Rabu, 30 Oktober 2013

Peran strategis CIO dalam menerapkan big data analytics

JAKARTA  (30 Oktober 2013)  – Saat ini, para CIO di Indonesia memiliki tantangan untuk menangani big data[1] di organisasi: perusahaan memiliki data yang sangat besar, tetapi data tersebut hanya menarik jika kita dapat memperoleh nilai analytics dari sana. SAS, pemimpin software dan layanan business analytics, menawarkan big data analytics untuk membantu organisasi memperoleh nilai nyata dan wawasan. 

Claus Mortensen, Director of Emerging Technology Research IDC Asia/Pacific mengatakan, “Ekspansi infrastruktur jaringan di Indonesia, baik kabel dan nirkabel, menciptakan kesempatan signifikan bagi pergerakan informasi antara pelanggan dan bisnis. Penggunaan Business Analytics dalam bisnis akan membuka pintu secara lebih mendalam dan lebih personal pada hubungan pelanggan. Semakin tinggi penggunaan media sosial dan perangkat mobile dengan cepat mengubah tatanan bisnis saat ini. Karena organisasi di Indonesia mengalami perubahan bisnis melalui digitalisasi informasi bisnis, maka mereka berada di posisi untuk memanfaatkan Business Analytics untuk memperoleh nilai signifikan dari data digital. Para CIO di Indonesia memiliki kesempatan untuk terlibat secara dini dalam proses memastikan tujuan bisnis bertemu, seraya melindungi aset informasi.

Erwin Sukiato, Country Manager SAS Indonesia mengatakan, “Dengan Big Data Analytics, organisasi dapat membuat keputusan dengan lebih baik dan cepat tidak hanya berdasarkan apa yang terjadi, tetapi juga apa yang akan terjadi. Mereka juga dapat memprediksi hasil yang sebaik mungkin dan tetap cepat meski di tengah perubahan yang sangat cepat. Sebagai contoh, peritel dapat mengoptimalisasikan harga dari ribuan barang, bank dengan jutaan nasabah dan rekening membangun hubungan nasabah dengan sangat kuat, meningkatkan manajemen risiko, atau lembaga pemerintah mengatasi fraud atau penggelapan.” 

Philip Carter, Associate Vice President IDC Asia/Pacific menyebutkan jika Era 'Big Data' telah tiba: gudang data multi-petabyte, interaksi social media, data yang masuk secara real-time, informasi geospasial dan sumber data baru lainnya menunjukkan tantangan dan sekaligus kesempatan signifikan yang dihadapi organisasi. Di masa mendatang, Chief Information Officer (CIO) mulai mengadopsi kelas baru teknologi yang diperlukan untuk memproses, menemukan dan menganalisa rangkaian data masif yang tidak dapat diatasi dengan menggunakan database dan arsitektur tradisional, akan menjadi jelas jika nilai sebenarnya akan diperoleh dari analytics high-end yang dapat dilakukan pada volume yang meningkat, kecepatan dan variasi data yang dihasilkan oleh organisasi.[2]


Big Data Analytics telah tiba
Menurut lebih dari 1000 CIO dan eksekutif Line of Business (LOB) yang diinterview sebagai bagian dari Asia/Pacific C-Suite Barometer pada Februari 2011, business analytics menjadi area teknologi nomor satu yang menjadikan organisasi mereka memperoleh keunggulan kompetitif di tahun-tahun mendatang. 

Mengingat analytics merupakan prioritas, SAS mengajak CIO di Indonesia untuk menyadari tentang perkembangan teknologi dan tren tentang area big data analytics. Sebelum mengimplementasikan analytics, para eksekutif TI harus memiliki strategi dalam arsitektur perusahaan. Dalam mempersiapkan arsitektur perusahaan untuk analytics, CIO memiliki peran strategis melalui pemahaman yang jelas tentang apa yang ingin diraih dalam mengimplementasikan analytics, iklim keberhasilan dalam mengimplementasikan analytics, kompetensi yang diperlukan dalam mengimplementasikan analytics dan saat ini perusahaan berada dimana terkait dengan ukuran data dan kompetensi analytics. 

Philip Carter menjelaskan, organisasi perlu melihat tentang bagaimana menciptakan proses ‘lingkungan high performance analytics’ dan juga penyimpanan in-memory berkaitan dengan volume, kecepatan dan jenis data. Selain itu juga kemampuan memproses beban kerja yang dilakukan bersamaan pada lingkungan infrastruktur yang sama seperti appliance.[3]

Erwin menambahkan, “Dengan mengkombinasikan luasnya teknologi untuk menunjukkan big analytics lintas perusahaan, baik besar maupun sedang, SAS membantu organisasi mengambil wawasan yang berguna dari big data dan memperoleh nilai bisnis nyata. SAS® High-Performance Analytics menawarkan solusi in-memory yang membantu perusahaan mengembangkan model analytics menggunakan data lengkap, tidak hanya perangkat, untuk menghasilkan wawasan dengan lebih akurat dan cepat. Kini perusahaan dapat menjalankan berbagai modeling dan menggunakan analytics yang rumit untuk memperoleh jawaban cepat untuk pertanyaan yang belum pernah terpikir ditanyakan. Produk yang spesifik high-performance SAS meliputi statistik, data mining, text mining, econometrics, forecasting dan optimisasi. SAS® Visual Analytics juga produk high-performance, solusi in-memory untuk mengeksplorasi data yang sangat besar dengan sangat cepat. Solusi ini memungkinkan perusahaan dapat mengetahui pola, mengidentifikasi peluang dari analisis mendalam dan menyedialan hasil pelaporan visual melalui laporan via Web, iPad® atau tablet Android.

Kemampuan SAS dalam menyederhanakan manajemen big data dan membantu bisnis memperoleh wawasan dari data mereka, tidak hanya berupa sampel. Perusahaan seperti Cosmos Bank, bank pemain dominan di pasar kartu pembayaran di Taiwan, menggunakan SAS Visual Analytics untuk menyelami big data untuk memperoleh customer intelligence dan menajemen risiko dalam hitungan menit. Hasilnya, anggota dewan dan manajeer risiko dapat membuat keputusan berdasarkan informasi di waktu yang tepat untuk membantu bank mempertahankan keunggulan dalam persaingan.

Tentang SAS
SAS merupakan pemimpin software dan layanan business analytics, dan vendor independen terbesar dalam pasar Business Intelligence. Melalui solusi inovatif, SAS membantu pelanggan di lebih dari 65.000 tempat untuk meningkatkan performa kinerja perusahaan dan membantu proses pembuatan keputusan menjadi lebih cepat dan tepat. Sejak 1976 SAS telah memberikan kepada pelanggan di seluruh dunia kemampuan THE POWER TO KNOW®.


[1] IDC mendefinisikan Big Data sebagai data sets dengan volume, jenis, kecepatan dan kompleksitasnya menjadi hal yang tidak mungkin ditangani oleh database dan arsitektur penyimpanan dan pengaturan yang saat ini dimiliki.
[2] IDC, Big Data Analytics: Future Architectures, Skills and Roadmaps for the CIO, Philip Carter, February 2011.
[3] IDC, Big Data Analytics: Future Architectures, Skills and Roadmaps for the CIO, Philip Carter, February 2011.