Rabu, 05 November 2025

Ekonomi Triwulan III-2025 Tumbuh 5,04 Persen, Menkeu Purbaya: APBN Dikelola Efektif untuk Jaga Daya Beli

Jakarta, 6/11/2025 Kemenkeu – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2025 berada pada level 5,04 persen (year on year/yoy) didukung permintaan domestik dan kinerja ekspor yang kuat, investasi yang resilien, serta optimalisasi belanja pemerintah. Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan realisasi tersebut menunjukkan bahwa APBN dikelola secara efektif, diperkuat koordinasi erat dengan otoritas moneter dan sektor keuangan. 

“APBN berperan menjaga daya beli masyarakat dan mendukung kinerja dunia usaha agar lebih berdaya saing terutama di tingkat global. Dukungan fiskal juga diberikan melalui penempatan Rp200 triliun kas negara secara prudent untuk memastikan likuiditas ekonomi memadai, termasuk dukungan nonfiskal untuk debottlenecking demi realisasi investasi lebih tinggi secara berkelanjutan,” kata Menkeu dalam keterengan resminya, Kamis (6/11).

Secara keseluruhan, momentum pertumbuhan ekonomi berdampak positif terhadap penciptaan lapangan kerja sebesar 1,9 juta orang. Jumlah pengangguran turun 4 ribu orang menjadi 7,46 juta dibandingkan Agustus 2024 sehingga tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun dari 4,91 persen di Agustus 2024 menjadi 4,85 persen pada Agustus 2025. 

Dari sisi permintaan domestik, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 4,89 persen (yoy), seiring meningkatnya mobilitas penduduk, pertumbuhan transaksi digital, serta dukungan kebijakan pemerintah. Sementara itu, konsumsi pemerintah tumbuh 5,49 persen dengan belanja barang dan belanja pegawai masing-masing tumbuh 19,3 persen dan 9,0 persen merupakan wujud komitmen pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan menopang daya beli melalui percepatan dan optimalisasi belanja.

Di sisi lain, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 5,04 persen (yoy) didukung keyakinan pelaku usaha terhadap prospek ekonomi nasional serta komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang stabil dan mendukung ekspansi usaha. 

Dari sisi perdagangan, ekspor barang dan jasa riil tumbuh signifikan 9,91 persen (yoy), menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan. Penguatan aktivitas industri domestik, peningkatan permintaan negara mitra dagang utama, dan kuatnya daya saing produk ekspor Indonesia menjadi faktor pendorong. Dari sisi produksi, sektor industri pengolahan tumbuh solid di topang permintaan yang kuat. Impresifnya kinerja ini khususnya didorong oleh subsektor strategis berbasis hilirsasi.

Upaya menjaga daya beli dan mendukung kinerja dunia usaha dilakukan dengan optimalisasi belanja melalui program stimulus Rp34,2 triliun dan 8 program akselerasi senilai Rp15,7 triliun di triwulan IV 2025. Investasi dan ekspor bernilai tambah tinggi diperkuat melalui peran Danantara dalam mengungkit kontribusi swasta, serta debottlenecking dengan dibentuknya Satuan Tugas Percepatan Program Strategis Pemerintah (Satgas P2SP). Dengan perkembangan data terkini, ditambah upaya optimalisasi peran fiskal sebagai enabler aktivitas ekonomi dan kebijakan nonfiskal untuk iklim usaha lebih baik, pemerintah optimis ekonomi untuk keseluruhan tahun 2025 akan mencapai target 5,2 persen.

“Ke depan, pemerintah terus mendorong agar mesin pertumbuhan ekonomi berjalan lebih cepat. Kebijakan fiskal, sektor keuangan, dan iklim investasi yang sehat akan terus disinergikan untuk menciptakan pertumbuhan tinggi. Tidak hanya tinggi, namun juga stabil dan dapat menciptakan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan,” kata Menkeu.

Dukung Lansia Berdaya dan Pelayanan Inklusif, Kementerian PANRB Kunjungi SL Melati

KAB. BANDUNG - Sebagai salah satu kelompok rentan, orang lanjut usia didukung untuk terus berdaya, tangguh, serta mendapat pelayanan yang aksesibel.
Asisten Deputi Perluasan Aksesibilitas dan Pelayanan Inklusif Kementerian PANRB Yanuar Ahmad menyampaikan, hal ini sesui dengan amanat Undang-Undan No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik, yakni lansia memiliki hak yang sama untuk memperoleh pelayanan publik yang ramah, inklusif, dan mudah diakses.

"Jika berbicara terkait inklusif, berarti harus memastikan pelayanan publik aksesibel terhadap kelompok rentan, termasuk di dalamnya yaitu lansia," ujarnya dalam Kunjungan Kerja ke Sekolah Lansia di Bina Keluarga Lansia (BKL) Melati, Kabupaten Bandung, Selasa (4/11/2025). Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Indonesia sudah memasuki era penuaan penduduk sejak 2021, yang ditandai dengan adanya sekitar (10,8%) 29 juta jiwa yang ada di Indonesia termasuk kategori lansia (di atas 60 tahun).

Lebih lanjut Yanuar menyampaikan tujuan kunjungan Kementerian PANRB yakni mendengar masukan dari para siswa di Sekolah Lansia BKL Melati. "Nantinya kami akan menjadi penghubung dalam menyampaikan aspirasi para siswa di Sekolah Lansia BKL Melati," tutur Yanuar.

Apresiasi juga disampaikan Yanuar kepada penyelenggara Sekolah Lansia dan para kader Bina Keluarga Lansia (BKL) atas dedikasinya dalam memberdayakan para lansia. "Sekolah lansia bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga wadah untuk menumbuhkan semangat hidup sehat, aktif, dan bahagia di usia lanjut," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, melalui kegiatan ini, para lansia tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang kesehatan dan kebugaran, tetapi juga kesempatan untuk berinteraksi, berkarya, dan berbagi pengalaman hidup yang begitu berharga. Menurutnya, program ini merupakan bagian penting dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup lansia.

Kunjungan Sekolah Lansia juga turut dihadiri oleh Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta Perwakilan Direktorat Bina Penempatan Tenaga Kerja Khusus, Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas serta Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja Lembang Kementerian Ketenagakerjaan.

Dalam kesempatan itu Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dalduk PPA) Kabupaten Bandung Muhammad Hairun menjelaskan, program Sekolah Lansia di Bina Keluarga Lansia (SL-BKL) merupakan bagian penting dari upaya dan kita membangun keluarga yang tangguh berdaya di seluruh siklus kehidupan. "Melalui sekolah lansia, para orang tua dan lanjut usia tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga wadah untuk berinteraksi sosial, beraktivitas produktif, serta menjaga kesehatan fisik dan mental," ungkapnya.

Diharapkan, kegiatan peninjauan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi dan sinergi antar sektor antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah agar model pembelajaran Sekolah Lansia dapat diperluas dan diterapkan di lebih banyak wilayah di Kabupaten Bandung.

Sementara itu, Kepala Sekolah Lansia Melati Sumiati menjelaskan bahwa di sekolah ini para siswa diajarkan cara menghadapi masa tua. Seperti mengelola makanan karena lansia tidak bisa sembarangan makan, dan cara mengelola emosi. "Misalnya kalau tadinya seorang pejabat. Kan nanti post power syndrome, jadi diberikan pelajaran seperti itu," tuturnya.

Selanjutnya para lansia juga diberikan mata pelajaran olahraga yang diselenggarakan setiap Selasa baik senam lansia, maupun senam pikun atau senam untuk mencegah demensia.

Sumiati berpesan kepada para lansia untuk tetap semangat dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat atau mengikuti sekolah lansia. "Lansia itu memang pasti ya. Tapi tidak berarti lansia itu harus selalu langsung diam langsung diam di rumah itu akan menjadi tambah cepat pikun," ujarnya.

Selain itu dia juga mengajak para lansia untuk terus memberi manfaat baik kepada keluarga maupun lingkungan sekitar. "Ayo para lansia jangan takut untuk bergerak. Jangan takut untuk terus bersosialisasi karena itu akan membuat perasaan kita lebih muda lagi. Alhamdulillah, mungkin dalam sisa usia kami yang cuma tinggal sedikit lagi mudah-mudahan masih tetap bermanfaat," pungkasnya.

Selasa, 04 November 2025

Presiden Prabowo Subianto Resmikan Stasiun Tanah Abang Baru

akarta – Presiden RI Prabowo Subianto bersama dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, Selasa (4/11). Peresmian ini merupakan wujud modernisasi transportasi yang menjadi arahan Presiden dalam kerangka Asta Cita untuk menghadirkan layanan publik yang nyaman dan modern.


"Hari ini kita meresmikan wajah baru Stasiun Tanah Abang Baru. Sistem transportasi massal, khususnya kereta api adalah bagian dari kehidupan masyarakat modern yang sangat strategis dan sangat vital. Oleh karena itu, penting untuk terus kita kembangkan," ujar Presiden Prabowo.

Sepanjang tahun 2024, seluruh rangkaian kereta api di Indonesia telah mengangkut total 486 juta penumpang. Sementara, Stasiun Tanah Abang berkontribusi sekitar 22% dari total penumpang KRL Jabodetabek. Secara kumulatif, pada periode Januari hingga Oktober 2025 tercatat sebanyak 63 juta penumpang yang diangkut di Stasiun Tanah Abang.

Menhub Dudy mengatakan pembangunan Stasiun Tanah Abang Baru dilakukan untuk mendukung konsep kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development / TOD) dan mengantisipaai lonjakan penumpang. Pasalnya, Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu stasiun tersibuk di jaringan KRL Jabodetabek, yang menjadi titik transit penting bagi berbagai rute perjalanan harian masyarakat.

"Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu stasiun dengan intensitas tertinggi di Jabodetabek. Stasiun ini menjadi pusat mobilitas masyarakat, sehingga perlu dikembangkan dengan konsep kawasan berorientasi transit. Pembangunan ini menjadi bukti nyata bagaimana transportasi publik di Indonesia terus kita dorong untuk lebih terintegrasi, inklusif, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat,” kata Menhub Dudy.

Pembangunan stasiun baru ini meningkatkan kapasitas stasiun sebanyak 62,89%. Sebelumnya, Stasiun Tanah Abang mampu menampung total penumpang per hari sebanyak 141.000 orang. Setelah dibangun, stasiun ini mampu menampung total 380.000 penumpang per hari.

*Wajah Baru Stasiun Tanah Abang Baru*

Bangunan baru Stasiun Tanah Abang Baru memiliki luas 19.000 m² dan dibangun di atas lahan seluas 31.174 m². Stasiun ini memiliki 4 peron dan 6 jalur yang mampu melayani 1 rangkaian kereta dengan 12 gerbong. Pembangunan stasiun baru ini menggunakan anggaran sebesar Rp380 miliar.

Sejak Juni 2025, Stasiun Tanah Abang Baru telah mulai beroperasi secara bertahap. Terdapat 5 rute yang dilayani, yakni Kampung Bandan, Rangkasbitung, Duri-Tanggerang, Manggarai-Bogor, dan Cikarang. Penggunaan stasiun baru ini meningkatkan efisiensi serta daya tampung layanan KRL.

Menhub menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan Stasiun Tanah Abang merupakan hasil kolaborasi erat antara berbagai pihak, antara lain Kementerian Perhubungan, PT KAI Indonesia, dan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta. Pembangunan ini juga akan terus dilanjutkan.

Pada tahun 2027, rencananya akan dilakukan pembangunan lanjutan berupa penambahan lift, pelebaran peron 3 dan 4 untuk memudahkan penumpang disabilitas, serta peningkatan headway lintas Tanah Abang–Serpong–Rangkasbitung dari sebelumnya 10 menit menjadi 4–6 menit.

Fasilitas dan pelayanan di Stasiun Tanah Abang Baru juga dikembangkan untuk lebih ramah disabilitas. Terdapat kemudahan akses yang menjadi upaya pemerintah menghadirkan transportasi umum yang inklusif.

"Pembangunan dan modernisasi stasiun ini kami harapkan dapat mendorong kegiatan ekonomi di sekitar kawasan, menciptakan ruang publik yang lebih tertata, dan membuka peluang bagi pelaku UMKM. Ini adalah perwujudan transformasi kereta api dalam melayani publik," tutur Menhub Dudy.

Turut hadir dalam peresmian ini Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo, dan Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin. 

Senin, 03 November 2025

Produksi Beras 2025 Melonjak Tinggi 34,77 Juta Ton!

Jakarta – Produksi beras nasional tahun 2025 menunjukkan lonjakan signifikan dan menandai langkah besar Indonesia menuju swasembada pangan. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Januari–Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, meningkat 4,14 juta ton atau naik 13,54 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.

 
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji ismartini, menyebut peningkatan ini menjadi tonggak penting bagi kedaulatan pangan nasional.
 
“Potensi produksi beras Januari-Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton atau meningkat sebesar 13,54 persen. Peningkatan potensi produksi ini utamanya disumbang oleh peningkatan produksi pada Subround I (Januari-April) 2025 yang meningkat sebesar 26,54 persen dibanding subround I 2024,” kata Pudji dalam Rilis BPS  pada Senin (3/11/2025).
 
Proyeksi ini didapatkan dari potensi luas panen padi Januari-Desember 2025 yang mencapai 11,35 juta hektare, atau meningkat sebesar 12,98 persen dibandingkan Januari-Desember 2024. Produksi padi Januari-Desember 2025 diperkirakan mencapai 60,34 juta ton gabah kering giling (GKG) atau meningkat sebesar 13,55 persen dibandingkan Januari-Desember 2025.
 
Proyeksi produksi tersebut tercatat melampaui prediksi lembaga internasional. Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) sebelumnya memperkirakan produksi beras Indonesia sebesar 34,6 juta ton. Dengan terjadinya lompatan produksi dibanding tahun sebelumnya.dimana proyeksi BPS sebesar 34,77 juta ton dan hampir sesuai dengan angka proyeksi global, hal ini menunjukkan bagaimana kebijakan pertanian nasional kini berjalan efektif dan terimplememtasi dengan baik di lapangan.
 
Perkiraan produksi tahun 2025 juga tercatan melampaui capaian tertinggi sebelumnya pada 2022 yang mencapai 31,54 juta ton. Lonjakan ini mencerminkan hasil nyata dari program strategis Kementerian Pertanian (Kementan) dalam memperkuat sektor hulu-hilir, mulai dari kemudahan pupuk bersubsidi, perbaikan jaringan irigasi, pemberian bantuan sarana-prasarana, hingga peningkatan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah untuk menjaga gairah petani dalam bertani.
 
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa capaian produksi ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia berada di ambang pintu swasembada beras.
 
“Biasanya data BPS itu tingkat kepastiannya tinggi. Jadi, insya Allah tahun ini kita tidak ada impor beras. Semoga dalam satu bulan ke depan, jika tidak ada aral melintang, swasembada pangan menjadi kenyataan. Saya ucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak atas capaian ini,” ungkap Mentan Amran saat keterangan pers di BRMP Mekanisasi Pertanian (Mektan) Serpong, Tangerang.
 
Menurut Mentan Amran, pemerintah terus memperkuat berbagai program strategis seperti sawah baru, optimalisasi lahan, rehabilitasi jaringan irigasi, hingga penggunaan teknologi pertanian. Hal ini juga didorong dengan kebijakan yang berpihak kepada petani.
 
“Ada empat hal yang kita rintis selama pemerintahan Bapak Presiden Prabowo dan Gibran. Yang pertama adalah cetak sawah, itu sudah pasti jangka panjang. Kemudian oplah. Kemudian irigasi yang kita bangun. Itu meningkatkan produksi. Kemudian alat mesin pertanian,” pungkasnya.