Kamis, 20 November 2025

Hadiri Kuliah Umum UGM, Menko Airlangga: Perguruan Tinggi Harus Memaksimalkan Potensi Akademik untuk Ciptakan The New Engine of Growth

Yogyakarta, 19 November 2025,.Industri dan teknologi selalu berkembang dan bertumbuh, semisal evolusi teknologi dari yang sebelumnya menggunakan mesin uap, sekarang sudah masuk ke dalam era kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan Industri 4.0. Ke depan, AI dan teknologi digital akan menjadi penggerak utama, sehingga pertumbuhan ekonomi tinggi bukan hanya mimpi.

“Ke depan adalah digital base, semikonduktor dan AI. Sekarang sudah naik lagi ke quantum computing sehingga data center dan yang lain di sini menjadi penting, termasuk di Indonesia. Hilirisasi berikutnya adalah silika, semikonduktor, dan renewable energy serta energy storage system. Jadi bukan hanya itu, tapi access menjadi kunci, dan ini yang menjadi tantangan ke depan,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Kuliah Umum Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) yang mengangkat tema “Hilirisasi Dorong Percepatan Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, di Yogyakarta, Rabu (19/11).

Lebih lanjut, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto ingin mempercepat pengembangan sektor energi terbarukan ini, antara lain dengan adanya Koperasi Merah Putih. Keberadaan koperasi itu salah satunya untuk mendorong pengembangan energy storage system di banyak daerah pedesaan di seluruh Indonesia.

Hilirisasi memang merupakan fondasi penting untuk mewujudkan misi Asta Cita dan memperkuat nilai tambah ekonomi nasional. Dalam hal ini, Indonesia tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi juga harus mampu mengolahnya menjadi produk turunan yang bernilai lebih tinggi. Hilirisasi berbasis sumber daya alam (SDA) dan sektor maritim juga bertujuan untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga.

“Kita harus mereformulasikan kebijakan kita. Karena tidak bisa dilakukan dengan cara yang sama supaya menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berbeda, maka kita perlu konsolidasi dan reformasi secara struktural, memperbaiki regulasi, dan menyusun roadmap baru agar Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kita yang sekarang di angka 6% bisa turun ke 4%,” kata Menko Airlangga.

Pemerintah telah menyusun roadmap hilirisasi untuk 28 komoditas strategis sebagai fondasi transformasi ekonomi Indonesia hingga 2040. Potensi investasi mencapai USD618 miliar dan penyerapan tenaga kerja bisa mencapai lebih dari 3 juta orang. Komoditas tersebut mencakup tiga kelompok besar. Pertama, kelompok mineral dan batubara, dengan potensi terbesar yakni hampir USD500 miliar, dan meliputi nikel, tembaga, timah, emas-perak, hingga mineral strategis seperti mangan, kobal, dan logam tanah jarang. Kedua, migas, yang berkontribusi sekitar USD68 miliar. Ketiga, komoditas berbasis alam yaitu perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan, dengan potensi lebih dari USD51 miliar, termasuk kelapa sawit, rumput laut, biofuel, udang, dan produk kayu.

“Hilirisasi itu sudah masuk dalam RPJMN pada beberapa program, yaitu antara lain ekonomi digital, infrastruktur, industri kreatif, dan saintek. Hilirisasi itu menjadi andalan karena potensi kita untuk hilirisasi sangat luas. Misalnya dari hilirisasi minyak sawit bahwa kita punya potensi biodiesel, karena Pak Presiden ingin tahun depan didorong ke B50. Tapi, itu ada tantangan untuk meningkatkan produksi, dan kita akan dorong ke special sustainable agriculture,” ucap Menko Airlangga.

Kontribusi hilirisasi atas seluruh komoditas ini terhadap PDB hingga 2040 diperkirakan mencapai USD235,9 miliar dan nilai ekspor lebih dari USD857 miliar. Pada periode Januari-September 2025, nilai realisasi investasi hilirisasi mencapai Rp431,4 triliun, dengan kontribusi terbesar dari sektor mineral yaitu Rp291,6 triliun. Nilai investasi hilirisasi terbesar berasal dari luar pulau Jawa yaitu Sulawesi Tengah sebesar Rp84,2 triliun dan Maluku Utara senilai Rp48,2 triliun.

Selain itu, Indonesia tengah mempercepat pengembangan ekosistem semikonduktor dari hulu hingga hilir untuk memenuhi permintaan global dan domestik yang terus meningkat. Kemajuan dalam semikonduktor dan AI bukan tujuan akhir, namun memberikan efek multiplikatif yaitu sebagai alat untuk merevitalisasi dan meningkatkan produktivitas sektor-sektor ekonomi tradisional dan modern. Namun, di sisi lain, industri semikonduktor maupun AI sedang menghadapi kekurangan talenta terlatih yang diperlukan untuk manufaktur dan desain.

“Di sektor AI membutuhkan tenaga kerja yang banyak, karena harus melakukan kodifikasi atau pengumpulan data. Ini pekerjaan rumah bagi perguruan tinggi untuk mendorong AI di setiap sektor. AI merupakan the next big thing, yang pertumbuhannya tidak linier tapi eksponensial. Jadi, saya ingin untuk didorong SDM-nya, termasuk dari UGM. Saya ingin semua potensi akademik dimaksimalkan untuk menciptakan the new engine of growth,” tutup Menko Airlangga.

Turut hadir dalam kuliah umum kali ini yaitu di antaranya Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon, Plt. Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kemenko Perekonomian Dida Gardera, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM Danang Sri Hadmoko, Rektor UGM periode 2017-2022 Panut Mulyono, Chairman of Engineering Research and Innovation Center (ERIC) Tumiran, Vice President CNGR Indonesia Chen Hailei, serta para Dekan, Wakil Dekan, dosen, dan mahasiswa dari beberapa fakultas di UGM.