Rabu, 18 November 2020

Unilever Tetapkan Tujuan Baru yang Besar dan Ambisius Mengenai Pangan Masa Depan atau Future Foods

Jakarta, 18 November 2020 - Unilever hari ini mengumumkan target penjualan baru dari bisnis alternatif daging dan susu nabati yang akan mencapai €1 miliar untuk lima hingga tujuh tahun ke depan. Pertumbuhan ini akan didorong melalui berbagai produk Unilever seperti The Vegetarian Butcher dan alternatif vegan dari merek-merek termasuk Hellmann's, Magnum, dan Wall's.

Target ini merupakan bagian dari ambisi Unilever terkait Future Foods atau Pangan Masa Depan yang diluncurkan hari ini dengan dua tujuan utama, yaitu: membantu masyarakat melakukan transisi menuju pola makan yang lebih sehat dan mengurangi dampak lingkungan dari rantai makanan.

Unilever sebagai produsen merek-merek ternama seperti Lipton, Ben & Jerry, Magnum, Bango, Royco, Buavita, SariWangi, dan Wall’s juga berkomitmen untuk:
o    Memangkas sisa limbah makanan hingga separuhnya pada tahun 2025, di sepanjang rantai operasional langsung Unilever dari pabrik hingga rak – lima tahun lebih cepat daripada komitmen awal (sebagai bagian dari target Champions 12.3 coalition).
o    Menggandakan jumlah produk yang memberikan nutrisi baik – didefinisikan sebagai produk yang mengandung jumlah sayuran, buah-buahan, protein, atau nutrien mikro seperti vitamin, zinc, zat besi, dan iodium yang berdampak besar - pada tahun 2025.
o    Terus berupaya mengurangi kandungan kalori, garam, dan gula di semua produk.
o    Setidaknya 85% dari portofolio makanan Unilever akan mendukung pola makan yang memberikan asupan maksimal 5gr garam per hari pada tahun 2021
o    Dalam hal es krim kemasan, 95% produk akan mengandung kurang dari 22gr gula total dan 250 Kkal per porsi pada tahun 2025

Hanneke, Presiden Divisi Foods & Refreshment Unilever, mengatakan "Sebagai salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia, kami memiliki peran yang besar dan penting dalam membantu melakukan transformasi pada sistem pangan global. Kami tidak bisa menentukan apa yang dikonsumsi oleh masyarakat, tetapi kami bisa mengupayakan agar makanan dengan alternatif nabati dan lebih sehat bisa diakses oleh semua orang. Ini merupakan target yang sangat berani dan luas, tapi ini adalah komitmen kami untuk bisa menjadi force for goods, atau untuk menjadi kekuatan pendorong kebaikan.

Sudah diakui secara luas bahwa sistem pangan global saat ini tidak adil dan tidak efisien. Satu miliar orang di seluruh dunia kelaparan,  sementara dua miliar lainnya mengalami obesitas atau kelebihan berat badan . Sepertiga dari semua makanan yang diproduksi terbuang begitu saja . Peternakan adalah kontributor terbesar kedua dari emisi gas rumah kaca (GRK) sesudah bahan bakar fosil, dan menjadi penyebab utama deforestasi, polusi air dan udara, serta punahnya keanekaragaman hayati .

Laporan EAT-Lancet 2019 menunjukkan bahwa pola makan yang kaya akan makanan nabati dan lebih sedikit makanan hewani akan memberikan lebih banyak manfaat bagi kesehatan dan lingkungan .
Jessica Fanzo, Bloomberg Distinguished Associate Professor bidang Kebijakan dan Etika Makanan & Pertanian Global di Universitas Johns Hopkins dan salah satu penyusun laporan EAT-Lancer mengatakan, "Pola makan harian masyarakat perlu berubah secara drastis selama tiga dekade ke depan untuk memastikan setiap orang mendapatkan makanan tanpa mengeksploitasi sumber daya planet ini.

Dengan meningkatkan produksi makanan dan melindungi lingkungan makanan, mentransformasi kebiasaan makan, serta mengurangi sampah makanan, kita dapat mulai menyelesaikan berbagai masalah. Komitmen Unilever adalah bagian tidak terpisahkan dalam membantu masyarakat melakukan perubahan pola makan dengan produk-produk makanan yang lebih sehat, berkelanjutan, mudah diakses, dan terjangkau bagi konsumen."

Liz Goodwin, Senior Fellow dan Director Food Loss and Waste di World Resources Institute menambahkan, "Makanan yang terbuang dan sampah makanan berdampak sangat besar bagi ekonomi global, lingkungan, dan masyarakat. Faktanya, makanan yang terbuang dan sampah makanan berkontribusi pada sekitar 8% dari emisi  gas rumah kaca, serta menyia-nyiakan lahan dan air yang digunakan dalam produksi makanan.

Kita perlu sebanyak mungkin perusahaan untuk memikul tanggung jawab, memprioritaskan masalah makanan yang terbuang dan sampah makanan, serta mengambil tindakan untuk menguranginya. Kami mengapresiasi Unilever yang telah memperlihatkan kepemimpinan dalam bidang ini. Mengingat ukuran dan jangkauan Unilever, komitmen mereka untuk memangkas sampah makanan hingga separuhnya di seluruh operasi global mereka akan mendorong pihak-pihak lain untuk turut mengambil tindakan."

Selama beberapa tahun terakhir, Unilever telah memperluas bisnisnya dengan menyediakan produk nabati sebaai alternatif pengganti daging dan susu. Setelah mengakuisisi The Vegetarian Butcher pada tahun 2018, Unilever telah mengembangkan produk daging nabati ini ke lebih dari 30 negara dan dipilih sebagai pemasok Whopper Nabati dan Nugget Nabati Burger King di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

Unilever Indonesia juga memiliki ambisi yang sama untuk membantu masyarakat melakukan transisi menuju pola makan yang lebih sehat dan mengurangi dampak lingkungan dari rantai makanan. Hernie Raharja selaku Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk. menerangkan, “Merupakan tanggung jawab kami sebagai salah satu perusahaan FMCG yang telah berada hampir 87 tahun di Indonesia untuk menyediakan produk-produk makanan yang baik bagi masyarakat, yang mendukung pola makan yang lebih sehat. Saat ini, 82% dari portofolio makanan, minuman, dan es krim kami telah memenuhi Standar Nutrisi Tertinggi yang secara internal kami terapkan – standar ini mengacu kepada standar World Heath Organization (WHO).”

“Kami secara konsisten melakukan inovasi dengan meluncurkan produk yang baik seperti Royco yang menggunakan garam beriodium, Royco Kaldu Jamur yang mendukung pangan nabati dengan inovasi memberikan rasa gurih tanpa penguat rasa, dan Buavita yang penuhi 100% Vitamin C harian. Kami juga secara konsistem mengurangi kadar gula, garam, dan lemak, misalnya Bango Light yang 30% lebih rendah gula dibandingkan Bango yang biasa. Es Krim Paddle Pop kami juga dibuat secara bertanggungjawab untuk anak-anak dimana setiap sajian es krim mengandung tidak lebih dari 110 kkal, 12 gr gula total dan 3 gr lemak jenuh.

Tidak hanya menghadirkan produk yang berkualitas, dan baik untuk dikonsumsi masyarakat, kami juga melakukan serangkaian program edukasi mengenai nutrisi dan pola makan sehat untuk mendukung kesehatan masyarakat Indonesia,” lanjut Hernie.

Salah satunya melalui program Royco Nutrimenu yang digagas sejak 2019, berupa rangkaian kegiatan edukasi mengenai permasalahan gizi di Indonesia dan pentingnya gizi seimbang sesuai prinsip Isi Piringku yang dianjurkan pemerintah. Kami memastikan bahwa resep pada Royco Nutrimenu sesuai dengan Standar Nutrisi Tertinggi kami dan prinsip Isi Piringku. Kami berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Institut Pertanian Bogor dalam meluncurkan program ini.

Hingga kini, program Royco Nutrimenu telah disebarluaskan di Lombok, Garut, Cianjur, Kalimantan, Jawa Tengah dan menjangkau lebih dari 20.000 rumah tangga dan 180.000 remaja di pondok pesantren untuk bergabung dalam Gerakan 21 hari Nutrimenu. Royco juga mengaktifkan edukasi Nutrimenu ini secara digital, dan telah berhasil menjangkau 2 juta keluarga.

Sedangkan untuk mendukung ketahanan pangan yang bekelanjutan, Bango telah meluncurkan kampanye Bango Pangan Lestari sebagai payung besar dari keseluruhan inisiatifnya dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan – baik yang selama ini telah dijalankan, seperti pemeliharaan kedelai hitam Malika, maupun inisiatif lainnya di masa depan. Program ini menggarisbawahi tiga pilar penting, yaitu: Pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan; Perlindungan kesejahteraan petani dan keluarganya; dan Penggalakkan regenerasi petani.

Pada tahun 2019, Unilever secara global berkomitmen untuk melakukan investasi senilai €85 juta untuk 'The Hive', pusat inovasi makanan di Universitas Wageningen, Belanda yang mendukung penelitian tentang bahan-bahan nabati dan alternatif daging, tanaman pangan yang efisien, kemasan makanan yang berkelanjutan, dan makanan bergizi.

Lebih lanjut, target dari Divisi Food & Refreshment kami sejalan dengan komitmen perusahaan secara global bahwa pada tahun 2023 akan mencapai rantai pasokan bebas deforestasi. Target ini juga mendukung komitmen investasi €1 miliar untuk Iklim & Alam baru; serta mendukung emisi nol bersih untuk semua produk pada tahun 2039. Secara global perushaan juhga berkomitmen untuk beralih menggunakan kemasan yang 100% bisa dipakai ulang, didaur ulang, atau dijadikan kompos pada tahun 2025.


CATATAN
Pasar daging nabati global tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) 15,8 persen , dan akan mencapai $35,4 miliar pada tahun 2027. Pada tahun 2019, Barclays memperkirakan bahwa pasar nabati dapat tumbuh hingga lebih dari 1.000% dalam sepuluh tahun ke depan, mencapai $140 miliar pada tahun 2029. Penelitian itu juga menemukan bahwa 92% dari makanan nabati di Inggris dikonsumsi oleh 22 juta orang "flexitarian" non-vegan di pasar tersebut.

Penelitian tahun 2020 oleh jaringan investor beretika FAIRR menyoroti bahwa dua dari lima raksasa makanan global kini memiliki tim khusus untuk mengembangkan dan menjual alternatif daging dan susu nabati. Unilever adalah salah satu dari hanya dua perusahaan yang disebut sebagai 'pelopor' dalam peringkat 25 peritel dan produsen makanan terbaik dunia oleh FAIRR tahun ini karena peralihannya ke sumber protein yang lebih berkelanjutan.

CONTOH PROYEK INOVASI
Pengumuman kemitraan Unilever dengan pakar mikroalga Algenuity baru-baru ini menandai langkah penting dalam membuat peralihan menuju pengembangan alternatif makanan yang berkelanjutan. Meskipun penuh dengan protein, antioksidan, vitamin, dan mineral, pilihan mikroalga tidak pernah benar-benar menjadi arus utama, terutama karena warnanya yang hijau tua, rasanya yang pahit, dan baunya.

Untuk mengatasi hal ini, Algenuity telah mengembangkan teknologi inovatif bernama Chlorella Colours® yang menghilangkan rasa yang tidak enak tanpa mengurangi kandungan nutrisi penting mikroalga. Sifatnya yang mengemulsi dan memperkaya mirip dengan bahan-bahan tradisional seperti telur, yang artinya mikroalga dapat digunakan dalam berbagai makanan termasuk mayones, sup, saus, alternatif daging, kue/roti, dan pasta. Hal ini tentunya juga menjadikan mikroalga sangat relevan bagi merek-merek Unilever seperti Hellmann's, Knorr, dan The Vegetarian Butcher.

MENGENAI THE VEGETARIAN BUTCHER

The Vegetarian Butcher didirikan oleh Jaap Korteweg, petani generasi kesembilan dan pencinta daging sejati yang berubah menjadi vegetarian. Dengan aneka ragam produk favorit bagi pencinta daging, The Vegetarian Butcher bertujuan untuk menjadi produsen daging terbesar di dunia dengan memproduksi protein nabati yang bersaing dengan daging hewan dalam hal rasa, tekstur, dan kandungan nutrisi.

The Vegetarian Butcher diakuisisi oleh Unilever pada tahun 2018, dan produk-produknya dijual di hampir 30 pasar. Pendiri perusahaan, Jaap Korteweg, dua kali menerima penghargaan Entrepreneur of the Year dan berada di posisi lima teratas dalam peringkat Sustainable 100 dari surat kabar Trouw di Belanda selama tiga tahun terakhir. Informasi selengkapnya bisa dilihat di www.TheVegetarianButcher.com.

TENTANG PT UNILEVER INDONESIA, TBK

PT Unilever Indonesia Tbk telah beroperasi sejak tahun 1933 dan telah menjadi perusahaan Fast Moving Consumer Goods terdepan di pasar Indonesia. Unilever Indonesia memiliki 43 brand yang terbagi dalam 2 segmen usaha; Home & Personal Care (“HPC”) dan Foods & Refreshment (“F&R”). Unilever Indonesia telah ‘go public’ pada tahun 1982 dan saham-sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Unilever berkomitmen tinggi untuk tetap melaju dan maju bersama Indonesia. Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2020, penjualan bersih Unilever Indonesia mencapai Rp32,4 triliun terdiri dari penjualan HPC dan F&R masing-masing sebesar Rp22,7 triliun dan Rp9,7 triliun.  Sedangkan laba bersih Perseroan mencapai Rp5,4 triliun.

Unilever memiliki sembilan pabrik yang berada di Cikarang dan Rungkut. Kesembilan pabrik tersebut telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Secara global, pada tahun 2010 Unilever meluncurkan Unilever Sustainable Living Plan, strategi untuk terus mengembangkan bisnisnya seraya mengurangi setengah dampak lingkungan yang ditimbulkan dan meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat. USLP memiliki tiga tujuan utama:
1.    Meningkatkan kesehatan 1 milyar orang pada 2020
2.    Mengurangi setengah dari dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi bisnisnya pada 2030
3.    Meningkatkan penghidupan jutaan orang pada 2020
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai capaian USLP silahkan kunjungi:  https://www.unilever.co.id/sustainable-living/ dan untuk informasi lainnya tentang Unilever Indonesia dan brand, silahkan kunjungi www.unilever.co.id dan aset sosial media kami, Twitter dan Instagram @UnileverIDN, Facebook Unilever ID dan Youtube Unilever Indonesia.