berbagai wilayah yang membutuhkan. Kami
juga melibatkan konsumen untuk ambil peranan dalam tujuan baik ini melalui
program AQUA “Satu untuk Sepuluh” pada tahun 2007, 2009, dan di akhir tahun
2016 kami luncurkan kembali.”
Leila melanjutkan
bahwa dalam pelaksanaan program “Satu untuk Sepuluh” 2016 akan diterapkan dengan
skema pembiayaan kredit mikro. Leila menambahkan, “Kami berharap dengan skema ini, program
peningkatan akses air bersih dan sanitasi yang dilakukan akan memiliki dampak yang
lebih luas dan berkelanjutan”.
Melalui program “Satu
untuk Sepuluh”, konsumen dapat berkontribusi dengan cara yang mudah, dimana
setiap 1 liter AQUA berlabel khusus yang dikonsumsi, maka AQUA akan menyediakan
10 liter air bersih untuk masyarakat yang membutuhkan.
Acara yang dihadiri
oleh berbagai kalangan dan para pemangku kepentingan, seperti: pemerintah pusat
dan daerah, dari akademisi dan pakar, berbagai asosiasi, dan aliansi kepala
daerah, pihak swasta, kalangan media massa, serta para tokoh dan aktivis yang
memiliki kesamaan cita-cita untuk meningkatkan layanan dasar bagi masyarakat,
khususnya akses air minum untuk semua lapisan masyarakat Indonesia. Sesuai
dengan semangat Jejaring AMPL, pada akhir acara seluruh pihak mendeklarasikan
komitmen untuk berkontribusi pada percepatan pencapaian target Universal Access
air minum dan sanitasi di Indonesia.
-Selesai-
Tentang Universal Access 2019
Air minum (dan sanitasi) adalah kebutuhan dasar manusia.
Pemerintah Indonesia bercita-cita di akhir tahun 2019 dapat mencapai universal
access air minum dan sanitasi. Ini dimaknai bahwa 100% masyarakat
mendapatkan layanan air minum dan 100% akses sanitasi yang layak. Hal tersebut
tertuang dalam Undang-Undang 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJPN) 2005-2025. RPJPN mengamanatkan pada akhir periode RPJM
20015-2019 layanan dasar air minum dan sanitasi dapat dinikmati oleh seluruh
rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita ini tentunya diperlukan
partisipasi seluruh lapisan masyarakat.
Tentang Jejaring AMPL
Jejaring
AMPL merupakan suatu wadah sinergi dan koordinasi para palaku utama, pemangku
kepentingan dan siapapun yang memiliki kepedulian pada upaya pembangunan di
bidang air minum dan penyehatan lingkungan. Jejaring ini bergerak bersama
sebagai:
• Pusat
informasi, tukar pengalaman dan pengetahuan sesama pelaku utama, baik dari
kalangan birokrasi atau pemerintahan, kalangan swasta, akademisi, jurnalis
hingga tokoh dan aktivis lainnya.
• Pendorong
dan pendukung upaya solusi atas permasalahan AMPL dalam skala nasional dan
lokal.
• Wadah
berbagai pengalaman, penyebaran informasi, opsi teknologi, metodologi dan
praktek-praktek terbaik dalam mewujudkan AMPL yang laya, baik Nasional maupun Internasional.
• Sekretariat
Jejaring AMPL beralamat di Menteng Square, Jl. Matraman Raya No. 30E, Jakarta.
Informasi selengkapnya tentang Jejaring AMPL dapat diakses melalui situs: http://www.jejaringampl.org