Kamis, 06 Oktober 2011

IBM CIO Study 2011 : Posisi CIO di Kawasan Asia Tenggara Semakin Penting

Hasil Penelitian Memperlihatkan Bahwa Bisnis Analitik, Solusi Mobile, Komputasi Awan Akan Semakin Populer bagi Pelaku Bisnis di Kawasan Asia Tenggara
 
Jakarta, 6 Oktober 2011 – Sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan IBM terhadap lebih dari 3.000 Chief Information Officer (CIO) di seluruh dunia, termasuk 168 CIO di kawasan Asia Tenggara, membuktikan bahwa peran mereka semakin penting di posisi level senior manajemen: 68% dari perusahaan yang diwawancarai mengatakan bahwa teknologi sangat penting bagi kesuksesan perusahaan dan 58% dari mereka mengintegrasikan bisnis dengan teknologi untuk berinovasi.

Para CIO juga memahami proses serta prioritas bisnis CEO mereka searah dengan agenda bisnis perusahaan. Tiga fokus utama mereka adalah mempererat hubungan dengan pelanggan, mengembangkan kecakapan SDMnya, dan meraih wawasan dan intelegensia dari data. Pada tiga fokus utama tersebut, CIO di kawasan Asia Tenggara lebih sejajar dan fokus pada wawasan bisnis(89%; Global 79%), fokus pada pelanggan (76%; Global 71%) dan fokus pada ketrampilan Sumber Daya Manusia (79%; Global 66%) dibanding rekan – rekan mereka di belahan dunia global. Temuan ini adalah salah satu dari puluhan wawasan, paradigma dan tren baru yang didapat dari para CIO di seluruh dunia.

IBM Global CIO Study 2011 merupakan analisa yang didapat melalui wawancara dengan CIO dari berbagai perusahaan di 71 negara dan 18 industri. Penelitian berjudul “The Essential CIO”, ini memperkuat peran strategis mereka sebagai pemimpin di bidang inovasi dan pertumbuhan bisnis. Laporan penelitian ini diterbitkan tepat pada perayaan eksistensi IBM ke-100 tahun, yang menandai peran perusahaan ini dalam mengedukasi pentingnya peranan CIO sejak tahun 1950-an dan 1960-an – yang merupakan titik awal era komputasi bisnis – dan memperkuat posisi dan eksistensi CIO selama puluhan tahun agar mendapatkan kursi di jajaran senior level eksekutif.

Agenda eksekutif dengan mandat yang jelas semakin memperkuat kedudukan CIO di seluruh dunia. Beberapa prioritas utama termasuk membantu perusahaan memanfaatkan teknologi seoptimal mungkin, dan meningkatkan kemampuan untuk meraih manfaat dari data yang terstruktur maupun tidak erstruktur. Para CIO ini sekarang ini juga memiliki posisi penting dalam pengambilan keputusan bisnis sebuah perusahaan.

"Teknologi merupakan salah satu keunggulan kompetitif bagi dunia usaha masa kini – hal ini menjadi faktor pendorong pentingnya peranan CIO di sebuah perusahaan,” tutur Charles Kamau Njendu, Senior Engagement Manager, Global Business Services, IBM Singapore. "Penelitian IBM Global CIO Study 2011 ini membuktikan bahwa inovasi bisnis serta Teknologi Informasi merupakan faktor penting yang sejalan dengan aspirasi bisnis pimpinan perusahaan”.

Penelitian IBM ini juga menunjukkan bahwa para CEO kini lebih menyadari berbagai manfaat bisnis yang dihasilkan oleh teknologi. CEO masa kini mengandalkan para CIO untuk merubah data menjadi informasi yang bermanfaat, merubah informasi menjadi inteligensia, dan merubah inteligensia menjadi keputusan bisnis yang lebih baik.

Penelitian IBM ini juga menemukan bahwa empat dari lima CIO global (ASEAN 86%; Global 83%) mengangap business intelligence and analytics sebagai prioritas utama perusahaan ketika mereka mencari cara untuk mengolah lautan data yang mereka miliki. Ketika mereka ditanya bagaimana mereka akan menterjemahkan data menjadi inteligensia, para CIO menyebut master data management (ASEAN 73%; Global 68%), customer analytics (ASEAN 72%; Global 66%), data warehousing (ASEAN 74%; Global 64%), dan visual information dashboards (ASEAN 69%; Global 64%) sebagai sarana utamanya.

Meskipun pada tahun 2009 sudah menjadi salah satu prioritas tama, komputasi awan mengalami lompatan besar. 60% (ASEAN 57%) CIO siap menerapkan komputasi awan dalam kurun waktu lima tahun mendatang sebagai sarana untuk mengembangkan perusahaan dan mewujudkan keunggulan kompetitif – hampir dua kali lipat dari angka yang diperoleh di penelitian dua tahun lalu. Terutama, para CIO di kawasan ASEAN menyebutkan portofolio aplikasi (ASEAN 20%; Global 23%) dan pemanfaatan layanan awan (ASEAN 23%; Global 12%)  sebagai kegiatan utama mereka untuk mengendalikan dan mengurangi biaya.

Para CIO juga semakin memusatkan perhatian mereka pada layanan komputasi mobile agar tidak tertinggal oleh perkembangan pasar yang pesat. Meningkatnya penggunaan perangkat aplikasi mobile dan fungsinya yang semakin canggih, mendukung produktifitas perusahaan dalam menangkap peluang-peluang pasar baru. Komputasi dan solusi mobile kini dipandang penting oleh tiga-per-empat CIO yang disurvei (ASEAN 68%; Global 74%).

Seiring dengan transformasi yang dialami CIO, jenis pekerjaan yang mereka tangani di perusahaan mereka juga berubah. Permasalahan yang mereka hadapi saat ini adalah penyederhanaan. Lebih dari 80% dari mereka mengatakan bahwa mereka berencana untuk menyederhanakan proses internal (ASEAN 86%; Global 84%). Dalam penelitian di tahun 2009, mendekatkan diri dengan pelanggan dianggan CIO sebagai wacana, kini merupakan prioritas utama.

“Para CIO masa kini tidak lagi dianggap sebagai ahli teknologi semata, tetapi juga sebagai sosok yang dapat melahirkan manfaat bisnis melalui proses dan infrastruktur TI,” tutur Dino Bramanto, Country Manager, Global Technology Services, IBM Indonesia. “Meskipun tetap berupaya untuk memangkas biaya, berhemat serta merangsang kreatifitas dan inovasi, masih banyak peluang dan manfaat yang dapat diraih dari komputasi awan, analitik bisnis dan optimalisasi teknologi untuk membantu perusahaan memasukkan teknologi ke dalam produk, layanan dan proses bisnis.”

Penelitian ini juga mengidentifikasi empat “Mandat CIO” berdasarkan pandangan setiap perusahaan tentang peran TI: Memanfaatkan, Memperluas, Mentransformasikan dan Mempelopori (Leverage, Expand, Transform and Pioneer). Berbagai mandat ini secara jelas mengidentifikasi bidang-bidang dimana TI harus unggul untuk mendukung dan memungkinkan perusahaan, serta menentukan kompetensi TI yang harus didapatkan dan dikembangkan.

“Perusahaan-perusahaan beperforma tinggi menjadi berbeda karena mereka didukung oleh tim di bawah CIO yang fokus mensejajarkan prioritas bisnis dengan TI-nya," tutur Njendu. “Mereka lakukan hal ini dengan secara jelas mengartikulasikan dan mengkomunikasikan misi, atau “Mandat”, tim CIO dan menggunakannya sebagai mekanisme prioritas dalam investasi TI.”

Beberapa tren utama tentang “Mandat CIO” adalah:
  • ·        Di ASEAN, mandat “Expand” adalah mandat yang dominan di 10 dari 18 industri, dan CIO “Expand” di ASEAN lebih terfokus dari pada  rekan global mereka dalam hal manfaat integrasi global
  • ·        CIO “Expand” yang beperforma tinggi 45% (ASEAN 24%) memandang pentingya komunikasi dan kolaborasi internal, Sebanyak (ASEAN 33%; Global 110% lebih tinggi) memandang integrasi bisnis dan teknologi inovasi penting.
  • ·        Di ASEAN, mandat “Leverage” hanya sesuai untuk segmen Pemerintah (15%), Otomotif (25%) dan Produk Konsumer (11%), sementara di tingkat global nilainya sama untuk semua industri.
  • ·        63% CIO “Leverage” yang beperforma tinggi fokus pada pelanggan internal, dan 45% lebih berfokus pada pembentukan tim bertalenta  terbaik dan strategi TI yang tepat.
  • ·        Mandat “Transform” umum dijumpai di industri Layanan Keuangan ASEAN yang mengunakan “Simplify, simplify, simplify” sebagai mantranya.
  • ·        CIO “Transform” yang beperforma tinggi, dapat mengambil keputusan real-time (33% lebih baik) dan mewujudkan penyederhanaan untuk mitra eksternal (23% lebih baik).
  • ·        Kerangka kerja penelolaan resiko adalah salah satu prioritas terpenting dan visual dashboard merupakan bagian dari rencana perusahaan-perusahaan mandat “Transform” yang beperforma tinggi
  • ·        Mandat “Pioneer” mendominasi CIO ASEAN yang diwawancara dan meliputi industri Pasar Uang, Telekomunikasi dan Kesehatan
  • ·        CIO “Pioneer” yang beperforma tinggi fokus pada penciptaan sumber pendapatan baru (ASEAN 7%; Global 94%) dan perubahan hubungan kerja dengan mitra bisnis (ASEAN 33%; Global 30% lebih)
  • ·        CIO di mandat “Pioneer’ yang beperforma tinggi menggunakan teknik-teknik analitik utama untuk menilai dan meningkatkan performa bisnis.

The Essential CIO – Midmarket CIO Study 2011
"The Essential CIO - Midmarket CIO Study 2011," penelitian IBM terbesar terhadap CIO, dan mencerminkan peran CIO perusahaan menengah yang semakin penting. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa 83% CIO dari pasar menengah yang disurvei menyebut analitik, kemampuan untuk mendapatkan wawasan nyata dari "big data" sebagai prioritas investasi mereka yang utama.  50% perusahaan menengah berencana menanamkan investasi di bidang komputasi awan, dibandingkan tahun 2009.

Perusahan-perusahaan kecil dan menengah mendominasi hampir 65% dari produk domestik bruto global, 90% dari jumlah perusahaan yang ada, dan mempekerjakan lebih 90 % tenaga kerja dunia. Penelitian IBM juga mempelajari apa saja yang menjadi tugas utama para CIO dan apa saja ciri CIO yang beperforma tinggi, seiring dengan upaya mereka memanfaatkan teknologi ke dalam produk, layanan dan proses untuk mentransformasikan perusahaan mereka, merangsang profitabilitas, dan memperluas ke bidang-bidang baru.

Berbagai trend utama dari CIO Study 2011:
  • ·        CIO pasar menengah berfokus untuk mendapatkan wawasan dan inteligensia yang lebih mendalam (77 %), kecakapan SDM (68 %) dan kedekatan dengan pelanggan (67 %) selama lima tahun mendatang.
  • ·        72% CIO perusahaan-perusahaan menengah berfokus pada pengintegrasian bisnis dan teknologi untuk merangsang inovasi.
  • ·        CIO perusahaan-perusahaan menengah memanfaatkan sarana dan metode berikut untuk merubah data menjadi informasi nyata: data warehousing (64%), visual dashboard (64%), master data management (63%), dan  client analytics (63%).

Tentang IBM 2011 CIO Study
CIO Study 2011 adalah bagian dari Rangkaian Penelitian C-Suite IBM. Diterbitkan oleh IBM Institute for Business Value, Rangkaian Penelitian C-Suite menyajikan penelitian mendalam untuk para Chief Executive Officer, Chief Finance Officer, Chief Human Resource Officer dan baru-baru ini, Chief Supply Chain Officer. CIO Study ini meliputi lebih dari 3.000 wawancara langsung, dilaksanakan selama empat bulan (Oktober 2010 sampai dengan Januari 2011). Selain umpan balik pribadi yang terperinci, IBM juga mengunakan ukuran keuangan, angka-angka statistik dan analisa tekstual untuk temuan-temuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar