Jumat, 27 April 2012

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Menggunakan IBM Smarter Computing untuk Mempercanggih Pengalaman Mahasiswanya

Infrastruktur IBM berhasil meningkatkan performa TI dan menjadi dasar pengembangan sistem e-learning UIN Sunan Kalijaga

Jakarta, 26 April 2012: IBM hari ini mengumumkan bahwa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta telah mengadopsi pendekatan komputasi pintar IBM terhadap sistem TI untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan layanan yang sangat kolaboratif dan secara signifikan mempercanggih pengalaman mahasiswa secara keseluruhan.

Didirikan pada tahun 1951, UIN Sunan Kalijaga adalah salah satu universitas negeri yang terkemuka di Jawa Tengah dengan lebih dari 15.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan komunitas akademisnya yang terus meningkat, UIN meminta bantuan IBM Global Technology Services (GTS) untuk membangun sebuah infrastruktur komputasi yang lebih pintar. Tujuan teknisnya adalah untuk mengefisiensikan proses pembelajaran, meningkatkan nilai ekonomis dari sistem administrasinya, serta meningkatkan penggunaan sistem komputasi dan penyimpanan data secara keseluruhan.

“Kami telah mencoba berbagai cara untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi kami untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi melalui pendekatan-pendekatan ilmiah dan teknologi canggih,” tutur Agung Fatwanto, Kepala Pusat Komputer dan Sistem Informasi UIN Sunan Kalijaga. “Dengan proyek ini, kami ingin mengoptimalkan lingkungan TI kami, dan di saat yang sama, menyediakan layanan pembelajaran dan administratif yang bersifat kolaboratif dan terintegrasi di berbagi proses baik di lingkungan kampus maupun secara online.”

Sistem utama dari infrastruktur yang baru ini adalah sistem server IBM BladeCenter yang berperforma tinggi dan IBM Storwize V7000 Unified Storage System yang sangat efisien. Sistem-sistem ini akan dihubungkan dengan infrastruktur yang sudah dimiliki universitas ini melalui layanan pengintegrasian yang disediakan IBM GTS.

Dirancang dengan server blade yang bertenaga besar, efisien namun hemat ruang, sistem IBM BladeCenter menawarkan penghematan energi yang lebih tinggi dan memerlukan ruang lantai yang lebih kecil dibanding sistem-sistem server konvensional. Solusi-solusi penyimpanan IBM, seperti IBM Storwize V7000, membantu pelanggan mendapatkan lebih banyak manfaat dengan anggaran yang lebih kecil melalui otomasi, virtualisasi penyimpanan yang sebenarnya, dan penyimpanan berbasis awan, selain bisa secara efektif mengelola data yang terus bertambah.

Di samping itu, teknologi IBM System Storage Easy Tier yang dimiliki IBM Storwize V7000 dapat membantu mengoptimalkan efisiensi sistem dengan secara otomatis menempatkan data di tingkat penyimpanan yang paling strategis. Misalnya, data yang paling sering digunakan akan secara otomatis dan dinamis disimpan di tempat yang dapat diakses dengan cepat, sementara data yang jarang digunakan akan disimpan di sistem penyimpanan yang lebih hemat biaya. Semua ini dilakukan tanpa mengganggu aplikasi.

Layanan Jejaring, Situs dan Fasilitas yang ditawarkan IBM GTS difokuskan untuk mendesain, mengimplementasikan dan mengelola lingkungan aplikasi dan jaringan yang dioptimalkan untuk komunikasi bisnis yang terintegrasi – salah satu kebutuhan utama kampus besar seperti UIN Sunan Kalijaga.

Salah satu hasil utama dari infrastruktur TI yang baru ini adalah membangun media e-learning untuk mata kuliah ilmu alam (sains), ilmu rekayasa (teknik) dan ilmu pendidikan. Media ini diluncurkan pada tahun 2012. Teknologi-teknologi tersebut juga telah membantu perguruan tinggi ini secara efektif mengelola penggunaan di saat-saat puncak, seperti ketika masa penerimaan mahasiswa baru, pendaftaran kuliah (pengisian KRS), pengumuman hasil ujian, serta pendaftaran wisuda – dimana ratusan (dan terkadang ribuan) mahasiswa mengakses sistem secara bersamaan.

Infrastruktur TI yang baru ini juga meningkatkan kapasitas administratif UIN, sehingga para mahasiswa dapat memperoleh layanan administrasi secara online tanpa gangguan atau hambatan. Dengan layanan online yang lebih baik, manajemen UIN dapat mengatasi masalah penting lainnya yaitu keterbatasan sumberdaya manusia dan fisik (seperti tempat parkir dan ruangan) di areal kampus.

“Mulai dari New York, Jakarta hingga Beijing, pendidikan adalah mesin pertumbuhan ekonomi,” tutur Fetra Syahbana, Country Manager, Systems & Technology Group, IBM Indonesia. “Ketika kita berbicara tentang sistem transportasi, kota-kota pintar atau energi ramah lingkungan, kita harus memulainya dengan pendidikan. Pendekatan komputasi pintar IBM terhadap TI dapat membantu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mewujudkan tingkat penghematan dan kehandalan yang lebih tinggi, serta performa yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah. Kami sangat yakin bahwa proyek ini akan mendukung UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam upayanya mempercanggih pengalaman mahasiswanya dan populasi kampusnya secara keseluruhan.“
# # #


Tentang IBM
Silahkan kunjungi http://www.ibm.com.

Tentang UIN Yogyakarta
Silahkan kunjungi http://www.uin-suka.ac.id


Jumat, 20 April 2012

IBM Memperluas Inisiatif Bisnis Sosial

Memasuki ranah bisnis sosial, organisasi bisnis dapat meraih keunggulan kompetitif dan mewujudkan dampak transformatif

Jakarta, 20 April 2012 - IBM (NYSE: IBM) hari ini menegaskan komitmennya terhadap bisnis sosial sebagai suatu cara bagi organisasi-organisasi untuk meraih keunggulan kompetitif. IBM juga memperkenalkan berbagai program, layanan dan kemitraan baru untuk membantu perusahaan-perusahaan mengembangkan dan memperdalam kecakapan yang dibutuhkan untuk meraih peluang-peluang bisnis yang tercipta sebagai akibat dari meluasnya pengadopsian jejaring sosial oleh berbagai perusahaan.

IBM berinvestasi pada pelanggan-pelanggan dan mitra-mitra bisnisnya untuk mengembangkan kecakapan, dukungan teknis dan sumber daya industri yang memungkinkan mereka untuk secara efektif mengadopsi kemampuan-kemampuan jejaring sosial guna mentransformasikan operasional bisnis mereka. Hal ini termasuk penyelenggaraan berbagai lokakarya untuk meningkatkan kecakapan dan penawaran konseling dan membantu membangun sebuah budaya bisnis yang mendukung kolaborasi terbuka dan saling berbagi antara karyawan, pelanggan dan mitra bisnis.
 
Melalui kursus online interaktif, dukungan langsung dan bimbingan satu lawan satu dengan pakar Bisnis Sosial IBM, kami bekerja sama dengan berbagai organisasi di seluruh dunia untuk menerangkan manfaat penerapan teknologi jejaring sosial bagi organisasi mereka. Selain itu, kami juga membantu mereka menilai kendala yang meghalangi mereka untuk mengadopsi bisnis sosial secara lebih cepat.

“Sebagai pemimpin industri di bidang bisnis sosial dan pelopor bisnis sosial internal, dan serta pengalaman industri dalam pengembangan kebijakan dan panduan komputasi sosial, IBM dapat membantu berbagai organisasi bisnis untuk mengeksploitasikan transformasi menuju bisnis sosial, membangun hubungan yang lebih kuat antara karyawan, pelanggan dan mitra bisnis mereka, serta  membantu dunia bisnis dalam proses pengambilan keputusan yang lebih baik dan cepat,” tutur Nina K Wirahadikusumah, Country Manager, Software Group, IBM Indonesia.

Di Indonesia, IBM membantu Restauran Bumbu Desa dalam membangun bisnisnya. Para penikmat kuliner harus mengantri untuk makan di restoran ini, yang kini memiliki cabang-cabang di Singapura dan Malaysia. Berkembang dari hanya tiga cabang lima tahun lalu menjadi 38 cabang pada tahun 2010.  Dengan menggunakan IBM LotusLive Engage sebagai wadah untuk berkolaborasi, seperti konperensi Web, jejaring sosial dan pesan instan, karyawan waralaba ini kini dapat berbagi informasi tentang menu terbaru, prosedur penyambutan tamu, dan masalah-masalah lain yang dihadapi restoran ini dengan lebih cepat.

Setiap waralaba Bumbu Desa kini dapat mengirimkan laporan penjualan hariannya ke kantor pusat waralabanya melalui aplikasi file sharing di LotusLive Engage. Sebelumnya hal ini dilakukan melalui faksimili atau jasa pengiriman surat. Bumbu Desa juga menerapkan model ‘akun tamu’ yang dimiliki LotusLive.

Saat ini semakin banyak organisasi yang menganggap media sosial sebagai cara untuk memenangkan persaingan dan meraih keuntungan, saat ini dapat disebut sebagai era bisnis sosial. Bisnis sosial tidak sekedar memanfaatkan Facebook, Twitter atau LinkedIn. Bisnis sosial memiliki esensi yang lebih dalam bahwa manusia berbisnis dengan manusia lainnya (menekankan interaksi yang terjadi di antaranya). Untuk itu mereka mengoptimalkan cara manusia berinteraksi dan kemudian memanfaatkan interkasi tersebut untuk menciptakan manfaat bisnis dan meraih keunggulan kompetitif. Bisnis sosial juga memanfaatkan pergeseran dalam cara para karyawan, pelanggan dan mitra menjalin hubungan.
 
“Proses apapun yang mengandalkan manusia tidak akan berubah, melainkan akan dirubah secara mendasar. Dan alasannya sangat sederhana – bisnis sosial adalah faktor pembeda yang juga memberikan nilai tambah dalam persaingan,” jelas Nina K Wirahadikusumah.

“Manfaat akan tercipta ketika mentransformasikan proses bisnis inti dengan memanfaatkan inteligensia kolektif dan menjalin hubungan di seluruh jaringan bisnis anda,” Nina menambahkan.

Ketika kendala sudah dihilangkan dari jaringan bisnis anda, peran akan berubah dan perilaku juga berubah, perusahaan dapat menggali pengetahuan, kecakapan dan keahlian yang dimiliki orang-orang di dalam atau di luar organisasi guna menyempurnakan proses-proses bisnis secara akurat. Inilah yang disebut Inteligensia Kolektif (Collective Intelligence).

“Kemampuan untuk secara efektif mendapatkan dan menerapkan Collective Intelligence adalah kenyataan yang ada saat ini. Memanfaatkan Collective Intelligence penting untuk memunculkan ide-ide baru, memecahkan masalah-masalah lama, menguraikan dan mendistribusikan pekerjaan dengan cara-cara  yang baru dan inovatif, selain membuat keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi tentang masa depan,” tutur Nina.

Collective Intelligence dapat membantu organisasi-organisasi mencetuskan dan berbagi ide-ide baru, mengaugmentasikan kecakapan dan mendistribusikan beban kerja, serta meningkatkan efektifitas peramalan. Manfaat-manfaat ini dapat menghasilkan desain produk dan proses introduksi yang lebih baik, transformasi budaya dan komunikasi eksekutif, layanan pelanggan yang lebih baik, segmentasi pasar real-time, pemasaran berbasis advokasi, kontes penjualan global, serta perekrutan talenta dan pengembangan kecakapan yang lebih cepat.

“Mengintegrasikan proses bisnis dan ‘dunia kolaborasi’ untuk mewujudkan sebuah bisnis sosial membutuhkan teknologi dan kecakapan. IBM memiliki teknologi dan kecakapan yang tepat untuk membantu organisasi-organisasi mentransformasikan diri mereka. Perusahaan-perusahaan yang berpandangan ke depan akan meraih peluang dan tantangan yang ada dalam jaringan bisnis mereka untuk mewujudkan hasil-hasil transformasional,” jelas Nina.

Untuk informasi lainnya tentang inisiatif bisnis sosial IBM, kunjungi http://www.ibm.com/press/socialbusiness atau ikuti #IBMSocialBiz di Twitter.
Untuk informasi lainnya tentang Collective Intelligence, silahkan kunjungi http://www.ibm.com/gbs/collectiveintelligence