Kamis, 17 Maret 2016

Rusia dan Algeria Kembangkan Nuklir untuk Tujuan Damai


Alger, Maret 2016 – Rusia dan Algeria melakukan pembicaraan serius terkait pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Algeria. Diskusi berlangsung di Algeria beberapa waktu lalu dalam pertemuan antara Komite Algeria-Rusia mengenai kerjasama dalam bidang nuklir untuk tujuan damai. Pertemuan tersebut diketuai oleh Kepala Energi Atom Algeria (COMENA) Muhammed Dardura dan Direktur Departemen Bisnis Internasional Rosatom, BUMN nuklir asal Rusia, Nikolay Drozdov.

Pertemuan kedua negara tersebut mendiskusikan sejumlah cara untuk melanjutkan kerjasama di bidang nuklir yang memang sudah terjalin sebelumnya dan membahas bagaimana mewujudkan kerjasama tersebut ke tingkatan yang lebih konkret.

Algeria memang telah berencana kuat untuk menambah pasokan listriknya dari energi nuklir mulai tahun 2026. Saat ini, ALgeria tengah sibuk mempersiapkan seluruh rencana strategis termasuk infrastruktur dan tenaga manusia untuk mewujudkan proyek ini.

Pada bulan Oktober 2014, Kepala Rosatom, Sergey Kirienko menyatakan bahwa kerjasama kedua negara awalnya memang dijalin dalam bentuk konsultasi mengenai pembangunan nuklir di Algeria. Dia juga menyatakan bahwa Algeria telah siap sepenuhnya untuk melakukan diversifikasi energi alternatif ke energi nuklir.

September 2014, Rusia dan Algeria telah menandatangani perjanjian kerjasama dalam bidang energi atom untuk keperluan damai. Dalam perjanjian tersebut tekandung rencana pembangunan PLTN di Algeria.

Menteri Energi Algeria, Youcef Yousfi menyatakan, pembangunan PLTN pertama di Algeria akan dimulai sekitar 12 tahun dari sekarang.

***

Untuk referensi:
State Atomic Energy Corporation ROSATOM membawahi lebih dari 360 perusahaan nuklir dan institusi penelitian dan pengembangan, serta menjadi satu-satunya prusahaan yang memproduksi kapal pemecah es dengan menggunakan energi nuklir. ROSATOM juga menjadi pemimpin dalam teknologi nuklir di dunia. Perusahaan ini mengoperasikan 26,3 GW kapasitas energi nuklir, mengimplementasikan proyek konstruksi 38 reaktor nuklir, yang mana 29 diantaranya merupakan proyek di luar Rusia seperti India, China, Turki, Vietnam. Finlandia, Hongaria, dan masih banyak lagi.