NEWS, Jakarta. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan Deddy Saleh menyampaikan "Indonesia adalah penghasil 70% CPO( crude palm oil ) di dunia yang dapat menentukan harga ,hal ini terjadi karena Indonesia merupakan produsen CPO terbesar dan bisa disebut sebagai Price Maker. Pada th 2010 nilai ekspornya meningkat sebesar 32.6% dari tahun sebelumnya yaitu dari $11,4milyar menjadi $15,1milyar dan produksi pada th 2009 sebesar 23,2 juta ton serta diharapkan pada th 2020 menjadi 40 juta ton.
Dalam persaingan ekonomi global, negara-negara pengimport CPO juga menerapkan bea masuk yang tinggi untuk produk-produk turunan dari CPO, ini bertujuan untuk mendapat nilai tambah ekonominya sedangkan untuk CPOnya mereka tidak menerapkan bea masuk yang tinggi .
Penerapan bea keluar pada ekspor CPO adalah bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan industri hilir yang memiliki nilai tambah pada perekonomian nasional sehingga dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan dan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri".ujarnya disaat diskusi forum yang diselenggarakan oleh harian umum Investor Daily Indonesia pada hari Rabu (11/5) di Hotel Borobudur Jakarta.
Disisi lain para pengusaha perkebunan sawit mengharapkan adanya revisi untuk pengurangan bea keluar ini, sehingga dapat meningkatkan keuntungan untuk dipergunakan kembali didalam peningkatan produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar