Jumat, 29 Oktober 2021

Bukalapak Bersama Kemenkop UMKMRI Adakan Roadshow Klinik UMKM Bertajuk Berdayakan UMKM Lahirkan Pahlawan Digital

Jakarta, 29 Oktober 2021 - Melanjutkan upaya untuk membantu akselerasi digital UMKM di Indonesia, PT Bukalapak.com Tbk (Bukalapak) bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mencetuskan sebuah program dengan tajuk Roadshow Klinik UMKM - “Berdayakan UMKM Lahirkan Pahlawan Digital Baru”.

Didukung oleh mitra - mitra kolaborasi lain, diantaranya LPDB, Smesco, Kartu Prakerja, dan ICCN, yang bertujuan membantu pemulihan ekonomi nasional melalui UMKM, sekaligus menjembatani kesenjangan bisnis offline Indonesia dan ekonomi digital dengan mengatasi kesulitan dan tantangan para UMKM melalui pelatihan seputar akses bisnis, pembiayaan, serta akses ke pemasaran.

Potensi UMKM di Indonesia sangatlah masih besar, sesuai data yang disajikan oleh Kemenkop UKM yang menunjukkan 37% dari pelaku ekonomi digital Indonesia selama pandemi merupakan pengguna baru, dan sebanyak 56% berasal dari luar kota besar. Selain itu, Indonesia juga berhasil menghasilkan US$ 44 juta (setara Rp 640 triliun) dari kegiatan ekonomi digital, dengan potensi untuk tumbuh hingga US$ 124 juta (setara Rp 1.7 triliun) pada tahun 2025.

Untuk itu, program ini menjadi penting untuk menyasar para pelaku UMKM offline dari berbagai sektor, termasuk 3.6 juta warung tradisional,termasuk: 26.7 juta pedagang kaki lima, 33.4 petani, 12.6 pedagang di pasar tradisional, 2 juta nelayan, dan 40 penjual makanan dan minuman usaha kecil.

Mengawali rangkaian program Roadshow Klinik UMKM, telah digelar program pelatihan yang pertama dengan target para pelaku offline UMKM di kota Dumai, kepulauan Riau, yang secara resmi dibuka oleh Bapak Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM R.I. 

Dalam sambutannya beliau mengungkapkan, “UMKM berkontribusi sebesar 61% terhadap PDB nasional. Namun demikian, UMKM masih didominasi oleh usaha mikro. Usaha dalam skala kecil dan informal. Pandemi menghadirkan tantangan yang luar biasa besar bagi UMKM. Disrupsi akibat pandemi dan disrupsi digital gelombang kedua membuat transformasi digital bagi UMKM menjadi tidak terhindarkan,” ujar Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM RI pada pembukaan acara.

Hingga saat ini, setidaknya 15,9 juta UMKM telah terhubung ke dalam ekosistem digital. Angka ini meningkat hampir 100 persen dibanding sebelum pandemi. “Namun, tidak cukup hanya mengakselerasi hadirnya UMKM di platform digital. Perlu adanya pendekatan ekosistem dari hulu ke hilir dan pendampingan agar dapat mengoptimalkan sepenuhnya platform digital,” lanjut Teten.

Dalam kesempatan yang sama, Siti Azizah, Deputi Kewirausahaan Kemenkop UKM, menyampaikan harapannya kepada UMKM, “Kemenkop UKM secara langsung telah bekerja sama dengan platform-platform e-commerce. Kerjasama ini sangat strategis karena membuka akses pasar UMKM kepada ratusan pengguna setiap bulannya. Dari kombinasi perubahan perilaku konsumen akibat pandemi dan berbagai program yang telah pemerintah laksanakan, saat ini terlihat digitalisasi UMKM di Indonesia menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kami mengharapkan jumlah UMKM yang terhubung dengan digital akan terus meningkat,” ujarnya.

Meskipun terdapat perkembangan yang sangat menggembirakan dari UMKM di Indonesia, perjalanan untuk mencapai pertumbuhan digital dan target nasional sebesar 30 juta UMKM yang tergabung dalam ekosistem digital masih panjang. Saat ini masih banyak tantangan yang menghambat para pelaku UMKM, terutama yang berada di luar kota besar di Indonesia.

“Tantangan yang dihadapi oleh UMKM sangat kompleks dan beragam. Mulai dari tidak adanya infrastruktur yang mampu membuat usaha mereka lebih berkembang, kurangnya permodalan untuk memperbanyak variasi produk, tidak meratanya adopsi teknologi dan juga masih minimnya inklusi keuangan yang mempersulit mereka dalam melakukan transaksi,” ujar Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak.

Rachmat juga turut menyampaikan harapannya terhadap UMKM di Indonesia, “Semoga para peserta UMKM yang mengikuti kegiatan ini dapat memperoleh manfaat serta memaksimalkan potensi yang mereka miliki, sehingga kita bisa bersama-sama membangun perekonomian negara kita,” ujarnya.

Tentang Bukalapak

Kami adalah perusahaan teknologi yang berpusat di Indonesia yang didirikan pada tahun 2010 dengan fokus untuk membantu menciptakan kesetaraan perekonomian bagi seluruh masyarakat. Melalui platform perdagangan online maupun offline kami, kami ingin memberikan pilihan dan kesempatan untuk semua orang agar dapat hidup dengan lebih baik. Melayani lebih dari 6,6 juta pedagang, 8,7 juta rekan Mitra Bukalapak dan lebih dari 100 juta pengguna, kami juga menambah layanan kami dengan meluncurkan lini bisnis B2B e-procurement melalui Buka Pengadaan Indonesia (“BPI”) di tahun [2016] serta sebuah agen penjual efek reksa dana berbasis digital bernama Buka Investasi Bersama (“BIB”) yang diluncurkan di tahun 2020.

Pencapaian kami lainnya di antaranya Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya para pendiri kami, Achmad Zaky di 2016 dan Fajrin Rasyid di tahun 2019, berada di peringkat ke-14 dalam daftar Perusahaan dengan Tingkat Pertumbuhan Tinggi di Asia Pasifik oleh Financial Times di tahun 2020, Best Companies to Work For berturut-turut di tahun 2019 dan 2020 dari HR Asia, The Most Caring Company di tahun 2020 dari HR Asia, serta The Best Contact Center Indonesia berturut-turut di tahun 2018 dan 2019 oleh Indonesia Contact Center Association (ICCA).