Rabu, 27 Juli 2011

Pemecahan Masalah Ketahanan Pangan Dengan IPTEK

NEWS, Jakarta., Menurut FAO jumlah penduduk dunia yang menderita kelaparan pada tahun 2010 mencapai 925 juta orang. Situasi ini diperparah dengan semakin berkurangnya investasi di sektor pertanian yang sudah berlangsumg selama 20 tahun terakhir. Sementara sektor pertanian menyumbang 70% dari lapangan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung.

Indonesia adalah negara yang memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan global dan juga telah menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan FAO pada bulan Maret 2009 sebagai bentuk dukungan terhadap berbagai program peningkatan ketahanan pangan global dan pembangunan pertanian negara-negara berkembang lainnya, terutama dalam kerangka Kerjasama Selatan-Selatan(South-south Cooperation), kerjasama teknis negara-negara berkembang (KTNB/TCDC) dan percapaian goal dari MDGs. Penandatanganan LoI ini juga diharapkan akan semakin memperkuat peran Indonesia dalam membantu peningkatan pembangunan pertanian di negara-negara berkembang, terutama di negara-negara Asia Pasifik dan Afrika yang telah berjalan sejak tahun 1980
.
Seketaris Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat RI, Prof.Dr. Indroyono Susilo mengatakan " Ketahanan Pangan harus memiliki empat syarat yakni ; keterjangkauan, keamanan, aksesbilitas, ketersedian, dan pemecahan masalah ketahanan pangan dengan mempergunakan ilmu pengetahuan & teknologi " saat diskusi.

Diskusi ini diselenggarakan oleh Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK) bertema  " Ketahanan Pangan Untuk Mengatasi Kemiskinan " dimana pembicaranya ; Prof.Dr. Indroyono Susilo (Sek Menko Kesra RI) ,   Dr. Hermanto ( Kementrian Pertanian RI ),   Dr. Agus Hidayat ( LAPAN ),   Dr. Taswanda Tanyo (BATAN),  Dr. Marlina Ardyanti (LIPI). pada hari Rabu (27/7) di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar