Rabu, 19 Oktober 2011

Masih adakah peluang untuk kebangkitan olahraga di Indonesia?

Jakarta – Goresan tinta emas mengisi perjalanan panjang olahraga di Indonesia. Namun, masa-masa itu tinggallah kenangan. Kini, prestasi olahraga mengalami kemunduran di hampir semua cabang. Apakah kita dapat merasakan lagi puncak-puncak kejayaan itu? Apa yang harus kita lakukan untuk kebangkitan olahraga di Indonesia?
 
Perjalanan panjang olahraga Indonesia di kancah internasional diisi dengan sederetan prestasi gemilang. Di cabang olahraga bulutangkis, kita pernah merasakan ‘manisnya’ kemenangan pada Olimpiade Barcelona 1992; ketika Susi Susanti dan Alan Budikusuma berhasil merebut medali emas untuk tunggal putra dan putri. Seakan tidak mau kalah dengan cabor bulutangkis, sepakbola Indonesia juga boleh berbangga diri. Dalam sejarahnya, sepakbola Indonesia pernah menorehkan tinta emas pada SEA Games 1987 dengan keluar sebagai juara 1 (satu); medali emas pun diraih untuk pertama kalinya.
 
Ian Situmorang (Pengamat Olahraga) mengatakan dalam diskusi olahraga Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI), Rabu, 19 Oktober 2011 di Jakarta: “ kita optimis masih ada peluang kebangkitan olahraga Indonesia, pembinaan olahraga ada di tangan KOI, Pemerintah hanya sebagai regulator dan  fasilitator”. “Khususnya menjelang Sea Games mendatang, semangat atlet harus terus ditingkatkan, dipelihara, walaupun kesiapan sarana dan prasarana masih terseok-seok, jangan sampai hal itu membuat semangat atlet kita jadi menurun”, kata Ian.
 
Lanjut Ian: “pemberitaan tentang persiapan sarana dan prasarana dan fasilitas lainnya di Sea Games mendatang, cukup mempengaruhi kesiapan mental para atlet, sebaiknya, mari kita sama-sama membangkitkan semangat atlet dan semangat kesatuan masyarakat Indonesia untuk mendukung semua atlet agar mencetak prestasi terbaiknya di Sea Games nanti”.
 
“Sangat diharapkan juga peranan pihak swasta seperti Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI), keperdulian YOI akan kehidupan mantan atlet, perlu kita  dukung untuk membantu meringankan beban pemerintah dalam membantu mantan atlet”, jelas Ian.
 
Seiring dengan prestasi-prestasi membanggakan yang tercetak, lahir juga atlet-atlet handalan yang cakap dan piawai. Dari cabang olahraga bulutangkis ada Rudi Hartono, Susi Susanti, Alan Budikusuma, Christian Hadinata, Tati Sumirah. Sedangkan dari cabang olahraga renang, ada Richard Sambera, Lukman Niode, Elfira Nasution. Cabor atletik pun tidak mau ketinggalan. Mereka pernah memiliki atlet kebanggan seperti Eduard Nabunome, Jauhari Johan. Mereka semua adalah atlet-atlet hebat yang pernah dimiliki Indonesia dan telah banyak ikut andil dalam mengharumkan nama bangsa di mata dunia.
 
Namun, pencapaian prestasi itu kini hanyalah tinggal kenangan yang menjadi cerita kebanggaan kepada generasi muda bangsa. Olahraga di Indonesia mengalami fluktuasi prestasi dalam berbagai perhelatan internasional. Contoh tidak konsistennya Indonesia dapat kita telaah pada perhelatan olahraga bergengsi, yaitu SEA Games.
 
Sementara itu dalam diskusi yang sama, Ina Febriana (Mantan Taekwondoin Nasional) mengatakan: “atlet harus tetap memperhatikan pendidikan formal, di sela-sela waktu luang, tetap harus mempersiapkan pelajaran sekolah / kuliah, agar pendidikannya tidak ketinggalan, dan ini kan jadi modal pada saat pensiun jadi atlet unutk mencari pekerjaan”.
 
“Dalam membantu mantan atlet, Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) diharapkan membantu dalam pembinaan usaha, pengelolaan keuangan, dan bantuan lainnya yang bersifat mendidik, yang bisa jadi bekal kehidupan mantan atlet untuk jangka panjang”, demikian Ina Febriana.
 
Terlepas dari ‘hiruk pikuk’ perhelatan SEA Games XXVI di Palembang dan Jakarta, Indonesia ini, banyak hal yang perlu dibenahi terlebih dahulu. Seperti misalnya pembinaan atlet –baik fisik maupun mental-, penyediaan sarana dan prasarana, re-generasi atlet muda berbakat, dan tidak ketinggalan juga kehidupan mantan atlet di masa pensiun.
 
Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) sebagai yayasan yang bergerak di bidang olahraga dan memfokuskan diri demi Indonesia Juara, mengerti betul akan aspek-aspek penting untuk kemajuan olahraga di Indonesia. Program YOI berpusat kepada mantan atlet yang kini sedang berprestasi maupun re-generasi, sarana dan prasarana yang memadai, dan bantuan kepada mantan atlet yang hidupnya memprihatinkan.
 
Kehidupan mantan atlet perlulah diperhatikan. Mereka adalah penyumbang momen Merah Putih berkibar di dunia internasional. Mereka juga teladan generasi muda atlet. Sebagai bangsa yang beradab, sudah selayaknya kita menghargai jasa mereka (mantan atlet berprestasi).
 
Kemunduran prestasi olahraga di Indonesia berdampak terhadap antusiasme masyarakat Indonesia. Jika prestasi olahraga kian merosot, semangat rakyat Indonesia pun seakan dipatahkan. Seorang atlet haruslah memiliki rasa memiliki (sense of belonging) akan Indonesia tercinta sehingga ketika mereka berjuang di medan pertempuran, tidak ada istilah lelah ataupun mustahil. Sehingga rasa itu pun dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Pada akhirnya, akan ada buah yang dipetik dan dengan olahraga, dapat memperkukuh kesatuan bangsa. Marilah kita bersama-sama mempraktekkannya di ajang SEA Games XXVI 2011 nanti demi terwujudnya Indonesia Juara.

Membantu Para Pahlawan Olahraga :  
http://www.untukindonesiajuara.com/?task=prima&com=frame

Tidak ada komentar:

Posting Komentar